[26] Dream Control

Mulai dari awal
                                    

Seperti kata Chenle, mereka benar-benar sampai di tempat tujuan setelah sepuluh menit berlalu. Kali ini pilihan mereka adalah penginapan kecil bergaya tradisional di tepian kota yang sepi.

Mereka terus melakukan hal ini, bepergian dari satu hotel ke hotel lain, dari satu penginapan ke penginapan yang lain. Alasannya mudah, mereka benar-benar tidak ingin ditemukan oleh siapapun, baik oleh orang yang mereka kenal atau khususnya oleh Jeongin dan komplotannya.

Kembali ke keadaan semula. Setelah check in mereka segera masuk ke dalam satu kamar untuk melakukan misi. Walaupun sebenarnya beberapa dari mereka agak khawatir terlebih dengan kejadian di tempat sebelumnya yang tidak bisa disebut berjalaan dengan mulus.

Tapi kali ini berbeda. Renjun terlihat sangat percaya diri, terlihat dari senyuman yang jarang sekali dia tunjukkan justru kini terukir indah di wajahnya.

"Bisa gue tanya kenapa lo bisa sepercaya diri ini?" Donghyuck membuka percakapan.

Renjun masih tersenyum yang jujur agak membuat Hyuck sendiri ngeri. Maksudnya sangat jarang dia menemukan senyum di Renjun es itu, dan ini agak tidak biasa bagi kedua matanya.

Walaupun begitu, dia nampaknya tidak peduli dengan apapun sekarang keculai dengan tulisan tangan di novel tua yang tengah dia genggam erat-erat sejak mereka di jalan.

Tanpa menunggu lama, Renjun segera menunjukkan tulisan tangan yang hanya terdiri dari beberapa kata dan justru dapat membangkitkan kepercayaan dirinya.

"DREAM yang gue maksud?" Jisung tampak sedikit kebingungan saat dia selesai membaca.

"Lo inget kata Jaemin waktu dia bilang satu-satunya cara supaya gue bisa komunikasi sama another Renjun itu lewat mimpi. Tapi sebenernya bukan MIMPI tidur yang dimaksud." Renjun antusias saat menjelaskan pada teman-temannya.

Tapi teman-temannya justru keheranan dengan penjelasan Renjun. Apa yang dimaksud dengan mimpi bukan tidur? Bukankah jika ingin bermimpi kita harus tidur?

Renjun agak mendesah kecewa, kenapa teman-temannya tidak ada yang mengerti?

"Maksud gue itu yang dimaksud MIMPI itu sebenernya ini, novel ini, DREAM. Kalian bisa baca kan kalo another Renjun emang berkomunikasi sama gue, lewat novel ini." Jelas Renjun.

"Maaf, bukannya gue bermaksud menjatuhkan ekpektasi lo tapi beberapa tulisan tangan saja itu gak bisa disebut dengan komunikasi. Dia literally cuma ninggalin lo pesan singkat yang sebenernya gak menjelaskan dengan detail giman cara kita bisa ngalahin Han atau bagaimana caranya lo bisa ngendaliin mimpi lo." Timpal Jeno.

"Dan yang paling penting, komunikasi itu harus dua arah. Kita gak bisa tanya dia pertanyaan yang bikin kita penasaran kalo cuma tulisan gini." Chenle ikut menimpali.

"Terkait perkataan Chenle, gue setuju, kayaknya gue belum bisa komunikasi sama another Renjun dan tanya dia beragam macam pertanyaan." Renjun bersuara kembali.

"Tapi buat perkataan Jeno, gue gak setuju sepenuhnya. Walaupun ini gak bisa disebut komunikasi, tapi ini bisa disebut informasi." Balas Renjun.

"Komunikasi gimana maksud lo?" Tanya Mark.

Renjun menunjukkan halaman yang ditandai oleh orang yang dia perkirakan adalah another Renjun.

Jika tidak bisa mengendalikan mimpi sendiri, kenapa tidak mencoba mengendalikan mimpi orang lain saja? Terdengar lebih menyenangkan.

"Ini kelihatannya menjanjikan. Tapi apa lo bisa ngendaliin mimpi orang lain?" Tanya Mark begitu selesai membaca.

"Sebelum gue diterror kayak gini, gue rasa gue pernah ngendaliin beberapa mimpi orang. Awalnya gue anggap itu cuma bagian dari mimpi tapi waktu gue nerror guru matematika waktu SMP, gue sempet denger Beliau ngomongin mimpi anehnya ke guru-guru yang lain dan semuanya persis sama yang gue setting." Jelas Renjun panjang lebar.

"Oke deh, anggaplah kalo misalnya lo bisa ngendaliin mimpi Han, Jeongin, Pak Park, Jaemin atau siapalah itu. Terus abis itu lo bakal ngapain?" Tanya Hyuck.

"Kalo soal itu gue..."

Renjun agak terdiam selama beberapa saat dan tidak ada kata yang bisa keluar dari mulutnya sebagai jawaban. Dia benar-benar tidak pernah terpikirkan oleh apa yang selanjutnya dia lakukan. Hal yang ada di pikirannya hanya bisa mengedalikan mimpi, tidak pernah terpikirkan bagaimana cara dia mengalahkan Han atau Jeongin dengan bermodal mimpinya saja.

"Lo gak punya rencana, kan?" Tanya Hyuck.

Tidak mendengar jawaban dari Renjun membuat Hyuck tersenyum, "Jadi mungkin kita bisa pake rencananya gue sama Jeno, kan?" Katanya.

Renjun mengernyit, "Rencana lo sama Jeno? Memang kalian ngerencanain apa?"

Hyuck dan Jeno hanya tersenyum satu sama lain. "Ya gimana ya, kalian bisa apa sih tanpa kami?" Hyuck terdengar menyombongkan dirinya.

"Hyuck yang lama balik lagi nih kayaknya." Timpal Mark.

Renjun sendiri hanya tersenyum. Syukurlah jika Hyuck sudah mulai kembali pada dirinya yang dulu karena jujur jika Renjun agak merindukan omongan sombong dan tidak bergunanya Hyuck. Jangan berharap Renjun akan mengatakan ini langsung pada Hyuck.

"Kami sudah punya plan, banyak plan. Dan kayaknya beberapa bisa kita pakai buat ngatasin ini." Kata Jeno.

"Makasih banyak, Jeno. Makasih juga Hyuck dan makasih juga semuanya, tanpa kalian gue gak akan bisa ngatasin ini sendiri." Kata Renjun.

"Gak usah sungkan, bukannya ini yang dilakuin temen?" Hyuck menimpali.

Teman. Kata yang sebenarnya tidak familiar bagi Renjun tapi kini justru kata tidak familiar itulah yang membuat hari-harinya menjadi berwarna-warni. Terdengar menggelikan tapi percayalah, dia bersungguh-sungguh dengan perkataannya.

"Jadi apa rencananya, kak Hyuck?" Tanya Chenle bersemangat.

"Pertama-tama kita harus ngelakuin beberapa hal dulu. Dan by the way, panggil gue Haechan sekarang. Nama gue itu Haechan." Ucap Hyuck.

Semuanya tersenyum, khususnya Jeno. Sebagai orang yang paling mengetahui cerita dibalik nama Haechan membuat Jeno senang. Tidak ada lagi penyesalan dalam diri Hyuck-Haechan.

"Oke, jadi rencananya itu..."

TOK TOK TOK

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu di kamar mereka.

b a d   d r e a m   2

Sesuai janji, update gak terlalu lama, kan? 

Btw kalian ngeuh gak sih kalo cara Renjun mendeskripsikan DREAMIES dari bab awal sampe bab ini tuh berubah?

Awalnya dia mendeskripsikan DREAMIES tuh sebagai orang asing, terus mulai berubah ke orang-orang rumah, temen-temen serumah dan sekarang jadi temen-temen? 

Bukan hal yang besar atau mungkin kalian gak notice sama sekali tapi ini cukup nunjukin gimana perubahan pandangan Renjun terhadap DREAMIES.


Eh, dan sekedar informasi kalo aku bakal publish cerita baru dengan cast anak-anak TXT soon. Kalo mood bakal aku up barengan sama new chapter of Bad Dream. Dan ceritanya juga gak bakal sepanjang Bad Dream, kira-kira sebanyak chaptersnya The Island lah.

Eh, btw kalian udah baca ceritaku yang The Islan belum? Kalo belum segera meluncur ya! All chapters complete jadi gak perlu digantung kayak Bad Dream HAHA

[0.2] BAD DREAM | NCT DREAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang