"Ternyata kalian menikah juga. Selamat, Seokjin."
"Terima kasih, Sooyoung," sahut Seokjin, sambil tersenyum.
Berbeda dengan Seokjin, Sojung lebih memilih diam, dan menatap tajam pada sosok yang ada di hadapannya. Orang yang sangat tidak ingin ia lihat.
"Papa..." seru Wonyoung lagi.
"Hai, putri kecil Papa..."
"Jangan sentuh!" cegah Sojung, saat pria yang datang bersama Sooyoung, hendak menggendong Wonyoung.
"Ada yang salah? Wonyoung juga putriku," sahut Jonghyun, dan tetap menggendong Wonyoung, walau pun Sojung melarangnya.
Seokjin baru menyadari, bahwa pria yang bersama Sooyoung, adalah mantan suami Sojung. Tak ingin membuat keributan di hari bahagianya, Seokjin berusaha menenangkan Sojung, yang terlihat berusaha menahan emosinya.
"Wah, Wonny punya dua Papa," Sooyoung tersenyum, seolah ikut menyulut emosi Sojung.
"Eum...," Wonyoung hanya mengangguk dalam gendongan Papa kandungnya.
"Wonny mau tinggal sama Papa, tidak?" tawar Jonghyun, pada Wonyoung.
"Hentikan pertanyaan bodohmu," Sojung menatap tajam.
Jonghyun hanya tersenyum, mendengar ucapan Sojung yang sebenarnya takut, namun berusaha mengancam.
"Wonny mau tinggal sama mama," sahut Wonyoung dengan polos. Walau pun ia juga merindukan Papanya, ia tetap memilih bersama sang Mama.
"Ah, Papa jadi sedih. Tapi, nanti kita jalan-jalan bersama, ya?" Jonghyun memasang wajah sedih, lalu kembali menawarkan hal yang membuat Sojung tak tenang.
"Oke, Pa," sahut Wonyoung riang.
Jonghyun lalu menurunkan Wonyoung dari gendongannya. Sojung dengan segera menarik Wonyoung, mendekat kearahnya.
"Selamat, Sojung. Akhirnya kau mendapatkan pria kaya," ucap Jonghyun, yang entah apa maksud dari ucapannya seperti itu.
Tak ada jawaban dari Sojung. Ia hanya menatap tajam pada dua orang yang memberikan senyum ke arahnya. Sampai saat Jonghyun dan Sooyoung menjauh dari pandangan matanya, barulah Sojung terlihat sedikit tenang.
"Aku sangat membencinya," gumam Sojung, yang dapat di dengar oleh Seokjin.
Seokjin paham, seberapa dalam kebencian Sojung pada mantan suaminya. Karena hal itu lah, ia juga merasa sulit untuk bisa dekat dengan Sojung. Seokjin berjanji, akan menjaga dan membahagiakan Sojung, sampai wanita itu lupa rasanya dihianati.
"Aku pastikan, dia tidak akan pernah mengusik kehidupanmu dan Wonyoung. Kau dan Wonny, adalah tanggung jawabku mulai sekarang," ucap Seokjin, sambil mengusap punggung Sojung agar ia lebih tenang.
.
.
"Aaaa... Wonny mau tidur sama mama," rengek Wonyoung, saat neneknya mengajak tidur bersama di salah satu kamar hotel, setelah acara pernikahan selesai.
Gadis kecil itu langsung berlari, lalu memeluk kaki sang Mama.
"Tidak apa-apa, Bu," Sojung tersenyum canggung pada Ibu Seokjin.
"Hei... ini kan malam pertama kalian," sahut Ibu Seokjin, tanpa malu.
"Tidak apa-apa, Bu. Ibu istirahatlah. Lagi pula, aku ingin istirahat malam ini," sahut Seokjin, sambil mengusap kepala Wonyoung.
"Yasudah kalau begitu. Nanti kalau berubah pikiran, telepon saja, Ibu."
Seokjin dan Sojung hanya mengangguk. Lalu mereka segera masuk ke kamar yang sudah disiapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KSJ
Teen FictionDua KSJ yang tak pernah akur, padahal sebelumnya pernah saling mencintai.