232. Bitches Fight

Mulai dari awal
                                    

"No. This is for survival." Jawab Louise sambil memasukkan pisau dapurnya kembali ke tasnya, dibalut kain putih yang masih sedikit basah itu.

"Tidak terlihat seperti pisau survival, lebih seperti pisau dapur. Alexa melarang membawa segala bentuk senjata tajam atau apapun yang berbahaya." Ucap Julia.

"Aku menyelamatkan Rafael dengan pisau ini, that prove something. Banyak ular di sekitar hutan ini. Lagipula aku juga melihat kamu sedang having sex di tengah acara, kamu juga bisa kulaporkan Alexa."

"Ladies... calm down... she can be trusted, Julia. Try middle ground, anggap saja semua kejadian barusan tidak pernah terjadi." Ucap Rafael mencoba menengahi.

Julia terdiam sejenak.

"Tell no one." Ucap Julia.

"About?" Tanya Louise.

"Apa yang terjadi di sungai dengan aku dan Vero."

"Ya kamu juga sama saja, jangan bocorkan ke siapapun." Ucap Louise pelan dengan nada datar.

"The boys?" Ucap Julia sambil menunjuk ke Rafael dan Vero.

"Mereka pasti tutup mulut. Udah dapat enak juga kan?" Ucap Louise sambil tersenyum tipis.

Julia terdiam sejenak sambil melihat kedua laki-laki yang berdiri di depan mereka ini, tapi agak jauh.

"Oke kita jalan berpisah, Rafael, Louise, kalian duluan saja. Kami menyusul."

"Sip." Ucap Rafael.

...

"You did it too right?" Ucap Vero menyenggol lengan Rafael yang di sebelahnya, sesaat sebelum berjalan.

Rafael tersenyum.

"Jangan bilang-bilang. Atau kita semua kena masalah."

"Geez."

---------------------

Setelah Rafael dan Louise berjalan, Vero dan Julia pun berjalan kembali ke area games ke dua.

"Vero... menurutmu kenapa tadi ia mengatakan itu...? Bahwa Louise seorang 'demon'?" Ucap Julia.

"Siapa? Cindy? Sepertinya dia trauma saja... tadi kan Louise berusaha menyelamatkannya... tapi mungkin dia kecewa Louise gagal menyelamatkannya... lagipula dengan pengalaman hidup mati seperti itu... hampir tenggelam... siapa yang tidak trauma...?" Ucap Vero yang berjalan di sampingnya.

Julia terdiam dan sedikit melirik Vero yang pipi dan bibirnya tampak memutih. Lalu ia memegangi tangan Vero yang sangat dingin.

"Kamu merasakan gelagat aneh dari Louise kan? ...hari ini? Tadi dia juga tiba-tiba berteriak di tengah keramaian... seperti orang stress..." Ucap Julia.

"Dugaanku ia pasti masih trauma dengan kejadian minggu lalu... kehilangan suaminya bukan hal yang mudah kan?" Ucap Vero.

"Iya... tapi semoga ia baik-baik saja... aku takut ia menjadi gila atau menjadi seorang psikopat... seperti suaminya... entah kenapa aku tadi seolah melihat mata yang sama dengan mata Nathan... di mata Louise... aku pernah nelihat mata itu di rumah sakit beberapa minggu yang lalu saat aku membantu Louise kabur dari rumah sakit... mata seorang psikopat... seseorang yang bisa memiliki beberapa peran kepribadian, yang bisa berlaku normal di satu waktu, dan berubah menjadi orang lain di waktu berikutnya..."

"Kamu kebanyakan baca novel."

"Hahaha... bukannya kamu yang aku lihat suka baca...?'

"Itu novel dewasa semua. Aku malas baca novel psikologi atau yang ribet. Enakan yang begituan aja."

SEX and The City 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang