Bab XXXV

44.4K 2.5K 62
                                    

~o0o~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

~o0o~

Setelah kejadian kemarin, entah disadari atau tidak oleh penghuni rumah yang lain, Qila mencoba menjaga jarak dan intensitas pertemuan dengan mereka.

Sebisa mungkin Qila tidak keluar kamar jika bukan karena hal mendesak, berangkat sekolah pun sesekali ayah atau Daniel yang akan mengantar selebihnya Qila berangkat dengan supir yang sudah ayah siapkan.

Namun pagi ini, Qila hanya diam dan menurut saat ayah memintanya untuk mengantarkan Qila ke sekolah. Walaupun tidak banyak percakapan yang mereka bicarakan selama perjalanan, tapi-

"Saka udah cerita semua ke ayah."

"Oh ya?" balas Qila tidak minat, sudah ia duga, mana mungkin Saka mau menjaga rahasia itu.

"Ayah juga sudah memberi pelajaran kepada mereka."

Pelajaran?

"Siang ini beritanya pasti mencuat di media sosial dan televisi."

Lagi, kebingungan menyerang Qila, berita apa?

"Kalau masih ada yang berani menindas kamu, jangan ragu bilang ayah. Bukan masalah kecil bagi ayah membuat mereka kehilangan pekerjaannya," ujar Akbar dengan tatapan yang masih fokus pada kemudi mobil.

"Mengerti, Qila?" Seperti terkena hipnotis, Qila mengangguk tanpa membalas sepatah kata.

Pagi ini cuaca cukup cerah, matahari bersinar tidak terlalu terik, langit yang biasanya tertutup awan kini mulai menampakkan kebiruan yang cantik.

Sepanjang koridor yang Qila lalui, anak-anak banyak berkerumun menciptakan lingkarannya sendiri, membicarakan topik yang entah apa tapi Qila dapat merasakan lirikan datang menerpa wajahnya.

Lirikan yang berbeda dari terakhir kali ia dapatkan, tatapan mereka saat ini terlihat seperti .... orang yang ketakutan?

"Tuh gue bilang juga apa, dia bukan anak orang biasa, kan?"

"Mungkin aja ini karena orang tua Wenda? Gue denger orang tua Wenda cukup berpengaruh, makanya anak kelas 11 gak pada berani sama dia, kan?"

"Gue udah tanya sendiri, bukan Wenda, dia aja shock pas liat berita ini."

"Lagian lo gak liat? Yang berantem duluan kan si Qila-"

"Shhhtttt jangan kenceng-kenceng dia nengok kesini!"

"Lo gak denger rumornya? Inez pindah sekolah gara-gara bokapnya dia."

"Serius?"

"Ya lo pikir alasan Inez gak masuk sekolah apalagi kalau bukan pindah?"

Bel masuk menginterupsi pembicaraan siswa di koridor. Semuanya kontan diam saat Qila dengan terang-terangan menatap mereka, meminta penjelasan, namun nihil meski sudah bertatapan tak ada satupun dari mereka yang mau membuka mulutnya lagi.

Paradise (Segera Terbit)Where stories live. Discover now