11. My perfect day ends with you

Mulai dari awal
                                    

Membayangkan bahwa ini hanya sekadar foto, tapi sungguh di atas dua orang itu sedang asyik dengan kegiatannya dengan posisi masih berpangkuan kan. Apa mereka juga mandi bersama dan banyak melakukan hal intim lain saat di kamar mandi. Sial, V ingin meremas ponsel dan menghancurkannya saja karena dirundung rasa tak suka.

"Hahaha mas Kim," tawa Jungkook menggelegar memenuhi isi kamar. Ada satu wadah bulat berukuran cukup besar dengan satu sendok plastik untuk mengaplikasikannya. Itu masker wajah milik Jungkook yang sekarang ia bantu pakaian pada kulit wajah suaminya keseluruhan.

Dari mulai rahang hingga batas-batas dahi menutupi alis dan bawah mata. Hampir-hampir semua bagian area wajah itu tertutupi kecuali dua bola matanya saja.

Ekspresi Taehyung yang pasrah dan tak bisa menolak apapun membuat Jungkook terus tergelak, sudah seperti memiliki mainan hidup saja melihatnya.

"Mau diapain coba muka saya." Taehyung hati-hati. Masker yang masih basah dan menutupi philtrum bisa-bisa ia makan jika terlalu banyak bergerak. Dia melirik kaca penampilannya sekarang. Sudah bagus tadi foto yang Jungkook pamerkan sekarang dia malah seperti mainan.

"Nggak papa ini namanya mas aku rawat, mas katanya mau aku layani. Ya ini salah satunya bentuk pelayanan dari aku." Jungkook menekan. Dia mengubah posisi duduk pada dengan posisi yang lebih nyaman, mengeratkan cakupan tangan Taehyung pada pinggang sebagai penahan. Satu bandana bulu Jungkook pasangkan agar krim dari olesan masker itu tak mengenai rambut.

"Tidak akan ada sesuatu yang terjadi dengan muka saya kan, saya belum pernah memakai hal seperti itu sebelumnya. Bisa-bisa wajah saya terkena infeksi atau sejenisnya." Taehyung khawatir. Lusa dia harus kembali ke kantor dan akan disayangkan jika penampilannya tidak serapi dan sebagus biasanya.

Taehyung memang tidak memakai banyak perawatan kulit seperti Jungkook selain pembasuh muka satu dan menjaga pola makan ditambah olahraga karena dia juga merokok. Lalu sesekali ia biasa pergi ke dokter melakukan perawatan pada tangan-tangan yang memang ahlinya untuk permasalahan perawatan kulit. Jadi bukan jadi hal besar jika kulit Taehyung memang bagus dan bersih terawat meski tak banyak mengenakan rangkaian kebutuhan kulit yang sering dipakai Jungkook.

"Infeksi di mananya coba, mas kira luka. Justru usia mas sekarang itu harus dibiasain pake skincare, harus sering-sering malah biar mencegah kerutan biar mas lebih tampak awet muda." Jungkook memberi alasan. "Biarin aja nunggu kering nanti kita basuh sama-sama."

Jungkook membelakangi Taehyung dan mulai mengaplikasikan masker yang sama pada kulit wajahnya dengan hati-hati dan yang pasti seperlunya. Pada dua pipi dan dahi, tidak menyeluruh penuh seperti yang ia lakukan pada Taehyung hingga tak menyisakan bagian kulit yang tersisa.

"Kalau saya memakai yang seperti itu hasilnya bisa mengalahkan V tidak." Taehyung melempar tanya yang entah ia serius atau tidak.

Jungkook mengangkat bahu tak mau banyak merespon karena tak peduli. "Ya apa anak sendiri masa disaingin."

"Waktu dulu saat usia saya seperti V sekarang banyak yang menaruh suka pada saya," tutur Taehyung membuka cerita dan ini memang benar. Satu dua orang datang mendekat, tapi mungkin hanya satu perempuan dengan kesederhanaan dan cara ia menyikapinya membuat Taehyung tertarik. Satu dan masih belum bisa tergantikan bahkan ketika dua tangan mengeratkan pelukan mesra dan posesif. Seperti menekan bahwa si cantik yang duduk dipangkuan adalah miliknya.

"Hm, nggak nanya sih." Jungkook menaruh masker itu dan menutupnya kembali.

"Kamu tidak khawatir saya banyak disukai orang lagi, kalau ada yang memiliki niat merebut saya dari kamu bagaimana menurutmu."

"Ambil aja silakan," Jungkook berkata ringan.

"Saya tidak mengharapkan jawaban seperti itu. Kamu tidak merasa keberatan saya diambil orang."

"Begini mas, orang kalau ada niatan rebut pasangan orang baru bisa dibilang berhasil kalau targetnya juga mau. Kalau mas mau sama orang baru yang mau rebut mas dari aku ya silakan aja, ngapain juga harus dipertahanin kalau mas juga udah balik arah sama yang lain," jelas Jungkook santai dan panjang. "Aku juga nggak mau mertahanin orang yang berani main hati sama yang lain sedang dia nyimpen aku disisi. Aku nggak mau dilabeli nomor satu atau dua tapi aku mau jadi satu dan satu-satunya. Kalau pasanganku nggak bisa memenuhin itu aku bakalan milih buat ngelepas diri dan mundur."

"Saya senang bersama kamu."

"Yaudah makanya diem, jangan banyak macem-macem diluar." Jungkook memajukan bibir, agak kesal karena mengungkit topik orang lain di antara mereka berdua. Entah itu akan kejadjan atau nanti Jungkook tak suka membicarakan yang lain selain mereka.

"Saya ingin melihat kamu cemburu, bukan saya terus yang dibuat cemburu terus-terusan."

Jungkook tertawa tanpa suara, menyandarkan kepala pada bahu dan mengusak rambut suaminya yang sekarang mulai menggering dibelakang. Fokus mereka masih tetap pada cermin. "Mas cemburu sama siapa coba, aku banyakkan diem di rumah mas juga tahu sendiri aku jalan main sama siapa aja misalnya."

"Hmm." Taehyung berdehum.

Bosan mengobrol Jungkook meraih ponsel yang dalam keadaan diam karena takut terganggu dengan notifikasi yang berdatangan. Dan benar sajakan, banyak di antara teman-temannya yang memberi respon pada foto dua foto yang diunggahnya. Meski yang menjadi alasan kegaduhan itu tentu karena fotonya dengan suami.

"Lihat banyak yang ngasih komentar katanya mas Kim lucu hahaha. Minta diupload ulang yang wajah mas Kimnya kelihatan." Jungkook memperlihatkan direct message itu pada suaminya agar ia bisa ikut membaca.

"Tidak usah, disimpan untuk koleksi pribadi aja."

"Yang ini bilang kita juga lucu. Pikirnya kita nggak akan bakalan akur, ternyata aku betah juga sama mas Kim." Jungkook hanya membaca beberapa dan tak mau membalas. Ia letakan kembali ponsel itu ke atas meja membiarkan teman-temannya yang mungkin sekarang sedang membicarakan dirinya dengan Taehyung. Entahlah biarkan saja. "Emang yang namanya waktu itu ngaruh banget ya, aku udah nggak setakut dulu waktu sama mas sekarang. Awal-awal nikah kupikir mas masih nyeremin dan banyak ngintimidasi, sekarang udah lumayan snatai aja rasanya."

"Baguslah mas senang mendengarnya." Taehyung menerbitkan senyum. Dia ingin mencium pipi yang sekarang diolesi masker itu atau pun kulit leher Jungkook yang jenjang dan sehat. "Kamu berharap pernikahan ini sampai kapan sayang."

"Nggak tahu pasti, aku juga belum bisa tegas milih buat tetap tinggal atau minta pisah sewaktu-waktu kalau aku suntuk dengan kegiatan rumah tangga."

"Kasih saya waktu ya, saya mau berusaha membikin kamu nyaman dengan saya. Tapi jika sampai waktu itu saya tidak berhasil, kamu boleh pergi jika memang kamu mau." Taehyung mencoba ikhlas dan tentu saja mempersiapkan diri dari sekarnag jika waktu yang ia takutkan nyatanya malah menjadi kenyataan.

"Pelan-pelan aja ya mas, kita juga kan nggak tahu apa yang terjadi kedepan gimana. Baik buruknya karena kita juga udah dewasa apapun pilihan buat kita nanti itu memang yang terbaik untuk kita. Kalau memang pilihan untuk aku adalah tetep tinggal aku nggak akan punya alasan kenapa aku harus pergi."

"Semoga ya sayang."

"Hmm."

Iya, Jungkook akan memasrahkan semuanya pada waktu. Jika memang ia harus tetap tinggal menemani Taehyung sampai akhir tentu ia akan lakukan. Tapi bika suatu hari nanti timbul alasan yang mengharuskan ia pergi Jungkook juga akan menyiapkan hati dan belajar mengikhlaskan dan juga melepaskan perasaan damai dan tentram yang tak disadar mulai tumbuh dengan orang yang tak diduga statusnya naik tingkat menjadi kesayangan.





***
Up|260822

Date Your Father [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang