🍁 Part : 12 🍁

1.3K 176 36
                                    

Hallo gaes....

Yang suka MWAB yok merapat yang gak suka bisa skip ya author tidak memaksakan siapapun buat baca story gabut ini 😁

Jangan lupa VOTE & KOMENTAR ya ❤
Biar author nambah semangat buat selalu update hehehe...

Story ini murni kehaluan dan banyak typo dimana-mana jadi maklumi aja soalnya jari author terlalu imut untuk ngetik sempurna 😅

Story ini murni kehaluan dan banyak typo dimana-mana jadi maklumi aja soalnya jari author terlalu imut untuk ngetik sempurna 😅

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁 E N J O Y....R E A D I N G 🍁

.
.
.
.
.
.
.
.

Pada saat pukul 20:00 Kana keluar dari kamar mandi dengan piyama tidur dan juga rambut yang setengah basah sehabis mandi. Entahlah hal tersebut sudah menjadi kebiasaan Kana dari kecil jika mandi selalu membawa pakaian gantinya itu masuk.

Baru saja Kana hendak duduk di tepi kasur, Tiba-tiba lampu di kamarnya mati seketika. Kana yang kaget pun langsung terduduk lemas ke lantai.

Perlahan dadanya terasa sesak disertai nafas yang tersegal-segal. Sebisa mungkin Kana mencoba bernafas normal namun, ia sama sekali tidak bisa.

Justru setiap Kana berusaha tenang, bayang-bayang masa kecilnya terlintas jelas di kepalanya. Dimana saat itu Kana ketika kecil terus berteriak ketakutan di sebuah ruangan yang begitu gelap. Tidak ada yang menolongnya satu orang pun. Dan kejadian tersebut menjadi trauma berat hingga sekarang.

"To,..tolong...tolong..."rintih Kana seraya memegangi dadanya dengan mata terpejam.

"Nghh...hhhh..tolong....hhh.."

Rasa sesak kian menjadi, membuat Kana sulit sekali untuk bernafas sampai akhirnya tubuh Kana pun ambruk ke lantai dengan wajah yang sudah pucat dan keringat dingin di kedua plipisnya.

🍁_________MWAB________🍁

Sementara itu ketika pukul 20:25 Mew baru saja tiba di kediaman rumah mantan Bosnya yang terlihat gelap gulita. Karena semua lampu di ruma tersebut mati di sebabkan adanya pemadaman listrik menyeluruh.

Mew yang sudah turun dari motor segera mencari ponselnya di saku celana. Kemudian ia dengen cepat menyalakan senter untuk menjadi penerangan saat masuk kedalam rumah.

Setelah masuk kedalam, Mew terus menyenteri setiap ruangan yang ia lewati sembari mencari keberadaan Kana.

"BOS! BOS ADA DIMANA?"

"BOOS!"

Tapi sialnya tidak ada jawaban sama sekali. Mew pun berpikir apakah Kana ada dilantai atas? Mew yang sudah panik langsung berlari menaiki anak tangga untuk mencari keberadaan Kana di ruangan atas alias kamar Kana sendiri.

Kamu akan menyukai ini

          

Sesampainya di depan kamar Kana. Mew sedikit ragu untuk mengetuk pintu karena ia takut Kana akan marah. Namun, pikirannya itu hilang seketika saat Mew ingat bahwa ia bukan lagi asisten di rumah ini.

Tok...Tok....

"BOS, LO ADA DI DALAM!"

"LO LAGI TIDUR YA? KANA JAWAB GUE WOI!"

"BUKA PINTUNYA KANA BINTI PIRAPAT! BUKAAA CEPEEET!"

"Jangan-jangan dia lagi nyakitin diri sendiri habis pecat gue, atau jangan-jangan,..."

Mew sudah berpikir sangat jauh terhadap Kana dikarenakan pintu kamar itu tidak bisa dibuka sama sekali.Tanpa banyak waktu lagi Mew pun mendobrak sekuat tenaga pintu kamar tersebut dengan sekuat tenaga.

Satu.....

Dua.....

Tiga.....

BRAK !

Dalam satu dobrakan saja akhirnya pintu bisa terbuka lebar. Setelah itu perlahan Mew mulai berjalan masuk seraya menyenteri kearah depan. Keadaan di dalam sangat gelap, dan ketika Mew berjalan kearah kasur, ia sontak dibuat terkejut karena melihat Kana sudah terbaring di lantai dekat tempat tidurnya.

"Kana bangun...lo kenapa tiduran dilantai sih?"

"Kana bangun hei...kana!"

Mew terus memanggil nama Kana disertai tepukan pelan dipipi lelaki itu. Namun, hasilnya Kana sama sekali tidak bergerak ataupun merespon.

Lalu, dengan kepanikan yang semakin besar. Mew pun langsung membopong tubuh Kana ala Bridal style dan membawa Kana keluar dari rumah.

Ketika sudah keluar rumah, Mew yang panik malah membawa Kana ke taman yang berada di halaman depan. Setelah itu Mew membaringkan tubuh Kana di kursi panjang yang ada di tamat tersebut.

Belum ada tanda-tanda Kana terbangun dari pingsannya. Sudah berkali-kali juga Mew menepuk pipi serta mengoyangkan pundak Kana. Tapi, Kana tidak kunjung sadar.

"Astaga, gue harus gimana lagi?"bingung Mew menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal.

"Oh iya! Biasanya kalau orang pingsan kan, cara yang paling ampuh dengan nafas buatan. Oke, gue bakal coba cara ini. Semoga aja beneran ampuh udah lama juga gue gak cium bibir."

Dekat....

Semakin dekat....

Mew terus mendekatkan wajahnya ke wajah Kana hingga wajah mereka tinggal berjarak beberapa senti saja.

4 cm.....

3 cm.....

2 cm.....

1 cm.....

Dan ketika bibir mereka sudah akan menempel bersamaan dengan itu tibalah seseorang dari arah belakang Mew.

"MEW!" Pekik Harit.

Sontak Mew yang akan mencium bibir Kana pun langsung menolehkan pandangannya kearah belakang.

"Lo, lo ng-ngapain disini?"

"Bangsat! Bisa-bisanya lo tega ninggalin gue sendirian di kafe dan lo malah seenaknya nyelonong pergi pake motor gue!"kesal Harit.

"Ya maaf, gue panik sama kondisi Kana."

"Aneh banget sih lo! Tadi lo bangsat-bangsatin dia sekarang lo sendiri yang panik!"sindir Harit masih memandang kesal sahabatnya itu.

"Gue juga bingung kenapa gue sepanik ini sama Kana."

MWAB (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang