"Oh ya, mama harus jemput Vira dulu. Kamu mamah tinggal dulu ya, nanti mama balik lagi kesini sama Vira." Bianca meninggalkan Araska di brangkarnya, ia bahkan belum menjawab ucapan mamanya.

"Ternyata anak perempuannya memang lebih penting dari Lo,ras. Padahal baru sadar, tapi langsung ditinggal cuma buat jemput tuh bocah." batin Raska

"Iya mah, hati-hati dijalan." ucap Raska lembut saat Bianca ad didekat pintu.

Bianca merasa sangat terkejut, karena biasanya Araska akan marah jika anggota keluarganya lebih mementingkan anak perempuan satu-satunya itu. Tapi sekarang Araska bahwa sudah memejamkan matanya kembali.

"Apa papa sudah lama disini?" tanya Bayu, anak kedua Arion yang baru saja sampai di kamar rawat adiknya.

Arion menutup laptopnya, ia memang sudah hampir 30 menit di kamar rawat Raska bersama asistennya Tyo. Karena sang anak sedang tertidur saat dia sampai, Arion akhirnya memilih melanjutkan pekerjaannya yang sempat di tunda.

"Sekitar 30 menit yang lalu, papa kira kamu tidak akan datang?" ucap Arion.

"Karena mama yang nyuruh aku kesini pah, kalau bukan permintaan mama aku juga malas pah." Bayu duduk dihadapan papanya.

"Berisik." ucap Raska dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.

Satu kata itu langsung mendapat atensi dari para manusia yang langsung menghentikan acara mengobrolnya.

"Cih, kamu baru sadar sudah berbicara kasar. Dasar tukang cari perhatian." Bayu berkata dengan sinisnya.

"Sorry, tadi keceplosan. Soalnya kalian berisik, padahal tadi lagi mimpi indah malah jadi kebangun."ucap Raska dalam satu tarikan nafas, setelahnya ia menarik nafas dalam-dalam agar paru-parunya kembali terisi dengan oksigen.

"Memangnya tuan muda tadi mimpi apa?" tanya Tyo yang berdiri dibelakang Arion.

"Mimpi mandi uang di bathtub, terus ada maid yang suapin buah-buahan." kata Raska sambil membayangkan mimpinya tadi.

Sedangkan Arion dan Bayu menatap aneh pada tingkah anaknya, apa overdosis obat penenang menjadikan sikapnya berbeda. Karena yang mereka tahu, Araska selalu berbicara dengan nada ketus dan dingin. Berbeda dengan saat ini, ia menceritakan mimpinya dengan nada bicara santai dan sedikit ada candaan dalam perkataannya.

"Pak Tyo punya makanan gak, Aras laper?" tanya Raska pada asisten papanya, sungguh perutnya ingin di isi karena setelah ia sadar tadi siang Bianca tidak memberinya makan karena Raska malah kembali tidur.

"Tuan muda ingin makan apa?" Tyo menunduk sopan, babunya Arion sangat patuh pada tuannya.

"Apa aja deh,pak. Soalnya laper banget." Raska memegang perutnya yang sedari tadi terus bergemuruh.

"Kalau begitu tolong tunggu sebentar, saya akan meminta pihak rumah sakit untuk membawakan makanan untuk tuan muda."

Raska melihat Tyo seperti menelpon seseorang, sementara papa dan kakak ke duanya sedang menatap heran kepadanya.

Tidak lama kemudian seorang perawat datang sambil membawa nampan berisi bubur dan segelas air putih.

Tyo menatap nampan tersebut, ia sangat tahu jika tuan mudanya itu sangat membenci makan lembek tersebut.

"Pak Tyo sini makannya."

Dengan ragu Tyo meletakkan nampan tersebut dihadapan anak tuannya itu, Raska langsung mengambil sendok dan mulai melahap bubu tersebut.

Setelah memasukkan sendok kelimanya, Raska meletakkan sendok tersebut. Ia menatap Tyo yang berdiri disampingnya.

"Pak Tyo bisa suapin Aras gak, tiba-tiba aja tangan Aras lemes padahal perutnya masih laper." ucap Raska membuat Tyo menatapnya tidak percaya.

Tyo menoleh kearah bosnya, setelah mendapatkan ijin ia langsung menyuapi Raska dengan telaten sampai bubur di mangkok tersebut habis.

"Alhamdulillah,." ucap Raska setelah meminum setengah air di dalam gelas.

Ia kembali membaringkan tubuhnya, perut yang terasa kenyang membuatnya tidak mampu untuk bergerak. Raska itu aslinya mager, tapi karena tuntutan kebutuhan hidup dia harus kerja keras. Nah sekarang ia terbangun di tubuh anak orang kaya, bolehlah dia menikmati hidupnya untuk menjadi kaum rebahan.

Tidak lama kemudian dengkuran halus keluar dari bibirnya kecilnya, membuat Tyo bisa bernafas lega. Tuan mudanya hari bersikap baik padanya, berbeda dengan biasanya yang selalu mengumpat bahkan memukulnya tanpa sebab apapun.

Sementara Arion semakin di buat heran dengan perubahan sikap sang anak, karena Raska baru saja bangun dan sekarang ia kembali tidur.

Apa efek obat penenang yang di konsumsinya membuat ia selalu mengantuk.



See you next chapter 🤗
Bye bye

_CIIENDA_

ARASKA (Give Me Your Life) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang