Notes!
Sensitive content, mature, Ginela as sex worker.⚠️Sekali lagi aku tegesin, yang gak bisa bedain mana fiksi, mana rl mending enyah aja! Buat yang masih dibawah umur, balik aja dek⚠️
——
Ketika langit sudah gelap dan jam dinding menunjuk pada pukul dua belas, gadis itu datang bersama seorang pria bermobil. Jas hitam dengan kemeja putih yang menggantung di tubuhnya memberi kesan bahwa pria itu bukanlah pria biasa.
Mobil Fortuner putih terparkir di halaman semalaman dan akan pergi ketika fajar mulai tiba. Hampir di setiap harinya, Kala hafal betul bagaimana siklus kehidupan gadis yang tinggal di depan rumahnya.
Gadis cantik yang selalu menjadi buah bibir tetangga sebab hampir setiap hari membawa tamu pria menginap. Itupun pria yang berbeda—terlihat dari mobil dan beberapa pria yang kerap mereka temui tak sama dengan sebelumnya. Walaupun terkadang diantara mereka ada yang datang lagi kesana.
Setiap malam Kala hanya memandangi rumah putih itu. Lampu kamar yang menyala menjadi saksi dari kegiatan panas yang gadis itu lakukan. Mereka semua tidak bodoh untuk paham pekerjaan apa yang mengikat gadis dua puluh delapan tahun itu.
Semenjak kehilangan sang ibu tahun lalu, Ginela seperti gadis misterius yang jarang sekali berinteraksi dengan sekitar. Di pagi hari, eksistensinya tidak lagi terlihat sampai malam tiba, ia akan keluar dengan pakaian mini dan sepatu heels setinggi tujuh centi berkelotak melewati jalanan beraspal itu.
Ginela tidak pernah menyapa orang, wajahnya sangat dingin dengan lipstik merah delima yang menambah kesan jika Ginela bukanlah orang yang ramah.
Padahal dulu saat mereka masih kecil, hubungan Kala dengannya sangat baik. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, tak khayal jika banyak yang mengira Kala juga bagian dari keluarga Ginela. Namun kepingan cerita yang mereka tulis, kini sirna perlahan ketika keduanya beranjak dewasa. Baik Kala dan Ginela sibuk menempuh pendidikan masing-masing. Hubungan mereka menjadi canggung saat gadis itu masuk SMA. Ginela mulai jarang lagi terlihat, membuat Kala kembali merasakan kehilangan sosok kakak.
Dan kini setelah bertahun-tahun lamanya, ia kembali bertemu Ginela yang sangat ia rindukan. Namun sosoknya berbeda, tak seperti yang Kala kenal. Bahkan ketika ia menyapa, Ginela membalas acuh.
Ginela bukan lagi yang dulu. Menjadi buah bibir di lingkungannya sampai ibu Kala turut geleng-geleng kepala ketika pemuda itu memulai percakapan soal sang gadis.Banyak yang Kala ingin tahu tentang kehidupan Ginela. Satu tahun ia tak menapakkan kaki di kampung halaman, menjadikan Kala—seseorang yang banyak melewatkan cerita tentang gadis itu.