"Hum? What's wrong gurl?"

"Kenapa kamu langsung duduk begitu saja di kursi ini? Tidak tahukah kamu arti sopan santun?" Jo menutup telinganya mendengar nada bicara Yara yang terdengar sangat baku.

"Selagi kursinya kosong ya gue dudukin, nggak ada sangkut pautnya sama sopan santun."

"Siapa yang nyiptain keributan di meja kita?" Lengkap sudah keterkejutan dan ketakutan semua warga kantin saat suara Frey terdengar. Frey datang bersama Wanda dan Sophia, seperti biasa.

"What the hell is this?" Audrey menggumam pelan, sepertinya akan ada drama baru.

Jo mendelik, "Meja kalian bertiga? Ini meja punya sekolah kali."

Sophia mengernyit, pandangannya ia alihkan kepada seorang siswi yang tadi sempat ia cegat, "Kan sudah saya perintah untuk menjaga satu meja kosong di kantin. Kenapa sampai bisa ada keributan?"

Siswi itu menggigit bibir bawahnya cemas.

"Heh Jo, ngapain lo berada di antara kerumunan orang orang kumuh?!?!"

Terlihat Selina langsung menyikut Zoey, saat Zoey dengan mulut ceplas ceplosnya berteriak dari jauh.

Zoey melihat dan memanggil Jo dari jauh, sehingga Zoey tidak melihat sesiapa saja orang orang yang berdiri di sekitar Jo.

Saat ia dan Selina sudah berada lebih dekat dengan TKP, barulah Zoey langsung menepuk nepuk bibirnya. Bisa-bisanya spek ke-6 gadis tadi dibilang kumuh :).

Athena yang sedaritadi memainkan kuku cantiknya berujar, "Kita pergi."

Audrey tampak tidak terima, "But we have not eat yet."

"Seorang wanita berkelas tidak akan bertengkar hanya karena permasalahan kecil." Setelah mengatakan itu, Athena segera berbalik badan.

"Dasar kekanak-kanakan." Athena mendesis, tepat sebelum akhirnya ia melangkah pergi dari kantin.

Yara akhirnya berujar penuh sesal, "Aku minta maaf karena semua keributan ini ya. Aku harap kalian semua mau ngemaafin aku sama temen temen aku."

Hening. Tidak ada yang menyahut permintaan maaf dari Yara.

Audrey segera menarik pergelangan tangan Yara dan pergi dari meja tersebut tanpa berkata apapun.

Dengan alis kanan yang terangkat, Wanda terkekeh,

"Kayaknya kita harus ngajuin ke Direktur Sekolah mengenai penambahan meja di kantin."

"Karena masih banyak oknum tidak tahu diri yang suka mengambil meja orang lain tanpa izin." Lanjut nya.

Selina yang mendengar itu mengangguk-angguk, "Gue setuju sih. Mengingat banyak juga oknum yang malah menyuruh siswa-siswi lain untuk mencarikan mereka meja yang kosong, sampai sampai siswa-siswi tersebutlah yang malah tidak mendapat meja. What a stupid."

Sophia menarik lengan Frey yang hendak maju, seperti tidak ingin membuat keributan yang lebih parah lagi.

"Whatever. Silahkan duduk di meja tersebut. Kami mengalah."

Sophia berbalik dan mengangguk ke arah Wanda, juga Frey. Wanda dengan senyuman manis, dan Frey dengan kerlingan mata mulai mengikuti langkah panjang Sophia.

Pergi meninggalkan kantin, karena jujur, mood mereka sangat turun drastis.

Zoey yang melihat itu tertawa pelan, ia  mulai duduk di depan Jo yang daritadi hanya menatap dengan smirk tipis.

"Selina mantap banget, kapan lagi coba bisa ngebuat para ranking paralel terdiam."

Selina yang duduk di samping Jo menggeleng, "Mereka ngalah bukan berarti kalah. Mereka cuma nggak mau memperpanjang masalah, dan ngebuat citra mereka jadi buruk."

Jo berdecak, "However, gue seneng akhirnya kita yang berhasil dapetin meja ini."

"Karena kita emang selalu ngedapetin apa yang kita mau."

Yang membuat orang orang disana heran adalah; Kursi di meja kantin yang tersisa tersebut ada 10. Lantas kenapa mereka tidak memilih untuk makan bersama, dan memilih untuk menjadikannya bahan perdebatan?

----

Good Night Everyonee!!

How about prolog chapter?😁

Ayo berikan vote, komen sebanyak-banyaknya, dan dukungan untuk membuka chapter 1!!

See U In The Next Chapter>>>>

Love ya.

CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang