20. Untukmu

Mulai dari awal
                                    

Haloo pahh..

Sapa Aura melambai tangan dengan nada girang. Diiringi senyum yang melebar diwajahnya.

Hii sayang do you miss me?

Wajah Aura dengan sengaja manyun memelas. Menatap rindu papah, setelahnya ia menyipitkan kedua matanya melihat background yang ada dibelakang Arlo.

Aku kangen banget, papah lagi dimana, kok kaya ada di kursi pesawat,?

Arlo pun menoleh kebelakang dan menjawab pertanyaan putrinya.

Menurutmu?

Wajah Aura spontan berubah. Matanya membesar terkejut. Dengan mulut yang sedikit membulat.

Papah pulang?,

Seru Aura tak percaya dengan wajah sumringah. Arlo pun mengangguk dan tersenyum lebar pada putrinya sebagai jawaban "iya".

Aura terharu melihatnya, rasa rindunya kini terbalaskan. Padahal baru satu bulan iya ditinggal Papahnya itu. Karena, kini Aura anak semata wayang Arlo yang tentunya diperlakukan sebaik mungkin oleh Papahnya.

Masih dengan video call.

Papah bawain sesuatu buat kamu,

Wajah Aura sumringah antusias saat mendengar ucapan papahnya.

Really?

Arlo mengangguk, mengambil sesuatu kearah bawah kursi pesawat. Untuk mengambil barang pemberiannya.

Tadaaaa..

Aura tersenyum bahagia melihatnya. Mata dan mulutnya melebar. Diakhiri dengan tangis Haru.

Woww, makasih ya Pah, papah jaga diri baik-baik ya, semoga papah selamat sampai tujuan. Aura sayang papah.

Jangan nangis dong, ayo senyum,

Ucapan Arlo dengan kedua jari telunjuk menarik ujung bibir, membuat putrinya itu kembali tersenyum.

Ditengah perbincangannya itu, sang nenek menyaut kencang memanggil Aura dari bawah. "Auraaa, ada temen kamuu," sautnya.

Aurna menoleh kearah pintu, mendengar sautan si nenek. Ia pun memutuskan untuk menutup telepon Arlo.

Pahh, nenek manggil aku, katanya ada tamu, aku tutup teleponnya dulu ya, bye papahh, muach.

Pamitnya diakhiri kecupan hangat.

Bye sayang.

****

Diruang tamu pun. Nenek yang tepat berada didepan pintu menyambut hangat Awan dan teman-temannya. "Ayo nak, masuk dulu, pas banget nenek nyiapin makanan lezat," sambutnya.

Awan dan temannya, tersenyum ramah kepada nenek. Dengan senang hati menghargai sambut sang nenek, masuk kerumah. "Terimakasih nek," balas mereka.

Mereka yang menunggu kedatangan Aura. Kini melihatnya keluar dari kamar. Dengan Mengenakan kursi roda. "Hai, tumben banget kalian kesini," sapa Aura.

Awan Untuk Langit  [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang