Hyunjin kamu mabuk?

Start from the beginning
                                    

Felix kecil tidak bisa bergerak. "Hyun sesak..."

Yang mabuk merespon, dengan cepat melepas. Namun, setelahnya malah menyuruh Felix berbalik menghadap dan digendong untuk berbaring diatas badan.

Felix diatas Hyunjin sekarang, tergugu dengan bingung. "Udah gak sesak..." Hyunjin ngelindur.

"Tapi bukan begini..." layaknya ulat keket yang tidak bisa diam, Felix melepaskan cekalan Hyunjin menjadi duduk diatas badang sang Hwang. Pemandangan langka, Hyunjin tertidur dengan baju terangkat se atas dada, bisep lemas karena rileks tubuhnya. Tapi, suatu hal tegang dibawah Felix keterbalikan dari semua. Bergerak sedikit, rasa tidak nyaman itu bangkit. Apalagi Hyunjin terbangun dari tidur dengan kepala pening.

"Ai?"

Tanda tanya tidak mengerti, Felix tak kalah frustasi.

"Setidaknya kalau mau melakukan itu kita harus menikah dulu..." Hyunjin berujar dengan kekeh yang samar samar. Mengembalikan Felix kesamping sebagai pelukan. Mata melihat dada yang bidang— Hyunjin kembali ke alam bawah sadar.

Kekonyolan itu berakhir. Felix sibuk mengatur nafas sedangkan Hyunjin meyelesaikan masalah tanpa berpikir. Sundulan kepala karena sebal tindakan Hyunjin pada dada dilakukan sebagai bentuk protes kecil. Hyunjin terbangun lagi, dengan jari jemari yang besar mengarahkan muka Felix, "kemari, lihat sini..."

"Tidur Ai, kamu mabuk... jadi begini..."

Kalimat tanpa deskripsi lebih lanjut, rungu Felix rasanya berdengung. Lobus frontal bagian depan juga berhenti bekerja sebentar linglung mengendalikan emosi dan gerakan.

"Hhhhh bukannya kamu?" Felix mengajukan tanya! Mata menatap sayu Hyunjin penuh kantuk.

"Shshshsh Ai ku... tidur..."

Diangkat sedikit dengan mudah, Felix bergerak mendekat. Bibir Hyunjin penuh rasa sisa bir, bibir Felix tidak kalah manis.

Itu ciuman pertamanya! Felix tersadar setelah melepas kecup yang hanya menempelkan bibir. Hyunjin menatap penuh tanda tanya? "Kenapa?"

Felix harus menjawab apa— yang butuh istirahat bukan dirinya. "Hyunjin kamu mabuk..."

"Belum..."

Kecup kedua, layaknya seperti gula-gula. Felix kembali naik di atas badan Hyunjin. Yang tua bersusah payah untuk duduk, menopang tubuh dengan satu tangan yang sakit habis kepentok pintu— satunya lagi menahan tengkuk Felix agar tidak menjauh.

Setelah stabil, lumatan kian dalam. Jelajah lidah Hyunjin ke gigi Felix bahkan yang punya warga Lee terkaget karena tukar menukar saliva di ciuman kedua. Felix langsung jatuh pada permainan. Poni disibak kebelakang saat selesai, dilepas guna mengangambil napas.

"Not bestfriend anymore, boyfriend please"

....

Felix terbangun, terkaget karena suara orang memuntahkan isi perut di kamar mandi bagian pojok ruangan. Terdengar begitu penuh sakit dan rintihan kecil. Hingga Hyunjin terhuyung keluar kamar mandi, tanpa kaus putih. Kearah bupet dekat televisi dan menegak kasar air putih.

Tatapan itu bersiborok, Hyunjin lemas karena sudah lelah. "Ai, wait..."

Sepertinya Hyunjin sadar, jadi Felix menunggu yang tua kembali dari kamar mandi dan menuntaskan hajat mengosongkan isi perut karena kembali muntah lagi.

Menunggu Hyunjin selesai, Felix berdiri di samping televisi. Meminum minuman pereda mabuk sampai Hyunjin menghampiri kembali meminta minum. Yang anehnya tidak diminum dari kaleng yang Felix pegang melainkan langsung dari mulut yang ingin Felix tenggak.

Dunia melambat, pikiran Felix diatas awan saat ketukan pintu yang terkunci rapat. Digedor perlahan "Felix, Hyunjin baik baik aja? Suaranya mengerikan— kalau sudah mandi dan selesai turun kebawah. Ajak makan— sup nya sudah matang..."

Tautan bibir terlepas, Felix ingin mejawab tapi katanya tertahan di kerongkongan. Bergerakpun tangan Hyunjin ada dipinggang. "Yaaa Hyung..." Hyunjin yang menjawab lantang. Selanjutnya langkah kaki terdengar menjauh, sang Hwang menaruh perhatian penuh. "God! Lucu banget pacar aku..."

Hyunjin berujar antusias. Membersihkan sisa saliva Felix yang meleleh disamping bibir. Mengecup sekali lagi dan mengambil handuk di atas kursi.

"Jadi, Ai mau ikut mandi?" Kepala itu mereng sedikit, mensejajarkan tinggi. Pikiran Felix masih ada di langit, belum sempat turun dan sudah diajakin mandi pagi.

"Hyunjin kamu mabuk?" Pertanyaan ketiga kali.

Felix merasa dirinya lebih dekat ke surga lagi, ketika Hyunjin mengangkatnya dengan ringan. Bak anak koala ditepuk tepuk pantatnya "okay, let's see"

ARENAWhere stories live. Discover now