18. Memori Kenangan Tentang Hujan

Mulai dari awal
                                    

Sembari mendengarkan musik A Thousand Years lewat earphone nya, Sara benar-benar sangat nyaman belajar. Kecantikannya yang paripurna ini memang sedikit sulit untuk di kalahkan, apalagi jika rambut nya sudah di ikat. Namun, walaupun Sara memiliki kecantikan paripurna ia benar-benar tidak tertarik dengan lelaki, bukannya ia tidak normal, melainkan memang Sara belum benar-benar menyukai seseorang dengan serius. Banyak yang mendekatinya, namun Sara tolak.

Sedang enak-enak nya mendengarkan musik dan belajar ada-ada saja pulpen nya sampai terjatuh, Sara sedikit kesulitan saat akan membawanya namun ada seseorang yang tak kalah sigap membantu membawakannya.

Sara lantas mendongak melihat siapa yang sudah membantunya. Sara kira siapa, ternyata Ananta, iya Anta.

"Makasih bang." ucap Sara lalu tersenyum. Anta yang mendengar itu hanya tersenyum dan mengangguk.

"Boleh duduk gak?" tanya Anta.

"Ya Allah abang kira ini kampus punya Sara, bolehlah." ucap Sara sedikit menggeser kemudian menepuk kursi kayu di sebelahnya, mempersilahkan Anta untuk duduk.

"Gak gitu Sar astagfirullah." ucap Anta sembari terkekeh kecil.

Demi menghormati orang di sebelahnya Sara membuka kedua earphones nya dan mematikan lagu yang sedang ia putar.

"Tumben ke perpustakaan, mau ngambil apa?" tanya Sara sembari menatap kedua mata itu. Sara ini keterlaluan, Anta jadi gelagapan.

"Emm a itu em."

"Em a em a, kalau ngomong itu yang bener dong bang." Sara sampai tertawa melihat gelagat lucu dari Anta, yang sangat jarang Sara lihat.

"Lo gak usah deket-deket dong Sar, gue panik." ucap Anta jujur.

"Eh maaf, perasaan gak deket-deket amat."

"Ya tadi lewat aja, terus liat lo ada di dalam jadi mampir." jawab Anta sembari kicep mata, sungguh menjadi dosa besar jika ia menatap Sara selama itu.

"Karena gue doang nih?" tanya Sara.

"Iya, masih lama belajarnya?"

"Emm udah sih kayanya, kenapa?"

"Hujan udah reda tuh, anter gue balikin motor kakak sepupu gue yuk ke rumahnya." pinta Anta tak di sangka-sangka. Sara jelas sedikit aneh, padahal masih banyak temen cowoknya Anta, tapi Anta memilih dirinya untuk di bawa main.

"Ya udah hayuk, nanti hujan lagi." ucap Sara kemudian beranjak dari duduknya, membereskan peralatannya lalu menarik tangan Anta. Anta yang di tarik bagaimana tidak terbang melayang menembus awan.

...

Setelah sampai di depan tempat parkir Anta langsung saja mengeluarkan motornya dari barisan parkiran. Setelah sudah siap baru saja Sara mau naik, sudah di stop saja.

"Eh bentar."

"Kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Sara, Anta langsung saja mengelap jok motor yang sedikit basah karena cipratan hujan itu. "Jok nya basah."

"Ya ampun gue kira kenapa bang." Lagi dan lagi Sara tertawa melihat tingkah laku Anta yang sangat meng-ratukan dia sekarang.

"Bisa pake helm kan Sar?"

MAHASURA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang