"Kayaknya udah, karena pas lo pingsan gue suruh daddy gue buat periksa lo." Sontak sana Samudra melempar bantal ke arah Angkasa.

"Goblok males gue sama lo sana buruan sekolah!" Sungut Samudra lalu ia menyembunyikan dirinya di balik selimut.

"Hei," panggil Angkasa.

"Samudra." Tidak ada sahutan dari sang empu.

"Demario." Angkasa mengusap gundukan selimut itu masih tidak ada balasan.

"Raden Samudra Demario." Angkasa menghela nafasnya saat Samudra enggan berbicara dengannya.

"Sayang..."

"Apa ?" Samudra memunculkan kepalanya dari balik selimut menatap Angkasa yg sedang tertawa. Giliran di panggil sayang aja langsung nyahut.

"Jangan marah, mau gue beliin apa nanti?" Tawar Angkasa. Samudra berpikir sejenak.

"Castella strawberry cake sama coklat yg bentuknya segitiga." Ujar Samudra.

"Toblerone ?" Samudra mengangguk. Angkasa mengusak rambutnya sembari tersenyum.

"Iya nanti gue beliin, gue berangkat dulu ya?" Pamit Angkasa dengan mengecup sekilas kening Samudra.

__________

Angkasa dan ketiga kawannya saat ini sedang berada di gudang lama sekolah yg di modifikasi menjadi markas mereka.

"Bagi rokok." Ujar Angkasa pada Panglima.

Angkasa dan Panglima sedang asik menghisap gulungan tembakau itu berbeda dengan Alex yg lebih memilih vape. Sedangkan Barex mengemut lolipopnya dengan hikmat.

"Sakit apa?" Tanya Alex pada Angkasa.

"Gue tusuk." Jawabnya, Panglima jengah sendiri mendengar kedua kulkas ini berinteraksi. Pembicaraan mereka terkadang tidak sampai ke otak Panglima, beda dengan Barex yg bisa mencerna.

"Berapa jam emang?" Tanya Alex.

"5" Alex manggut² mendengar jawaban Angkasa.

"Kasian bang Sam." Celetuk Barex

"Emang Sam gak masuk sakit apa?" Tanya Panglima.

"Abis di bikin bang Kasa gak bisa jalan." Balas Barex. Panglima melempar kulit kacang pada Angkasa setelah paham maksut Barex.

"Parah lo temen gue itu."

"Gue mau gituin bang Arkan juga." Cetus Barex.

"Belum waktunya." Balas Angkasa.

"Dih ngatur." Cibir Barex yg di balas tatapan tajam oleh Angkasa.

"Rex lihat Rex montok banget anjeng dadanya." Ujar Panglima sembari menyodorkan hpnya dan memperlihatkan wanita dengan hanya memakai bikini dan sedang berenang.

"Mulus Lim." Komentar Barex, seger lah matanya liat yg begini. 

Alex berdehem cukup keras guna menyadarkan kedua lelaki berbeda usia yg isi pikirannya otak selangkangan semua.

"Mau liat lo?" Tawar Panglima.

"Gak tertarik." Balas Alex.

"Padahal montok mulus sexhot kalau kata papa." Ujar Panglima.

"Montok an lo." Celetuk Alex yg langsung mendapat lemparan kulit kacang.

"Congor lo."

"Udah bel ayo pulang, gue mau main ps." Ujar Barex sembari berdiri dari duduknya.

"Ps mulu lo." Sahut Panglima.

"Masih bayi, makhlum lim." Ujar Angkasa sembari merangkul Panglima dan Barex. Mereka pun beranjak menuju kelas guna mengambil tas.

KAPTEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang