🦋: Pantang menyerah

Mulai dari awal
                                    

"Buna, wony mau tanya dong."

Atensi dahyun teralih dari yujin, dan kini dahyun mengalihkan pandangan nya kearah wonyoung.

"Wony mau tanya apa?"

"Wony punya temen sebangku, nama nya haruto."

Wonyoung pun mulai bercerita,

"Tapi, haruto selalu sendiri dan wony kasihan. Jadi wony mau berteman sama haruto." ujar wonyoung penuh semangat.

Mendengar nama haruto di pembicaraan kembaran dan buna nya, rei melirik tak suka.

"Kalau rei sih ga mau ya temenan sama haruto, haruto nya galak buna, setiap ada temen rei yang mau deket sama haruto, haruto nya bakal bikin mereka kesal atau nangis." ujar rei menimpali.

"Dan lagi, rei cuma mau ngobrol aja sama haruto, tapi haruto malah bilang 'sana jauh-jauh.' rei kan jadi kesal! Dia sombong sekali." tambah rei menggebu-gebu.

Liz yang tepat berada di samping rei pun mengangguk setuju, "temen yang jahat ga perlu di temani kan buna?" tanya nya pada dahyun.

"Ga setuju! Haruto tuh ga galak! lagipula buna, teman yang kesepian kan juga perlu ditemani, sendiri itu ga enak!" sanggah wonyoung tak terima atas ucapan kedua kembaran nya itu.

Dan sepertinya dahyun tau permasalahan nya.

"Haruto jahat? Emang haruto pernah ganggu atau nakalin kalian?" tanya dahyun menatap kearah kembar tiga itu.

Mereka serempak menggeleng.

"Bukan ganggu sih buna, tapi haruto nya sombong ga mau main sama kita." ujar liz dan diangguki rei.

"Haruto pernah rebut mainan kalian? Atau bikin kalian terluka?" tanya dahyun sekali lagi.

Dan ketiga nya lagi-lagi menggeleng serempak.

"Tidak buna. Haruto saja tidak pernah bermain dengan kita, selalu sendiri di  bangku nya." dan kali ini rei yang menjelaskan.

Dahyun tersenyum,

"Ya kalau begitu haruto ga jahat dong? dan lagi ga boleh kita benci sama orang lain dengan alasan yang ga pasti, siapa tau haruto memang ada alasan tersendiri kan, kenapa ga mau bermain dengan kalian?"

"Kita harus cari tau dulu asalan nya, dan jangan langsung membenci atau menyimpulkan."

Perkataan dahyun lantas membuat ketiga nya terdiam, terutama rei dan liz.

"Iya. mungkin sebenarnya haru mau main sama kita, cuma mungkin haruto malu. Iya kan buna?"

Dahyun tersenyum dan mengangguk membenarkan ucapan wonyoung.

🦋🦋🦋

"Lihat, hari ini wony di kuncir dua, cantik kan?"

Wonyoung memamerkan ikatan dua di rambut nya kepada haruto.

"Jelek." balas haruto.

Wonyoung mengerucutkan bibir nya sedih,

"Tapi menurut wony, wony cantik kok di kuncir dua, apa mending di kepang ya? Nanti wony minta buna atau vero ah buat di kepang aja."

Haruto menghela nafas nya gusar, sebenarnya apa sih mau cewek di sebelah nya ini, kenapa selalu mau deket sama haruto.

Padahal biasanya kalau temen lain nya haruto beri ucapan kasar seperti itu mereka pasti bakal pergi dan ga akan mau lagi temenan sama haruto,

Tapi kenapa teman sebangku nya itu bisa tahan sama dirinya.

"Mau kamu apa sih? Jangan ganggu dong!" kesal haruto.

"Mau berteman sama haruto!" pekik wonyoung riang.

"Ga mau!"

"Kenapa?"

Haruto terdiam, dan memutuskan tak melanjutkan ucapan nya.

"Sendiri itu ga enak haruto, mending kita berteman!"

"Di rumah aku juga sendiri, sendiri itu enak ga ribet." balasnya.

"Kenapa sih kamu ga mau berteman sama wony?" tanya wonyoung dengan tatapan sedihnya.

Haruto menunduk memainkan jari-jari nya.

"Buat apa berteman kalau nanti nya manusia bakal meninggal."

Wonyoung yang terkejut dengan ucapan haruto pun memukul kepala haruto dengan renyah.

"Awww apasih?!" kesal haruto kesakitan dan memegang kepala nya.

"Kamu kok ngomong meninggal gitu? Ga boleh tau! Kamu mau wonyoung meninggal?!" kesal wonyoung dan menunjuk-nunjuk haruto tak terima.

Haruto gelagapan, bukan gitu maksudnya!

"Bukan gitu! Tapi kan emang bener manusia pasti akan meninggal, daripada membuang waktu untuk berteman seperti itu, mending kita sendiri saja, dan ga bakal sedih!"

Setelah mengucapkan kalimat itu, keheningan diantara mereka pun terjadi.

Wonyoung sendiri masih susah untuk mengartikan ucapan haruto.

"Maksudnya gimana? Wony ga paham." tanya nya bingung.

"Kamu emang ga bakal paham. soalnya kamu masih punya mama, jadi kamu ga bakal sedih, makannya aku ga mau berteman, kalau ujung-ujungnya manusia bakal meninggal, sedih itu ga enak tau! Merepotkan."

Wonyoung mengangguk paham.

"Iya sih, mama wony juga meninggal karna kecelakaan, wony juga jadi sedih."

Haruto membelak terkejut.

"Loh kan kamu masih punya mama?!" heran haruto.

"Mama wony udah meninggal juga, tapi wony masih punya buna! Uhhh apa ya nama nya?" wony menghentikan ucapan nya dan berpikir keras.

"Gatau deh intinya wony punya buna!"

Haruto juga hanya mengangguk, karna sebenernya haruto masih bingung dengan ucapan wonyoung.

Ucapan wonyoung selanjutnya membuat haruto merenung.

"Tapi haru masih punya papa kan? Wony ga punya, gaada salah nya kok berteman,  manusia memang bakal meninggal, kita juga gitu kan? Om mark pernah bilang, kita bakal ketemu lebih banyak manusia baru! Karna kita hidup di dunia, kalau ga mau ada manusia nya, haruto bisa hidup di mars!"

"Lagipula, walaupun haruto ga punya mama tapi haruto masih punya papa kan? Seterusnya haruto juga bakal punya teman. Memang sedih, tapi kan kita manusia, kata buna manusia punya beragam perasaan."




















































































Haruto cuma bingung, kenapa wonyoung bisa tersenyum cerah dan memiliki banyak teman seperti itu, padahal nasib mereka sama.

Tapi, kenapa haruto tidak bisa seperti wonyoung?

𝐊𝐈𝐃𝐃𝐎𝐒 &𝒎𝒆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang