51. AYANG!!

126K 16.7K 1.5K
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Anggota Ravloska terlihat berkumpul di pinggir lapang basket, mereka baru saja selesai latihan. Garvan membagikan beberapa botol minum ke mereka.

"Ini masih lanjut latihan atau mau balik?" tanya Zeyn melihat ke arah Alaskar.

"Jangan tanya gue, tanya ketua basket lah," jawab Alaskar.

"Langsung balik, gue ada urusan." Arthur menjawab seraya membuka tutup botol lalu meminumnya setengah. Zeyn menghela napas lega mendengar jawaban Arthur.

"Btw ... gue heran kenapa cewek lo tiba-tiba pindah sekolah Zay," ucap Alaskar menoleh ke arah Zayn.

Zayn mengedikkan bahunya. "Mana gue tau, dia bukan cewek gue."

"Lo berdua putus?" tanya Garvan.

"Buat apa gue pacaran sama cewek pengkhianat kayak dia?"

Zeyn tertawa mendengar ucapan kembarannya. "Sekarang aja ngomong gini, pas awal kemana aja lo? Udah gue bilang kalo tuh cewek gak bener, beda sama si Kiran."

Garvan menyenggol bahu Zeyn memberi kode dengan lirikan mata. Zeyn yang sadar langsung menutup mulutnya rapat-rapat, sedangkan yang lainnya menghela napas.

"Sorry Kar, mulut gue emang suka bablas," ujar Zeyn merasa bersalah.

Alaskar mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia melihat Araya yang sedang berjalan di koridor bersama Elita. Tangannya langsung menyambar jaket dan juga tas sekolahnya, dan berlari menghampiri Araya tanpa mengucap sepatah kata kepada teman-temannya.

"Lo sih, Zey! Udah tau mereka berdua putus malah nyebut nama si Kiran," protes Garvan.

"Gue keceplosan bego!"

"Makanya kalo ngomong itu pake saringan, biar kagak asal ceplos," balas Zayn seraya berlalu pergi.

"Sialan lo, dasar kembaran gak ada akhlak!" teriak Zeyn sembari menyusul dan diikuti oleh Garvan.

Tinggal Arthur seorang diri. Kedua matanya tidak lepas dari gadis berambut panjang yang seperti tengah kesal dengan wajah yang tertekuk. Gadis itu tak lain adalah Araya.

"Aya!"

Elita yang sedang bercerita langsung menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara Alaskar.

"Ray, si Alaskar manggil lo tuh."

"Enggak penting," saut Araya sambil terus berjalan.

"Aya," panggil Alaskar berdiri tepat di hadapan Araya, memblokir jalan gadis itu.

"Minggir, gue mau lewat."

Araya mengusirnya secara terang-terangan. Namun bukannya minggir, Alaskar malah tetap diam.

"Ray, gue duluan ya mau ke Arthur," pamit Elita langsung mengacir pergi.

Araya yang tau bahwa Elita hanya membuat alasan semata saja menghela napas jengah. Dia melirik Alaskar dari atas sampai bawah, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain dan melewati cowok itu begitu saja.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang