Chapter 55 - Sesi 2

Start from the beginning
                                    

Yang pertama kali Reya lakukan ketika pintu terbuka adalah dia langsung memejamkan mata, menarik nafas dalam dalam menghirup aroma wangi ruangan tersebut. Sungguh, memang kamar yang nyaman adalah surga dunia bagi Reya yang sebenarnya bisa di bilang introvert, tapi juga tidak introvert banget mengingat dia juga bisa melakukan apa yang biasa di lakukan para extrovert, hanya saja kalau Reya bisa memilih, dia akan memilih sendiri, karena itu lebih nyaman pakai banget menurutnya, belum lagi dia akan merasa sangat sangat lelah ketika pulang dari kegiatan yang terlalu menguras tenaga juga sosialisasinya, kalau banyak bertemu pasti Reya akan tepar nantinya.

Tarikan nafas dan menghembuskan nafas yang Reya lakukan tiba tiba terhenti,

Tunggu ...

Bukan hanya merasakan aroma wangi kamar yang memang tengah di nyalakan lilin aroma terapi itu, tapi Reya juga mencium adanya aroma lain dari dalam sana.

Hng ...

Ini ... Ini,

Aroma maskulin yang sejujurnya sangat memanjakan indra penciuman Reya. Namun bukan itu masalahnya, aroma itu seperti milik pria itu, Ronal.

Okay ..., Bisa saja aroma tubuh Ronal memang tersisa di ruangan, tapi jelas Reya tidak mungkin se mencium itu di sana, karena bisa di bilang wanginya terlalu kuat sampai aroma lilin saja sedikit tersingkir.

Jadi karena rasa penasaran yang menggebu gebu tersebut, Reya pun langsung memutuskan untuk menambil satu langkah ke depan, dan melongok kan kepalanya untuk melihat ke arah samping kanan _di mana ranjang Ronal berada_. Sebab kalau bagian depan sana memang tak menampakkan siapapun dan kosong mlompong. Makanya Reya langsung berfikir ke arah sana.

Dan tepat ketika dia menoleh pada ranjang samping pintu, benar saja Reya langsung di buat melongo bukan main, melihat kalau ternyata memang benar sosok pria itu, Ronal, tengah duduk di sana bersandar di kepala ranjang seperti sebelum sebelumnya.

Hey ... Bagaimana sih? Katanya pria itu hanya akan di kamar ketika jam tidur malam saja, tapi lihat saat ini, pria itu malah duduk santai di sana. Aishh ...

Padahal kan niat Reya bisa menikmati kamar sepenuhnya tanpa merasa canggung ataupun malu karena ada pria itu di sana. Belum lagi Reya ingin sekali berenang, karena pagi menjelang siang ini, atau memang bisa di bilang sudah siang itu cuaca tengah cocok cocoknya untuk di buat sesi berenang.

Dengan perasaan yang menggebu gebu, akhirnya Reya pun menekuk wajahnya dalam dalam karena kesal, lalu mengambil paper bag isi barang belanjaannya yang sebelumnya dia letakkan di lantai tersebut.

Dia pun melangkah kaki masuk ke dalam kamar seraya sedikit menyentak nyentakkan kakinya sendiri, tak lupa menutup pintu itu dengan pelan tentu saja, mana berani dia membuat keributan yang malah akan memancing kemarahan singa yang saat ini tengah tenang tenangnya menghadap laptop.

Reya terus melangkah menuju samping meja dan meletakkan barang barang bawaannya di atas meja saja, sejujurnya tadi Reya sadar kalau Ronal meliriknya dengan menggunakan mata tajamnya tersebut, tapi ya Reya tidak mau memperdulikannya dan dia malah fokus mengeluarkan beberapa barang barang yang dia beli tadi.

Tapi karena dia saat ini membutuhkan kamar mandi, makanya dia langsung ngacir ke sana yang mana masih tidak mau melihat Ronal yang asik dengan dunianya sendiri. Masih kesal sebenarnya pria itu berbohong padanya.

Mungkin butuh kurang lebih lima menit, Reya pun keluar lagi dan langsung mengambil satu paper bag warna coklat yang tadi dia bawa menuju ranjang, Reya berniat membaca novel terjemahan yang dia sengaja bawa untuk menamatkan nya, tapi niatnya sih kalau Reya akan membaca di atas ranjang sambil menikmati camilan.

Married? No Way!Where stories live. Discover now