demam biasa

udah kok, belum sampai mungkin
suratnya

Iya

Yaudah baek baek lo dirumah

Ntar siang gue sama keysa kesana

jangannn pinnnn

aku lagi ngga dirumah

dirumah kakek lugman

Sakit bisa jalan-jalan sampe kesana

ngga jalan!

aku kan ikut kerumah kakek karena
dirumah ngga ada orang, jadi ngga ada yang ngurus aku nanti

Ow yadehh

Hasna merutuki dirinya yang kembali berbohong pada teman-temannya. Tapi ya mau bagaimana lagi, ia belum siap menceritakan yang sebenarnya pada teman-temannya.

Hasna yang kini merasakan perutnya mulas pun segera berlari kekamar mandi. Sudah hampir tiga kali Hasna bolak balik ke kamar mandi karena makanan pedas yang semalam ia makan.

Hasna kembali merutuki dirinya sendiri yang ngeyel, sudah diperingati juga oleh Hasban tapi tetap tidak mau tau dan membeli mie instan pedas.

Hasna membaringkan tubuhnya kekasur. Kini lemas ia rasakan, perut juga terasa panas seperti diremas. Hasna tertidur tengkurap, satu tangannya ia simpan dibawah perut dan satunya lagi ia simpan dibawah wajahnya.

"Ummi..." Lirih Hasna.

Disaat-saat seperti ini ia rindu dengan Ummi Fatimah yang biasanya selalu siaga kala Hasna tengan sakit. Tapi kini Hasna harus sendiri karena sudah tidak lagi bersama Ummi Fatimah.

"Hiks...., Ummi, Hasna mau pulang." Isak nya pilu.

•••

Sepulang mengajar, Hasban langsung pulang kerumah. Mengingat Hasna yang dari semalam demam dan tidak mau diajak periksa membuat nya sedikit khawatir akan terjadi sesuatu pada gadis itu. Masa baru sehari tinggal bersama nya sudah sakit saja.

Hasban melangkah memasuki kamar, menyimpan tas nya dimeja lalu menghampiri Hasna yang masih terbaring dikasur. Ia sentuh kening Hasna memastikan demam Hasna sudah turun atau belum.

Gadis itu mengeliat pelan, membuka matanya perlahan. Hasna sempat terlonjak melihat Hasban didepannya dan ia baru teringat kalau ia sudah menikah dengan Hasban.

"Mau periksa ngga?" Tawar Hasban.

Hasna menggelengkan kepalanya pelan. Ia sudah merasa baikan, mungkin besok pagi sudah sembuh dan akan kembali bersekolah.

"Kalau besok ngga sembuh-sembuh, jangan salah kan saya. Saya sudah ajak kamu periksa tapi kamu nolak terus." Ucap Hasban berlalu kedalam kamar mandi, ia sedikit lelah membujuk Hasna dan memutuskan untuk membersihkan dirinya saja.

Hasban keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah. Dilihat nya Hasna yang terduduk terdiam dikasur sembari menatap Hasban.

"Pak Hasban."

"Hm?"

"Hasna mau sholat, Hasna belum sholat ashar juga." Ucap gadis itu kala Hasban mengenakan sarung dan bersiap untuk sholat.

Hasban mengangguk samar, memutuskan menghampiri Hasna dan membantu gadis itu mengambil wudhu dikamar mandi, setelah dirinya sendiri kembali berwudhu, kini ia berjalan menghampiri Hasna yang sudah terduduk menunggunya.

"Kuat berdiri?" Tanya Hasban pada Hasna, gadis itu mengangguk pelan sebagai jawaban.

Hasban mulai mengambil tempat dan memulai ibadahnya dengan Hasna yang berdiri sebagai makmum.

Selepas sholat, Hasna memilih menidurkan dirinya diaras sajadah sembari menunggu Hasban yang tengah berdzikir.

Hasban menoleh kebelakang, dilihatnya Hasna yang sudah tertidur diatas sajadah. Hasban menghela nafasnya pelan lalu bangkit memindahkan gadis itu keatas kasur.

Biar lah Hasna beristirahat terlebih dahulu, kasihan juga ia melihat Hasna yang lemas seperti ini, tapi ya mau bagaimana lagi, diajak periksa saja susahnya astaghfirullah.

Malam ini, Hasban tengah menyuapi Hasna. Sebelum nya, ia lebih dulu membuatkan Hasna bubur. Sedangkan Hasna hanya berdiam diri dikamar sembari memejamkan matanya.

Selesai menyuapi Hasna, Hasban memberikan segelas air hangat untuk Hasna. Hasna meneguk air itu hingga setengah lalu kembali menyerahkan gelas itu pada Hasban.

"Hasna mau Ummi." Adu Hasna pada Hasban yang terduduk disampingnya.

"Udah malam, kasihan Ummi kalau kesini malam-malam begini." Ujar Hasban memberi pengertian pada Hasna.

"Kita aja yang kesana, boleh ya?" Ucap Hasna memelas.

"Dirumah aja, banyakin istirahat jangan kemana-mana dulu." Ucap Hasban seraya memindahkan mangkuk yang telah kosong diatas nakas.

"Tapi Hasna mau sama Ummi Fatimah. Hasna mau tidur sama Ummi, Pak." Ucap Hasna melirih, hidungnya kini memerah karena menangis.

"Tidur sama saya aja." Ucap Hasban.

Hasna menggelengkan kepalanya, ia hanya ingin Ummi Fatimah. Ia rindu Ummi nya, ia ingin bermanja dengan Ummi nya saat sakit seperti ini.

"Mau Ummi." Isak nya kecil.

Hasban menghela nafasnya panjang, ia hanya tidak ingin merepotkan mertuanya itu, selagi ada Hasban kenapa harus Ummi Fatimah. Ayolah Hasna, kamu sudah jadi istri saya.

"Kenapa harus Ummi? Disini ada saya, Hasna." Ucap Hasban mendekat kan dirinya dengan Hasna.

Hasna menggeleng pelan, tidak mungkin ia berkata jujur dengan Hasban. Ia hanya ingin dipeluk saja, biasanya kalau sakit, ummi nya itu akan menemani nya tidur sembari memeluk Hasna dan mengusap kepala Hasna. Itu lah kenapa Hasna meminta untuk diantar kerumah Ummi nya.

"Kasih saya alasan yang jelas, nanti saya antar ke rumah Ummi." Ucap Hasban.

Hasna menatap Hasban dengan sisa-sisa air matanya. Gadis itu menatap Hasban sejenak, bingung bagaimana harus mengatakan nya pada Hasban. Jujur, ia malu.

"Hasna mau pulang, Pak. Hasna mau dipeluk Ummi." Ucap Hasna lirih.

"Hanya itu?" Hasna mengangguk kecil, gadis itu mengalihkan pandangannya kelain arah.

"Ayo, Pak." Ucap Hasna sedikit merengek pada suami nya.

"Ayo kemana?"

"Antar Hasna kerumah Ummi." Ucap Hasna.

"Disini saja." Jawab Hasban ikut merebahkan dirinya disamping Hasna.

"Bapak tadi bilang mau antar Hasna kerumah Ummi." Ucap gadis itu kembali mengeluarkan air matanya.

Hasban tersenyum tipis, menggeleng-gelengkan kepalanya pelan sembari merubah posisinya menghadap kearah Hasna yang tidur terlentang.

"Kalau saya bisa peluk kamu, kenapa harus Ummi?"

Mau yang kayak Hasban cari dimana yahhh😩🤧

Guruku ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang