42. Balikan, Dan Hubungan Gelap

Mulai dari awal
                                    

"Gua ga rela kalau lo nikah bang, ntar siapa yang mau bantuin gua kalau lo menikah? siapa yang mau nampung beban gua kalau lo menikah?" gumam Ryan merasa sedih.

Walaupun Ryan merestui dan sangat mendukung Reza sekarang untuk menikah barusan, sebenarnya dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Ryan merasa sangat tidak rela melepas sang kakak untuk menikah, mengetahui bahwa Ryan tidak pernah mendapatkan kasih sayang ataupun perhatian dari sang ayah dan Reza lah yang selalu menggantikan posisi sang ayah terhadap Ryan.

"Kan katanya gua ga boleh ngasih bunda beban, terus semisalnya lo udah menikah, berkeluarga. Gua gimana?"

"Jawabannya satu. Gua harus mandiri,"

-RS- 

Dimalam yang sejuk itu, Haikal tengah berada di angkringan mang yaman bersama dengan teman-temannya dan juga Abel dan Fafa.

Haikal sengaja menyuruh Arga membawa Fafa ke angkringan mang Yaman sembari mengajak Abel agar bisa bertemu dengan Abel untuk memperbaiki hubungan mereka yang semakin merenggang.

Haikal melirik ke arah Abel yang tengah menatapi jalanan dihadapannya sembari meminum susu jahe.

Cio menyenggol bahu Haikal. "Gas keun atuh, sana deketin, ngobrol apa kek. Nyiut banget nyali lo kaya si Jean." cetus Cio menyindir membuat Jean langsung menengok ke arahnya.

"Berisik lo," balas Jean kesal sedangkan Cio hanya tersenyum kuda ke arah Jean kemudian Cio kembali menyuruh Haikal untuk menghampiri Abel.

"Cepetan sana jancok!" titah Cio sembari mendorong-dorong tubuh Haikal agar menghampiri Abel.

Haikal menghela nafasnya kasar. "Argh, sabar!" kesal Haikal. Haikal kemudian melangkah duduk disamping Abel membuat Fafa yang sedang mengobrol dengan Abel langsung paham dan mempersilahkan Abel untuk berbicara dengan Haikal.

"Eh," bisik mang Yaman kepada Cio.

"Naon," sahut Cio.

"Itu ceweknya si Haikal yang katanya lagi ribut ama die ye?" tanya mang Yaman kepo. 

Cio menganggukkan kepalanya. "Iya dia mang yang bikin si Haikal meriang setiap malam," jawab Cio membuat mang Yaman tertawa lucu.

"Et dah, sadar bocah sekolah! Perasaan waktu dulu gua sekolah kaga begitu banget dah." tawa mang Yaman sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

Refleks Jean dan Galen langsung menatap kesal mang Yaman. "Ya jangan disamain mang jaman dulu sama jaman sekarang!" sahut Jean.

"Itu si Arga juga ceweknya cakep!" ucap mang Yaman sembari melirik ke arah Arga dan Fafa yang sedang berbincang-bincang.

"Apa mang? Senyum-senyum aja," tanya Arga saat sadar bahwa mang Yaman sedang membicarakannya, sedangkan Fafa hanya tersenyum malu-malu ke arah mang Yaman.

Mang Yaman menggelengkan kepalanya. "Kaga ngapa-ngapa, cakep juga ya cewek lu!" puji mang Yaman membuat Fafa terkekeh.

"Makasih mang," ucap Fafa diberi anggukkan dan senyuman oleh mang Yaman.

"Kok lu mau aja sih sama si Arga?" tanya mang Yaman membuat semuanya menatap mang Yaman remeh.

"Parah Ga! Ngga tau aja dia!" kompor Cio.

RASYA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang