Salah satu contohnya adalah sosok wanita yang baru saja diberitakan tadi, seorang kriminal kelas kakap selama ini selalu menjadi incaran Polisi namun bisa menutupi kebusukannya melalui kamuflase penampilan dan mendalami peran sebagai jalang andal pemuas para pria hidung belang di luaran sana. Mendekati hingga menggoda agar statusnya selalu aman tanpa ancaman, sebab eksistensi sang pemuas ranjang selalu bisa disembunyikan sangat baik oleh mereka yang jelas membutuhkan meski hanyalah sebuah simpanan.

Dan si pelaku ini seolah memberikan bukti nyata jika dirinya lebih mengetahui segala tindak kejahatan yang ada juga siapa saja dalang dari semuanya, lalu bekerja sama dengan malaikat maut sehingga dengan begitu mudahnya mengambil nyawa para kriminal tanpa harus repot membiarkan mereka menjalani masa hukuman atau bahkan hitungan pidana karena sebenarnya pun memang sangat pantas mendapatkan sebagai balasan setiap kasus dilakukannya.

Seperti semua ini memang sudah ia susun begitu baik untuk memancing dan memberitahu para Polisi bertindak lebih waspada, diam-diam sang pelaku juga pasti selalu mengintai pergerakan seluruh anggota pihak berwajib yang selama ini berjaga dengan lengah atau justru sengaja bersantai tidak mengikuti segala perintah.

"Dalam satu bulan ini, sudah ada 30 kasus serupa dengan kondisi mayat yang sama. Itu artinya, satu hari kita akan dihadapkan dengan satu kematian seorang kriminal berkedok tebal yang melibatkan sosok pelaku sama pula."

Helaan napas berat terdengar jelas, Ojiro Aran selaku pimpinan merasa gagal ketika kasus seperti ini saja sangat sulit untuk dipecahkan. Bahkan ia mulai frustasi, bukan hanya karena sang pelaku tidak bisa terlacak tetapi juga beberapa anggota Kepolisian diberbagai kota yang dikerahkan untuk menangani selalu dinyatakan hilang tanpa kabar dan sama sekali tidak bisa ditemukan; meski mayatnya sekali pun, jika benar mereka sudah dihabisi.

Sudah satu tahun berlalu sejak pembunuhan berantai ini mulai terjadi, seluruh pihak Kepolisian setiap kota akan bekerja sama demi mengamankan negara tercinta dari sang pelaku yang memang begitu cepat ketika berpindah tempat sesuka hati. Dari satu kota ke kota lainnya, bahkan pelaku itu seakan tidak takut pada sistem hukum atau mungkin ia memang salah satu anggota keluarga berpengaruh yang kebal hukum sehingga berani melakukan ini semua.

Entahlah. Sampai sekarang, tidak pernah ada yang tahu apa maksud dari segala aksi pembunuhan gila terjadi setiap hari secara mengerikan ini.

Namun, hari ini Aran sedikit diberikan perasaan lega meski tetap saja ia sesekali merutuki diri sendiri karena ternyata kini giliran dirinya yang kehilangan salah satu anak buah paling bisa diandalkan. Tetapi untungnya, setitik petunjuk melangkah maju benar-benar masih bisa menjadi penerangan bagi mereka semua untuk menangkap sang pelaku yang sejak lama sulit terbongkar identitasnya, sebab pesan terakhir disampaikan walau terdengar seperti teka-teki pasti mampu mereka pecahkan demi menguak siapa dalang utamanya.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Ketua? Kita tidak bisa diam saja, tetapi kita juga harus memiliki suatu rencana yang jelas untuk menjebak si pelaku gila ini!"

"Setuju! Pihak Kepolisian di kota lain sudah kehilangan banyak sekali rekan andal! Dan sekarang Atsumu--- cih! Bagaimana bisa si kuning itu hilang tanpa jejak di saat ia tidak pernah gagal dalam menangani kasus apa pun?!"

"Aku tahu. Aku mengerti. Setidaknya, sebelum Atsumu hilang, ia berhasil mengirim pesan singkat yang bisa membawa kita menemukan sedikit titik terang untuk segala permasalahan ini."

Aran membuka layar kunci gawai canggih miliknya untuk kembali membaca pesan singkat dari Miya Atsumu; mata-mata sekaligus penembak andal di Kepolisian Hyogo. Jemarinya menggulir dengan cepat ketika mencari ruang percakapan virtual diikuti helaan napas berat, sedangkan seluruh anak buah kini menatapnya penuh harap juga memasang indra pendengaran setajam mungkin agar bisa segera bertindak mengatasi kasus yang tak kunjung usai.

[1] NEPENTHE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang