43. Dia Impostornya

127K 19.2K 1.4K
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

"Araya pengkhianat Ravloska? Kok tega ngelakuin itu ke mereka?"

"Gara-gara gak bisa dapetin Alaskar nyampe harus jadi pengkhianat, padahal dulu dia jadi queen mereka."

"Parah sih. Gue gak nyangka."

"Untung si Alaskar milih si Kiran, bukan cewek pengkhianat ini."

Araya membaca satu persatu komentar yang tertera dalam postingan lambe turah kemarin. Dia membacanya sembari tersenyum, menurutnya mereka yang berkomentar sangat lucu.

Tidak mengetahui fakta yang sebenarnya, tapi bersikap seolah-olah paling tau.

"Sudah sampai Non."

Suara Pak Sandi menyadarkan Araya, dan benar saja dirinya sudah sampai tepat di depan gerbang sekolah.

"Nanti saya jemput atau bagaimana Non?" tanya Pak Sandi.

"Nanti kalo minta jemput, saya hubungi Bapak."

"Baik, Non."

Araya langsung keluar dari dalam mobil. Dia merapikan rambutnya yang dibiarkan tergerai. Tangannya mengeluarkan sebuah kaca mata hitam dan memakainya.

"Let's play the game impostor."

Araya memasuki area sekolah dengan langkah penuh percaya diri. Dia mengangkat dagunya dengan gaya angkuh. Seketika semua pasang mata langsung melihat ke arahnya.

Dia berjalan sepanjang koridor tanpa menghiraukan orang-orang yang dilewatinya tengah membicarakan dirinya secara berbisik maupun terang-terangan.

"Dia emang layak disebut antagonis. Liat aja wajahnya sombong banget, mana pake kaca mata hitam segala. Dikira keren begitu?"

Araya menghentikan langkahnya saat mendengar siswa perempuan sedang membicarakan dirinya bersama temannya. Araya menoleh ke arah dua siswi tersebut, dia menyunggingkan senyum sinisnya.

"Iri itu saingin bukan ngejelekin," ucap Araya sambil berlalu pergi, membuat gadis yang tadi membicarakannya langsung terdiam.

Walaupun matanya menggunakan kaca mata hitam, tetapi dia bisa melihat dengan jelas di depannya ada Ravloska dan dua gadis yang selalu bersama mereka tengah berdiri di sisi koridor.

"Araya!"

Araya tidak menghentikan langkah kakinya saat mendengar teriakan dari Elita. Terdengar suara derap langkah kaki mengejarnya, tetapi Araya tidak menoleh sama sekali.

"Ray dengerin gue dulu," pinta Elita seraya menahan tangan Araya.

Araya berhenti, dia saling berhadapan dengan Elita. Araya melirik tangan Elita yang menahan tangannya.

"Lepasin tangan kotor lo dari tangan gue," ucap Araya.

Elita melepaskan tangannya. "Ray, bukan gue yang posting di akun itu!"

"Lo pemilik akunnya."

Semua orang yang ada di koridor terkejut saat mengetahui siapa orang dibalik akun lambe turah sekolah mereka.

"Iya! Gue emang pemilik akunnya, tapi sumpah demi apapun bukan gue yang membuat postingan tentang lo berkhianat, Ray!" ujar Elita.

Araya tersenyum sinis, ia membuka kaca mata hitamnya.

"Apa wajah gue keliatan percaya? Enggak bitch."

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang