sebuah Pernyataan

Mulai dari awal
                                    

" jadi, aku baik-baik saja. Kau tidak usah khawatir "

" tapi, aku ingin melihat sisi lain dari diri mu. Aku ingin melihat kau menangis, kau bahagia, dan semua tentang mu yang tidak ada satu orang pun di bumi ini yang mengetahuinya " kata Hali lagi

" aku juga.. " sahut Evil

" aku juga ingin melihat sisi lain dari diri mu. Aku ingin mendengar cerita dari mu. Ceritakan pada ku bagaimana kehidupan mu selama ini " tambah Evil

" apa yang mau aku banggakan soal kehidupan ku? " ujar Hali

" apa? Kau kan Raja yang paling di takuti oleh seluruh penghuni bumi ini. " kata Evil

" haha, bersikap sekeras itu hanya untuk membunuh mu. Bukan kah ini lucu? Kita bahkan sekarang bergandengan tangan. " jawab Hali

" entah mulai dari mana, namun aku juga merasa bahwa kau bukanlah sumber dari bahaya yang sebenarnya. Aku selalu memikirkan itu, dan itu membuat ku sakit kepala " tambah Hali lagi

" apa kau mau mengetahui apa yang sebenarnya terjadi? " tanya Evil lagi kepada Hali

" apa maksud mu? " ujar Hali

Evil pun membawa Hali melintasi dimensi waktu, untuk memutar balik sedikit mengenai kisah bumi sebenarnya.

Sejarah mengatakan, bahwa pada saat kaum iblis menguasai bumi, disitu Sang Pencipta mengirimkan keempat Dewa - Dewi untuk menyegel para iblis dan membentuk ulang kehidupan di bumi menjadi damai dan sejahtera.

Lalu tiba pada suatu saat, Dewa Tyran penuh dengan obsesi untuk menguasai dunia sampai menjual jiwanya kepada iblis demi di tukar oleh batu kehidupan yang akan membuatnya hidup abadi dan penuh kekuatan.

Lalu Dewi Calleionus membunuh Dewa Tyran dan menyimpan batu itu baik-baik di Naefim.

Itulah sejarah yang terdengar selama ribuan tahun, sampai pada detik ini.

Yang nyatanya bahwa, sejarah itu telah di ubah .

Tidak ada kaum iblis yang menguasai bumi ini saat dulu kala, melainkan manusialah yang memang sudah sedari awal berada di bumi dan menguasainya.

Dewa Tyran, bukanlah Dewa yang membelot dan bersekongkol dengan iblis untuk mendapatkan batu kehidupan. Melainkan Dewa Tyran lah yang justru ingin membebaskan para iblis yang telah di segel oleh mereka.

Karena, para iblis itu sebenarnya adalah para manusia yang di bentuk Sang Pencipta saat Ia ingin menguji kemampuannya.

Sang Pencipta mengutuki mereka, dan mengubah mereka menjadi 'monster'.

Bahkan Sang Pencipta pun membuat
Tempat penghukuman yang di namakan 'Neraka' sekarang oleh para penghuni di bumi.

Griffin, selaku Jendral Penjaga Langit, menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana para manusia ini tersiksa dengan ketakutan tentang mereka yang bisa sewaktu-waktu berubah menjadi Iblis tanpa sebab.

Karena, pada saat itu.. manusia yang telah di ubah menjadi iblis lebih banyak jumlahnya ketimbang jumlah yang masih menjadi manusia seutuhnya.

Mereka setiap hari menangis, dan memanjatkan doa kepada Sang Pencipta agar di jauhkan dari kutukan itu.

Namun, bukannya berhenti.. Sang Pencipta justru semakin menjadi-jadi untuk menjadikan mereka semua  iblis.

Griffin yang tidak terima, memberanikan diri secara langsung dan menghadap kepada Sang Pencipta untuk menyampaikan ketidak sukaannya terhadap sikap Sang Pencipta.

Tindakan itu tentu saja merupakan tindakan yang sangat berani, sampai-sampai para Dewa dan Dewi tidak berani menatapnya.

Hanya Dewa Tyranlah, yang sependapat dengan Griffin.

Evilione Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang