31. Pengeroyokan

149K 19.1K 468
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

"Gue udah bawa dia ke sini."

Reno melirik ke arah Araya yang berdiri di sampingnya dengan wajah kesal. Nathan yang sedang sibuk memainkan benda berbentuk pipih pun menoleh.

"Sini," suruh Nathan menepuk tempat di sampingnya.

"Lo ngapain nyuruh si Reno jemput gue?" tanya Araya sambil duduk.

"Kenapa? Maunya langsung di jemput sama gue?"

"Maunya kagak usah jemput, gue mau balik ke rumah," ucap Araya ketus.

Araya baru tersadar bahwa sudut bibir dan sudut dahi laki-laki itu terluka.

"Bibir sama dahi lo kenapa? Berantem?"

Nathan spontan langsung memegang sudut bibirnya.

"Biasa, namanya juga jantan."

Araya memutar bola matanya malas. Dia sedang berada di warung yang pas waktu Nathan mengajaknya bolos. Dia mengedarkan matanya ke sekeliling.

"Jovan sama Galang pada kemana?"

"Lagi pada di jalan menuju ke sini."

Araya menoleh ke dalam warung. "Bu, bisa minta air dingin sama kain, gak?"

"Bisa Neng, tunggu sebentar," jawab ibu pemilik warung.

"Buat apaan?" tanya Nathan tidak mengerti.

"Lo diem, gak usah banyak bacot."

Ibu pemilik warung datang dengan membawa baskom kecil berisi air dingin dan juga kain.

"Makasih, Bu," ucap Araya.

"Iya Neng, kayak ke siapa aja."

Araya hanya tersenyum. Dia membenarkan posisi duduknya menjadi menghadap ke arah Nathan.

"Ngadep sini coba," perintah Araya kepada Nathan.

"Mau ngapain?"

"Banyak tanya lo."

Araya menangkup wajah Nathan untuk menghadap ke arahnya. Tangannya mulai bergerak membasahi kain dengan air dingin.

Nathan meringis saat kain tersebut mengenai sudut bibirnya yang terluka.

"Tahan bentar, Nath."

"Perih bego!"

"Salah siapa berantem?" saut Araya tidak mau kalah.

"Bukan gue yang mulai duluan."

"Berantem sama siapa lo? Preman pasar?!"

"Bukan, sama temen sekelas gue."

Nathan berdecak kesal. Menurutnya Araya terlalu berlebihan sampai harus mengompres lukanya.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ