Bab XL

39.5K 2.2K 24
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

...

lo yang pertama

...

Seperti kata Ayah, hari ini Qila menurut untuk tidak mengikuti upacara senin pagi. Dia duduk di bilik pojok UKS yang sepi. Nampaknya orang-orang sangat semangat hari ini, terlihat belum ada satupun yang tumbang, anggota PMR juga terlihat menganggur.

Qila merapihkan rambutnya yang diikat dua. Dia penasaran hadiah apa yang sudah Angkasa siapkan. Rupanya upacara berlangsung singkat, amanat pembina upacara yang biasanya panjang berubah pendek membuat banyak orang bersyukur akan hal itu.

Barisan dibubarkan beberapa menit kemudian. "Terik banget mataharinya." Untungnya ia memutuskan beristirahat, Qila yakin kalau tetap memaksakan diri mengikuti upacara tubuhnya tidak akan sanggup.

"Qila!" Kening Qila mengernyit ketika salah satu teman Angkasa yang waktu itu di kantin memanggil namanya. "Mau ke kelas?"

Reska ya kalau tidak salah namanya? "Iya," jawab Qila. "Kenapa?"

"Oh engga, gue cuma disuruh nganterin lo ke kelas sama Angkasa."

"Kok disuruh gitu?"

"Nanti tanyain aja ke anaknya langsung. Ayok gue anter."

"Gak perlu kok, aku bisa ke kelas sendiri." Qila sungkan pada Reska yang terlihat tak begitu masalah dengan tatapan orang-orang sekitar. "Emangnya Asa kemana?"

"Tuh," tunjuk Reska pada cowok yang tengah melompat jongkok di tengah lapangan. "Kesiangan bocahnya."

"Pftt." Qila menahan tawa melihat wajah Angkasa memerah karena dimarahi Pak Gono. "Gak kapok apa telat terus."

"Segitu masih mending, waktu SMP Angkasa malah lebih parah dari sekarang."

"Oh iya?" tanya Qila bersemangat. "Lucu."

"Baru kali ini gue ketemu orang yang bilang kalo Angkasa lucu." Reska menggeleng tak percaya, image Angkasa itu tidak sebaik kelihatannya. "Tapi ya berkat lo Angkasa berubah sih, gue sama yang lain seneng liat perubahannya."

"Angkasa yang dulu gak mungkin mau berurusan sama cewek," terang Reska. "Thanks ya udah dateng ke hidupnya dia."

Entah sebab apa tapi Qila merasa kedua pipinya memanas. Kenapa juga Reska harus berterima kasih padanya? Padahal selama ini yang selalu membantu adalah Angkasa, Qila tidak melakukan apapun.

"Kenapa Asa gak mau deket sama cewek?" tanya Qila penasaran.

"Gue gak ada hak buat jawab itu." Reska tersenyum. "Gue yakin cepet atau lambat dia bakalan cerita sama lo. Ya udah yuk gue anter ke kelas lo dulu, kata Angkasa gue harus pastiin lo masuk kelas tanpa lecet sedikitpun."

"Apa deh lebay." Qila terkekeh sambil menyembunyikan wajahnya ke samping. "Ada ada aja."

Sebelum pergi Qila sempat melihat ke lapangan tempat Angkasa dihukum. Sekarang cowok itu sudah berdiri dengan posisi tegap sambil memberi hormat pada bendera.

Paradise (Segera Terbit)Where stories live. Discover now