"Om juga tidak tahu, chip itu hilang begitu saja!"

"Apa yang dikatakan Ricard sebelum ia mati?" tanyanya kembali.

"Dia bilang Alice dalam bahaya." kata Angelinna panik.

"Katanya chip itu palsu Om" katanya kembali.

"Siapa yang memberikan chip itu kepadamu Linna."

"Alice Om."

George terdiam Angelinnapun tengah berpikir, kenapa Alice memberikannya chip yang palsu, apa maksudnya, apakah Alice sedang merencanakan sesuatu, atau ia ingin mempermainkannya?
_____

Antonio terus membolak balikan berkas yang diambilnya didalam ruang kerja Chaning seakan-akan tengah mencari sesuatu meski Petter membantunya tapi tetap saja Chaning duduk santai menyandarkan punggungnya disandaran kursi.

Berita tentang kematian Ricard sudah didengar mereka, itu aneh bahkan terasa aneh bukan hanya Angelinna saja yang merasa demikian namun merekapun, tersangka utama yang mereka tuduhkan atas insiden 18 tahun yang lalu kini sudah mati terbunuh.

Apakah mungkin bukan Ricard pelakunya?

"Aku yakin menyimpan berkas itu disini!" antonio terus mencari namun apa yang dicarinya tidak didapatkan.

Ia keluar lalu menghampiri Chaning yang masih duduk sambil memejamkan kedua matanya, Antonio tahu Chaning tidak sedang tertidur, inilah caranya ia untuk berpikir, namun ia tidak tahu apa yang dipikirkan pemuda itu.

Antonio benci harus bertanya sesuatu yang tidak ingin ia tanyakan, tapi saat ini ia harus bertanya meski ia tahu jawabannya, tapi ia akan tetap memastikannya.

"Chaning selain kita berdua, siapa juga yang masuk kedalam ruang kerjamu?" pertanyaan Antonio membuat Chaning membuka kedua matanya lalu menatap Antonio.

Chaning tidak menjawab ia malah menyunggingkan senyuman kecil disudut bibirnya, bangun dari duduknya lalu berlenggang pergi.

Senyuman itu pernah dilihat Antonio sebelumnya tapi perkara itu sudah sangat lama saat mereka masih duduk dibangku sekolah menengah atas. Setelah itu ia tidak lagi melihat senyuman itu, namun sekarang ia melihatnya lagi.

Senyuman itu berbeda dari senyuman yang biasanya diperlihatkan Chaning. Meski yang diketahuinya Chaning jarang untuk tersenyum, tapi ia sering melihatnya tersenyum saat bersama Petter, tapi anehnya senyumannya kali ini tidak pernah diperlihatkan pada orang lain.

Dibalik senyumannya terlihat adanya sisi kelam namun sulit untuk diartikan. Setelah Chaning pergi Antoniopun menghampiri Petter yang masih sibuk membolak balikan kertas yang ditemukannya.

"Apa menurutmu ada yang aneh?" tanya Antonio masih bingung memikirkan arti senyuman tadi.

"Sepertinya tidak ada, aku sudah mencari apa yang kau minta tapi aku tidak menemukan apa-apa disini." jawab Petter melepaskan berkas yang dipegangnya.

"Maksudku apa tadi kau melihat senyuman Chaning?" tanyanya kembali sambil memperagakan bibirnya yang tersenyum.

"Tidak, biasanya ia tersenyum seperti ini" jawab Petter sambil tersenyum melebarkan bibirnya.

"Aish" jawaban Petter membuat Antonio kesal.

Chaning masuk kedalam kamarnya dimana Alice kian tertidur pulas. Memperhatikan wajah Alice dengan seksama wajah wanita yang dicintainya itu terlihat kian mengurus.

Chaning memunguti selimut yang terjatuh ke lantai lalu menyelimuti tubuh Alice sambil berkata.

"Harusnya kau juga tidak terlibat." ucapnya pelan.

Setelah berucap Chaning keluar lalu masuk kedalam kamarnya mengambil korek gas yang tersimpan dilaci mejanya lalu membakar berkas yang dicari Antonio, berkas yang sudah ia simpan beberapa hari yang lalu.

Berkas tentang bukti kejahatan Ricard yang dibakar begitu saja tanpa memperdulikan Antonio yang masih mencarinya.

Entah apa yang dipikirkan Chaning, namun ia menganggap Ricard sudah menebus kesalahannya dengan begitu bukti yang didapatkannyapun tidak diperlukan lagi.

Chaning sudah tahu bukanlah Ricard pelakunya namun orang lain, apa yang dilakukan Ricard tidak bersangkutan dengan insiden itu. Namun ia sudah melakukan kesalahan yang lain.

Didalam kesalahannya ia melibatkan Alice, kerena itulah Ricard selalu mewaspadai setiap apa yang terjadi, mengingat Angelinna yang selalu mencurigainya.

Benar apa yang dikatakan Angelinna Ricard tidak puas dengan pencapaiannya terhadap Lion gruop, Ricard ingin lebih diatas Srarted grup, karena itulah terlebih dahulu ia ingin menyingkirkan perusahaan-perusahaan yang ada dibawah started termasuk Abc grup, hingga ia mengirim Anna untuk mencari kelemahan Abc.

Seingat Chaning, Anna yang sudah bekerja begitu lama dari Abc yang belum berkembang hingga sekarang menjadi perusahaan besar, Chaning sudah memiliki bukti bahwa saat itulah Ricard mengirim Anna.

Chaning sudah tahu dari awal namun ia selalu diam karena Anna belum bertindak sejauh yang diharapkannya.

Ricard lelaki tua berjiwa jahat namun masih memiliki hati, ia khawatir terhadap Alice, bahkan ia sempat menyesali perbuatannya menyeret Alice masuk dalam rencananya.

Rencana Ricardpun dimanfaatkan oleh seseorang yang benar-benar terlibat dalam insiden 18 tahun yang lalu.

Bohong bila Chaning tidak pernah menyelidiki Insiden itu, ternyata insiden 18 tahun yang lalu dengan insiden kapal pesiar itu pelakunya adalah orang yang sama.

Sejauh ini terkait dengan insiden itu tak disangkanya Ricard mati terbunuh oleh orang yang sama yang terlibat dalam dua insiden itu.

Namun motifnya bukanlah Started grup, namun seseorang yang menjadikannya kambing hitam untuk dipersalahkannya yaitu Alexander Abraham.
_________














ALICEA LOVEZ (+18)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang