Mission 7 = First Attack

Start from the beginning
                                    

Masih aku peluk, Adrian seperti tak sadar karena tubuhnya berat sekali. Aku jadi ingat pada lukanya yang berdarah tadi. Aku meraba punggungnya pelan dan bergetar.

Nihil.

Tak ada darah disana.

“Dri.. sadar dong lo berat!” Ucapku dan berusaha mengenyahkannya dari atasku.

“Punggung gue sakit Nit.” Katanya lemas.

“Gak berdarah kok, awas deh! Udah aman Dri!” Aku memaksa tubuh Adrian untuk enyah tapi susah karena dia berat dan diam seperti patung.

“Asli Nit, pegel banget.”

“Ia gue juga pegel di tindih sama lo!!”

Dia bergerak lalu dengan pelan dan meringkih sambil memegang punggungnya dia bangkit dan duduk di sofa. Aku buru-buru bangun dan ikut duduk di sampingnya.

Shit, tadi itu apa coba!” Katanya mengerang kesal.

“Gak tau, situasi udah gak aman. Lo udah gak aman Dri.” Dia menoleh, keningnya berkerut.

“Dia ngincer lo Nit.” Katanya pelan.

“Maksud lo?”

“Sebelum musnahin gue, pasti dia berusaha musnahin pengawalnya dulu. Lo adalah penghalang bagi dia, dan gue yakin sekarang ini dia akan selalu awasin dan mencoba nyerang lo.” Adrian menatapku intens.

“Hmm gue..” Aku udah gak tau harus bersikap gimana.

“Mungkin keadaan berbalik, gue yang bakal ngawal lo mulai sekarang.” Katanya tegas.

Wha...what?!

“Lo gak liat tadi gue yang nyelametin keadaan?” Iya juga sih.

“Ia sih..lo kok bisa terbang gitu barusan?”

“Itu gak penting, mungkin kekuatan gue muncul tiba-tiba saat situasi genting. Yang terpenting sekarang lo ganti baju sana!” Lah kenapa jadi ganti baju.

“Kenapa ganti baju?”

“Oon nya gak ilang-ilang lo ya, liat dong sekarang kita basah kuyup gini. Emang lo nyaman sama baju basah plus tembus pandang kayak gitu?”

Sialan, aku baru engeh. Jadi tadi dia melihatiku intens banget apa karena ini! Aku lalu mengambil bantal sofa dan menutupi dadaku dengan resah.

“Ck, kalau gini caranya gue mesti ada di samping lo kemana-mana Nit.” Katanya sambil mengacak-ngacak rambut basahnya.

“Gue juga bisa melindungi diri sendiri, tenang aja sih.”

“Yakin? Gue gak jamin ya sama keselamatan lo.” Dia mengerling sesaat.

“Hmm apa perlu gue kawal juga sampe-sampe lo ganti baju?” Sambungnya lagi dengan senyum mesum.

“Serius Adrian! lo jangan tenang-tenang bahkan genit gitu! Mana bajunya?!” Kataku galak.

“Ambil aja sendiri di kamar gue.” Katanya cuek lalu bangkit berdiri.

“Eh. eh lo mau kemana?” Aku mengikutinya dari belakang sambil tetep memegang bantal di depan badanku.

“Mandi.”

Brakk

Dan dia menutup pintu kamar mandi tepat di depan mataku. Cowo sengak!

“Heiii” Ucapku sambil menggedor-gedor pintunya.

“Berisik! Sana langsung aja ke kamar gue, cari baju aja sendiri. Kan gak mau gue kawal.” teriaknya dari dalam kamar mandi.

Save The Prince (Remake)Where stories live. Discover now