"aku ingin makan" cicit jisoo, sehun menatap jisoo

"hah?coba kau ulangi" suruh sehun

"aku ingin makan bisa kita berhenti?" tanya jisoo pelan menundukan kepalanya

"tentu, jika kau mau sesuatu jangan sungkan bilang padaku" sehun mengelus rambut jisoo dan tersenyum

"kai bisakah kita ke resto atau cafe? aku lapar" ujar sehun

"hm" balas kai yang kesal karena sehun menghukumnya kai harus membawa hampir 10 paperbag dan Jennie hanya menertawakan hukuman yang di berikan oleh sehun pada kai

"orang yang suka marah-marah cepet tua, cepet mati, kamu mau mati cepet? terus aku jadi janda nikah lagi?" tanya Jennie pada kai

"kamu sama sehun sama saja" balas kai

"ya makanya jangan marah-marah aku cantik gini masa jalan sama kakek buyut" canda Jennie

"iya iya sayangku Jennie kim" balas kai

sedangkan sehun yang mendengar kai berucap seperti tadi langsung merinding dan mengalihkan pandangannya pada jalan sedangkan jisoo dari tadi melamun tidak menghiraukan pembicaraan Jennie dan kai

.

.

.

.

kai memarkiran mobilnya disebuah reto yang tampak sederhana simple saja alasannya karena kai tidak ingin menjadi gembel setelah uangnya di kuras habis oleh sang istri, jennie membenarkan makeupnya sebelum turun dari mobil sedangkan sehun sedang mengeluarkan kursi roda milik jisoo lalu menggendong jisoo untuk pindah. setelah dirasa jisoo sudah nyaman sehun melihat kumpulan orang yang cukup jauh di depannya memakai baju putih dan membentangkan spanduk "kami menolak pemindahan paksa", sehun juga melihat beberapa orang memakai pakaian hitam menggunakan masker membawa balok kayu yang sedang bersembunyi

"ayo masuk" ajak jennie

"kai apa kau punya rokok?" tanya sehun, kai menatap sehun aneh karena rokok merupakan kode agar dirinya bisa berbicara dengan sehun berdua

"tentu di dalam mobil" ucap kai

"jennie kau bawa jisoo ke dalam aku merokok dulu" suruh sehun

"baiklah lalu bagaimana denganmu?" tanya jennie pada kai

"aku juga ingin merokok dulu kau duluan" balas kai

"hati-hati ya" ucap sehun pada jisoo, dan di balas dengan anggukan oleh jisoo

setelah melihat jisoo dan jennie memasuki resto sehun langsung bergegas masuk ke dalam mobil di ikuti oleh kai

"ada apa?" tanya kai serius

"kau lihat mereka yang sedang berdemo, aku merasa curiga pada orang-orang berbaju hitam itu" jelas sehun

"lalu kau mau apa? kita tidak bertugas ini cuti lagipula jangan membuat keributan" balas kai, orang-orang memakai baju hitam itu muncul secara bersama-sama dan mendekat ke arah para pendemo, orang-orang yang memakai baju hitam mulai memukuli para pendemo

"astaga sialan" ujar kai gelisah

"apa kau yakin kita hanya berdiam saja" tanya sehun santai

"kita harus melakukan sesuatu" balas kai

"itu yang aku maksud, kau punya masker?" kai memberikan sehun masker lalu memakainya

"tetap pakai kacamatamu jangan sampai lepas mayor"

"siap letnat"

"ayo kita mulai"

sehun dan kai berjalan pelan keluar dari mobil dan melewati resto mereka tidak mau jennie dan jisoo curiga, setelah melewati resto barulah mereka berlari sekencang mungkin, sudah beberapa orang yang tergeletek di bawah dan ada juga yang terluka, sehun mulai mengamati dan menghitung orang berbaju hitam

"mereka berjumlah 8 orang masing-masing 4 kau sanggup?" tanya sehun

"ya letnat hati-hati" balas kai

"jaga dirimu" sehun berlari menghampiri pria berbaju hitam yang sedang memukul wanita yang sudah tidak berdaya, sehun menarik tangan pria itu dan memutarnya keras, menendang perutnya dengan keras pria pertama yang sehun lawan tadi tergeletak, lalu sehun beralih menatap dua pria sekaligus di depannya yang satu membawa pisau yang satu membawa balok kayu sehun berlari menghindar dari pria bersenjata pisau, kejar-kejaran antara sehun dan dua pria tadi berlangsung cukup lama sampai akhirnya kai melemparkan balok kayu pada sehun barulah sehun mulai menyerang pria yang membawa pisau memukul tangan pria tersebut agar pisaunya terjatuh, setelah itu sehun memukul wajah pria tadi menggunakan kayu yang di pakai, melihat temannya sudah tidak akan melawan lagi pria yang memegang balok kayu memukul bahu sehun dengan keras, sehun mundur beberapa langkah berharap agar rasa nyerinya sedikit berkurang, pria itu maju mendekat ke arah sehun, sehun dengan gerakan cepatnya langsung berdiri di samping pria itu dan langsung menghantam lehernya.

sedangkan kai kini dirinya tengah di cekik oleh 2 pemuda, kai mulai berontak agar bisa mengambil napas, kai mulai kelelahan karena pasokan oksigen yang dia terima sedikit

"berani kau menganggu kami bocah" ucap salah satu pria yang mencekik kai

BUAGH

sehun yang melihat kai dicekik berlari maju dan mengayunkan balok kayu yang dipegang olehnya mengenai kepala orang yang berbicara pada kai,merasa pria yang berbicara tadi melepaskan cekikannya kai langsung menendang tulang kering pria yang satunya, kai terbatuk- batuk memegangi lehernya

"hei kau curang aku 5 kau 3" jelas kai ketika dia sudah mulai tenang

"salahkan wajahmu yang menantang membuat mereka tertarik padamu" balas sehun memegangi bahunya

"mana bisa seperti itu" kai menatap sehun dengan pandangan tidak terima

"apakah bahumu terluka lagi?" tanya kai berjalan menghampri sehun, sehun tetap diam sambil terus memegang bahunya

"kau harus mengobatinya kali ini" ingat kai

"kalian baik-baik saja butuh ambulance?" seorang wanita tua menghampiri sehun dan kai

"tidak bu kami baik" balas sehun, sehun langsung mengisyaratkan dengan matanya agar cepat meninggalkan tepat ini

"kami permisi dulu" ucap kai dan sehun berlari

"kami sangat berterimakasih pada kalian" teriak wanita tua tadi

.

.

.

.

.

.

tbc

terimakasih banyak dukungannya

votenya juga sangat membantu sekali

maaf jika terdapat typo yang banyak

BEAUTIFUL PAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang