55. Kenapa harus Levator?

133K 15.5K 2.7K
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Araya menyisir rambutnya secara perlahan. Kedua matanya melihat ke cermin dengan ekspresi yang sangat datar. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah kertas yang tertempel di cermin tersebut, Araya segera mengambilnya dan membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.

HINDARI ALASKAR!

Araya tersenyum kecil saat membaca tulisan tersebut. Dia menyobek kertasnya menjadi beberapa bagian dan membuangnya ke tempat sampah.

Ponsel yang tergeletak di atas meja riasnya berbunyi. Sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya. Setelah membaca notifikasi tersebut, Araya segera memakai kaca mata hitamnya dengan pandangan lurus ke cermin.

"Mari kita selesaikan semuanya dengan cepat."

Gadis itu menyambar tas sekolah yang sudah tergeletak di atas kasur. Dia segera bergegas berangkat ke sekolah. Dan seperti biasa, Araya berangkat diantar oleh Pak Sandi karena sampai detik ini dia tidak diizinkan membawa mobil sendirian.

"Araya!"

Baru saja dia keluar dari dalam mobil, sudah ada Elita yang memanggilnya. Elita terlihat melambaikan tangannya, Araya segera berjalan menghampiri sahabatnya.

"Tumben lo baru dateng, biasanya paling awal."

"Gue bareng sama si Arthur, jadinya berangkat siang," jawab Elita dengan dagu yang menunjuk ke arah parkiran. Arthur terlihat berjalan ke arah mereka.

"Temen-temen lo mana? Tumben kagak bareng," tanya Araya seraya melirik ke belakang Arthur.

"Gue gak tau," jawab Arthur.

Mereka berjalan barengan dengan Arthur di belakang, namun di pertengahan koridor Arthur malah belok ke arah kantin sekolah.

"El, kok lo bisa tahan pacaran sama beruang kutub kek si Arthur?" tanya Araya saat Arthur sudah pergi.

"Pacaran? Gue sama si Arthur sahabatan dari kecil, yakali pacaran."

Araya dibuat cengo dengan jawaban sahabatnya.

"Tapi lo suka kan sama dia?"

"Jangan aneh-aneh, Ray. Gue bukan mereka yang suka sama sahabat sendiri, ya walaupun si Arthur ganteng."

"Gini ya, El. Menurut apa yang gue denger, kalo ada cewek sama cowok sahabatan, pasti salah satunya menaruh perasaan lebih. Dan kebanyakan ceweknya yang gitu."

"Enggak berlaku bagi gue," elak Elita.

Araya mengangguk paham. "Berarti si Arthur yang punya perasaan lebih sama lo."

"Dia suka sama cewek lain."

"Berarti perasaan lo yang sebelah pihak!" sorak Araya.

Elita benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Dia menggelengkan kepalanya.

"Tenang El, karena lo udah bantuin gue bongkar topengnya si Yollanjing. Gue akan bantu lo supaya Arthur suka sama lo."

"Terserah lo Ray, gue cape ngadepin lo," ujar Elita jengah.

Tidak terasa mereka sudah sampai di kelas, terlihat Kiran yang berjalan ke arahnya sembari tersenyum tipis.

"Pagi Araya," sapa Kiran.

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Where stories live. Discover now