Gracia menangkap tubuh sang anak didalam dekapannya dan menggendongnya.

"Mama belum mandi loh kok Dedek udah peluk-peluk sih"ucap Gracia sembari berjalan lebih dalam lagi.

Gracia melihat Shani yang berjalan kearahnya dengan masih menggunakan apron memasaknya. Mengambil alih tas kerja serta jas milik Gracia.

"Zy sayang turun ya, biar mama mandi dulu. Mama pasti capek habis kerja"ucap Shani lembut sembari tersenyum membuat sang anak mengangguk dan langsung meminta turun dari gendongan nya Gracia yang tentu saja dituruti oleh Gracia.

Gracia begitu bangga akan sang anak yang walaupun masih kecil dan belum genap berumur 3 tahun namun sang anak begitu patuh dan mengerti akan setiap ucapan dan larangan dari kedua orangtuanya.

"Kamu mandi aja dulu, tadi aku udah siapin air hangat nya. Setelah itu turun makan malam."ucap Shani yang diangguki oleh Gracia dan segera pergi kekamar mereka dengan Shani yang mengikutinya dibelakang meninggalkan Zyan yang sudah kembali sibuk dengan mainannya.

Gracia masuk kedalam kamar mandi untuk mandi membersihkan diri dari keringat dan bau AC sedangkan Shani menyiapkan pakaian ganti untuk sang istri dan setelah selesai segera keluar dari kamar dan turun kelantai satu.

Setelah beberapa menit menunggu Gracia kini keluarga kecil itu berkumpul di ruang makan dan menikmati makan malam yang sudah di sajikan oleh Shani. Meskipun ada art namun dalam urusan makanan untuk istri dan sang buah hati, Shani memilih untuk memasaknya dan menyiapkan  sendiri.

Setelah selesai makan malam kini keluarga kecil itu menikmati quality time dengan menonton tv bersama, bercanda dan berbagi cerita. Tangan kanan Gracia memeluk bahu Shani dan tangan kanannya mengelus perut Shani yang sudah mulai terlihat membesar. Kandungan Shani sudah memasuki usia 5 bulan dan tinggal menunggu beberapa bulan lagi untuk mereka bertemu dengan buah hati.

"Bunda"

Zyan yang tadinya duduk di karpet bawah dekat sofa kini mendekat dan memeluk kaki Shani membuat Shani tersenyum dan mengelus rambut sang anak.

"Zyan ngantuk ya? Mau bobo?"tanya Shani yang diangguki oleh sang anak.

Gracia dengan sigap mengangkat tubuh Zyan dan memangkunya membuat sang anak langsung memeluk tubuh Gracia dan mulai memejamkan matanya. Melihat itu Gracia lantas menepuk-nepuk pelan paha sang putra agar segera tertidur lelap.






_________________







Raut wajah yang di tampilkan oleh sang direktur perusahaan terbesar dan terkenal di seluruh dunia kini tampak tegang namun datar.
Seseorang yang berada di depannya pun juga menampilkan raut wajah yang sama.

"Apa yang bakal Lo lakuin setelah tau hal ini?"tanya orang didepan sang direktur.

Helaan nafas kasar keluar dari mulut sang direktur utama itu, menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kebanggaan nya.

"Gue, tentu saja memperketat pengawasan dan penjagaan buat keluarga gue. Gue gak mau keluarga gue kenapa-kenapa"ucap sang direktur.

"Gue bakal bantuin Lo. Lo tenang aja gue punya bukti kuat yang bakal menghancurkan mereka jika mereka berani mengusik adik kesayangan kita"ucap orang yang ada di depan sang direktur.

"Lo itu perempuan tapi semangat Lo kek laki tau gak"sang direktur berucap dengan tawa yang membuat orang didepannya itu mendengus kesal.

"Gue bakal berubah jadi laki-laki kalo itu menyangkut adek kesayangan gue"jawab orang itu dengan ketus dan semakin membuat sang direktur itu tertawa keras.

"Ck udah sih ah gak usah ketawa terus. Kesedak angin baru tau rasa Lo"ucap orang itu judes. Sang direktur yang mendengar itupun lantas mencoba untuk mengontrol tawa nya.

"Gue pastiin orangtua itu gak bakal bisa nyakitin keluarga gue apalagi adek gue!"ucap direktur itu dengan tegas dan wajah yang sangat serius yang diangguki oleh orang didepannya.



______________




"Ian gak mau mom"

"Ih kenapa gak mau Zyan. Pasti kamu makin ganteng tau"

"Ndak mau"

"Mau ya pliss"

"Ndak mau mommy"

Shani menggelengkan kepalanya tak mengerti akan Sisca yang terus-terusan memaksa putranya untuk mengikuti keinginannya. Shani memang membiasakan Zyan untuk memanggil Sisca dengan sebutan mommy seperti keinginan Sisca sendiri.

"Udah sih kak, gak usah dipaksa gitu. Ntar anaknya malah nangis"ucap Shani yang menengahi perdebatan sang anak dan juga mommy nya itu.

Zyan dan Sisca memanglah tak terlalu akrab saat bertemu dan bersama, lebih sering Zyan yang menangis karena keisengan Sisca. Namun saat-saat tertentu Zyan akan sangat lengket pada mommy nya itu.

"Huft... Iyadeh gue ngalah nih sama si bocil."ucap Sisca akhirnya membuat Shani kembali menggelengkan kepala.

Sisca berpindah duduk disamping Shani yang sejak tadi duduk di sofa dan memperhatikannya dannjuga Zyan. Sisca mengelus perut Shani yang sudah membesar itu meski usia kandungannya 5 bulan.

"Duh gak sabar gue pengen liat anak kedua Lo ini deh Shan, cewek apa cowok sih?"tanya Sisca antusias.

"Gue sama kak Gre gak pengen tau jenis kelamin mereka kak. Buat kejutan aja"jawab Shani seraya tangannya juga mengelus perutnya.

"Mereka? Eh jadi beneran kembar ya Shan? Serius?"tanya Sisca terkejut tak percaya yang diangguki oleh Shani sebagai jawaban.

Seakan ikut menjawab pertanyaan dari Sisca calon buah hati Shani bergerak menendang tepat dimana telapak tangan Sisca berada yang membuat Sisca terkejut dan menatap Shani yang dibalas senyuman oleh Shani.

"Tuh, yang didalam perut aja udah jawab"Sisca mengangguk dengan senyum yang manis memperlihatkan gigi gingsulnya.


'gue bakal jagain Lo dan anak-anak Lo Shan. Karena Lo adek kesayangan gue. Gue gak bakal biarin orang jahat nyelakain Lo dan anak-anak lo.'

















































'entah kenapa firasat dan perasaan gue gak enak tentang Lo, Shan. Semoga ini hanya firasat keliru'















































TBC.

Hay 👋

Kangen kah sama aku? hehe 😁😁

Balik dengan satu part dulu ya, part selanjutnya nunggu mood Dateng hehe ✌️✌️

Jangan marah ya 🙏

Maaf bnyak typo dan kata² yang jelek 🙏

See you next part ➡️

INDESTRUCTIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang