“Ya. Memang. Siapa yang mau menikah dengan orang asing?” ujar Donghae. Kata-katanya itu langsung membuat Sonna menciptakan sebuah senyuman puas.
“Berarti?” tanya Sonna, ia menatap Donghae dengan intens.
“Aku harus bisa menyesuaikan diri.”
Sonna kembali tersenyum kecut mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Donghae. Lagi-lagi, bukan jawaban seperti itu yang ia harapkan. Sonna ingat, di awal perpisahannya dengan Donghae, pria itu masih saja mengiriminya pesan manis dan selalu menemuinya di tempat kerja, bahkan ia dan Donghae juga berkali-kali pergi makan malam berdua meskipun mereka telah berpisah. Sonna juga ingat, Donghae selalu menjanjikannya ini itu asalkan ia mau kembali padanya. Tapi sayang, saat itu Sonna terlalu terbuai dengan pekerjaannya yang lebih menjanjikan dan tidak berpikir bahwa perasaan manusia pasti akan berubah seiring berjalannya waktu.
Sonna kira, Donghae masih sama seperti dulu. Masih menggilainya hingga apa-apa yang terucap dari mulutnya selalu diwujudkan oleh pria itu begitu saja. Tapi ternyata tidak. Dari cara pria itu menatapnya saja, Sonna tahu jika kini perasaan Donghae padanya tidak seperti dulu lagi. Ternyata, hanya dalam waktu sepuluh bulan saja mampu membuat Donghae melupakan kenangan manis yang pernah diciptakan selama tiga tahun lamanya.
Akan tetapi, Sonna pikir.. ia masih punya kesempatan untuk membuat Donghae kembali ke pelukannya. Jika pria itu bisa melupakannya yang telah menemaninya selama tiga tahun, bukankah akan lebih mudah bagi Donghae untuk melupakan wanita yang dinikahinya selama beberapa hari saja?
Sonna tersenyum miring.
“Aku bersedia menjadi tempat keduamu jika kau tidak betah dengan tempatmu yang sekarang..” ujar Sonna. Kali ini, Donghae yang tersenyum miring. Ia tentu sangat mengerti apa maksud dari perkataan Sonna itu. Bahkan, ia sudah mengetahuinya semenjak ia bertemu dengan wanita itu tempo hari. Saat ia dan ‘istrinya’ masih baik-baik saja.
“Aku tahu sebenarnya kau tidak bahagia dengan pernikahanmu..” lanjut Sonna. Ia masih menatap Donghae dengan intens. Berharap bisa mengunci tatapan pria itu dan membuatnya luluh.
“Apa kelihatannya seperti itu?” tanya Donghae. Ia sudah menduga bahwa Sonna akan berpikir seperti ini.
Sonna terlihat menganggukkan kepalanya. Ia sangat yakin jika sebenarnya Donghae tidak menyukai istrinya. Karena ia merasakannya sendiri. Meski kini perasaan Donghae padanya telah berubah, tapi pria itu masih lebih dominan terhadap dirinya dari pada istrinya sendiri yang seperti tidak pernah diliriknya sama sekali.
Hal itu terbukti dari setiap kali Sonna melihat cara Donghae yang memperlakukan istrinya dengan sangat dingin. Donghae juga terlihat malas setiap kali berbicara dengan istrinya itu. Bahkan Donghae selalu bersikap manis padanya saat di hadapan istrinya sampai rela menggendongnya dari pantai ke hotel. Meski pada akhirnya, Donghae juga menjadi ketus saat mereka hanya berdua. Untuk yang ini, Sonna tidak tahu apa alasan pria itu bersikap manis padanya di hadapan istrinya sementara di belakangnya tidak.
21 -
Mulai dari awal