Bab 38 : Our Memories Never Die

Mulai dari awal
                                    

"Masih ingat punya pacar?" Mencoba memasang wajah judes, tetapi sayangnya dipatahkan oleh ciuman penuh rindu Jonas yang dalam. "Jojo!" protes Joana begitu bibirnya di lepas. Dia mengelap bibirnya yang pasti lipstiknya sudah berantakan dan berpindah ke bibir Jonas.

"I miss you so bad." Jonas mendekat dan mencium kening Joana kali ini. "You look so gorgeous, " bisiknya dan mencuri cium lagi di pipi. Kelihatannya Jonas juga terpana akan penampilan Joana yang malam ini memanglah sangat menawan.

Gaun hitam selutnya itu sangat pas membungkus tubuh ramping Joana. Modelnya terkesan tertutup karena panjang tangannya hingga sikut, tetapi juga terlihat seksi dengan leher V yang memperlihatkan kulit putih mulusnya, dan sedikit ada belahan di satu sisi bagian paha depan. Semakin cantik dengan riasan wajah natural Joana dan rambut panjang yang dibuat bergelombang. Ditambah asesori anting bulat dan kalung berlian di leher, sertaclutch hitam yang sudah bertengger di bahu. Tak lupa heels strap warna sepadan yang menghiasi kaki. Joana sungguh mempersiapkan segalanya hingga terlihat sempurna.

"Aku jadi gak pengen kemana- mana. " Setelah Jonas melihat keseluruhan penampilan Joana malam ini.

"Don't you dare, Jonas. Aku udah cape dandan. Jangan sampai kamu hancurin semuanya, " ancam Joana setelah memoles kembali lipstik di bibirnya yang di ambil dari clutch yang ia bawa. Kali ini dia memilih warna nude saja.

Peduli setan. Jonas tak bisa melewatkan yang satu ini begitu saja, dan dia menarik Joana lagi ke dinding untuk dicumbu kembali.

"Quickie?"

***

"Sayang, kita sampai."

Akhirnya setelah entah berapa lama berkendara, mereka tiba di depan sebuah rumah, lebih tepatnya di depan sebuah gerbang kayu tinggi. Sayangnya, Joana tak dapat melihat, karena matanya kini ditutup kain hitam oleh Jonas.

"Aku udah boleh buka? "

"Belum, Sayang. Sabar. "

"Buruan, Jo."

Jonas tertawa. Dia tak langsung turun, justru memagut bibir Joana yang menganggur itu.

"Bawel, " ucap Jonas begitu selesai. "Aku bakalan bungkam kaya gini lagi kalau kamu banyak tanya."

Tangan Joana melayang hendak memukul Jonas. Sayangnya lelaki itu menghindar cepat dan turun dari mobil. Berputar ke arah pintu Joana, lalu memapah kekasihnya itu untuk turun.

"Awas yang aneh- aneh. Aku pulang! " ancam Joana saat dirinya sudah sepenuhnya di luar dan sekarang dipapah untuk berjalan.

"Hmm... Lihat aja nanti, kamu suka atau gak."

Pagar kayu besar tadi pun terbuka lebar begitu mereka akan masuk. Setelahnya tertutup kembali dan Jonas siap untuk membuka ikatan penutup hitam yang dipasangnya tadi.

"Are you ready?" Jonas memberi aba - aba untuk membuka.

"Yes, " jawab Joana tak sabar.

Setelahnya kain hitam itu pun terbuka sepenuhnya.

"Surpriseee.... "

Awalnya Joana masih tidak fokus karena matanya kelamaan ditutup, tetapi setelah penglihatannya jelas.... dia tak bisa berkata- kata.

"You like it?"

Joana hanya mengangguk. Matanya tak henti menatap kagum. Bahkan dia berputar untuk melihat semuanya. Tempat yang menurutnya seperti....

"Kaya lukisan aku TK dulu, Jo. Kok, bisa,sih? "

Ya, tempat itu memang seperti gambar pajangan yang Jonas lihat di rumah Joana. Dia terinspirasi untuk membuatnya, karena mamanya Joana memberi tahu jika Joana ingin suatu hari nanti punya rumah yang sederhana dan di kelilingi taman bunga. Lebih tepatnya seperti tempat tinggal para kurcaci di dongeng Snow White, tetapi yang ini tersembunyi oleh tembok tinggi dengan banyak sulur yang menutupi. Di mana- mana ada taman bunga. Bahkan akses dari gerbang menuju rumah kecil dengan desain unik di seberang itu harus melewati jalan setapak di antara padang bunga yang sedang bermekaran. Ada air mancur dengan patung cupid juga, serta hiasan lampu di mana - mana. Terutama di sekeliling rumah dan pohon di sekitarnya. Di bagian sampimg rumah bahkan ada kincir air yang membuat gemerisik air mengalir terdengar. Jonas benar- benar mewujudkan rumah impian Joana yang indah.

Love Aggression [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang