Khaira membuka freezer, lalu mengambil sebuah minuman pink yang Khansa inginkan. Setelah Khaira baca itu adalah minuman yoghurt rasa strawberry.

Lalu Khaira memberikan yoghurt strawberry tersebut kepada Khansa, Dengan senang hati Khansa menerimanya dengan mata yang berbinar, "Syuklon, uma!"

Khaira mengangguk, lalu ia mengacak kepala Khansa yang dibaluti oleh khimar, "Ya udah ayok, kita beli minuman yang lain buat abba. Sekalian beli kinderjoy buat bang Anza,"

Khansa mengangguk, Khaira melanjutkan mendorong troli dan Khansa yang membuntuti Khaira dengan memegang gamis milik Khaira.

Setelah selesai belanja, Khaira membawa sebuah plastik yang berisi makanan ringan dan menuntun Khansa yang sedang anteng menyedot yoghurtnya.

Khaira membuka pintu mobil belakang, ia menduduki Khansa disebelah Khanza, setelah itu ia menutup mobil dan beralih ke pintu depan, lalu ia duduk di samping gus Rafa.

"Udah?" Tanya gus Rafa.

Khaira mengangguk, "Udah, buruan jalan."

Gus Rafa pun langsung menjalankan kembali mobilnya menuju kebun binatang.

* * *

Taman Margasatwa Ragunan.

Disini mereka berada, gus Rafa tengah membayar tiket untuk masuk terlebih dahulu, setelah itu mereka memasuki area wisata kebun binatang.

"Itu apa ya umaa?" Tanya Khanza kepada Khaira sambil menunjuk binatang besar nan gendut mempunyai belalai.

"Itu gajah! Maca Anza gitu doan ndak tau, wuuu!" Ledek Khansa tertawa cekikikan.

Khanza yang mendengar itu hanya mengerutkan bibirnya, "Kan Anza uman nanya!"

"Sudah-sudah jangan ribut, katanya mau lihat binatang?" Ucap Khaira menasihati.

"Maaf uma," Ujar kedua bocah tersebut.

"Wahh ada jelapahhh!!" Seru Khansa ketika melihat jerapah.

"Tinggi banet ya jelapahna," Ujar Khanza.

"Iya, jerapah memang mempunyai leher yang panjang, sayang." Tutur Khaira, selanjutnya mereka kembali keliling melihat hewan-hewan.

Ditempat wisata ini memang sangat ramai dikunjungi oleh banyak orang, membuat mereka berjaga-jaga menjaga anak-anaknya.

"Hihii, abba umaa liatt, itu ada monyettt gedeeee!!" Seru Khansa menunjuk.

"Itu orang hutan, sayang." Jawab gus Rafa membenarkan.

"Oh, olang utan. Pantes milip kayak olang ya," Ujar Khanza menimpali.

"Iya, milip Anza. Haahahhah!" Tawa Khansa puas seraya menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya.

Khanza menatap Khansa dengan sinis, "Anza ganteng kayak abba! Anza ndak ada bulu kayak olan utan itu!"

"Iya deh, bang Anza mah malah-malah aja ih, kan Sasa uman becanda," Cibir Khansa.

"Tapi angan bawa-bawa Anza uga dong!"

"Hey! Sudah jangan ribut, kalian bisa nggak sehari nggak ribut?" Ujar gus Rafa dengan kesalnya.

"Ya maaf, abba."

"Maaf, tapi nanti pasti diulangi lagi terusss!" Cibir gus Rafa.

Khaira yang mendengar pun hanya terkekeh, "Udah ya Sasa, Anza. kalian nggak boleh ribut terus ya? Kalian kan saudara sedarah, jadi nggak baik ribut terus, kalian nggak kasihan sama uma abba?"

Love Till Jannah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang