"Kamu hadiahin apa buat Fais?" tanya Naifa.
"Hoodie, kata Key Fais cocok make hoodie jadi yaudah gua hadiahin itu aja" jelas Aulia.
Naifa tersenyum dan mengangguk, ia mengacak-acak rambut gemes milik Aulia. "Yuk" Naifa mengenggam tangan munggil Aulia.
"Pacar lo sama Halia mana?" tanya Key, menaruh kembali novel yang tadinya ia genggam.
"Tuh mereka, lagi beliin novel buat Fais" tunjuk Naifa dengan jari telunjuknya.
Kedua remaja yang tadinya di kasir, kini menghampiri mereka.
"Kalian udah beliin Fais hadiah?" tanya Marcel kepada mereka.
"Udah dong, yuk pulang. Bentar lagi malam nih" ucap Aulia menatap ponselnya.
Jam yang sudah menunjukkan pukul 5:48, yang berarti malam segera tiba. Dan matahari akan segera tenggelam yang memperlihatkan senja yang sangat cantik.
"Ga mau makan dulu?" tanya Rayyan merangkul pundak Aulia.
"Ga usah, tadikan udah makan" ucap Aulia.
"Yaudah, aku beliin makanan buat kamu ya. Biar kamu bawa pulang dan makan di rumah aja" ujar Rayyan.
"Ga usah Ray, bahan makanan di rumah gua masih ada kok" ucap Aulia tersenyum manis kearah Rayyan.
Melihat senyuman manis dari bibir Aulia. Membuat Rayyan ingin salting atau tidak ingin terbang ke langit tujuh. Kapan lagi ia akan melihat senyuman manis dari gadis itu?
"Baiklah, kalau itu mau kamu. Tapi, kalau kamu butuh apa-apa telepon aku aja" ucap Rayyan mengacak-acak rambut gemas Aulia.
"Aaaaa kayak adik kakak, gemes tau" sahut Key.
"Yee bilang aja lu iri, soalnya ayang lu kan kagak ada di sini" ujar Marcel.
Key menghentakan kakinya di lantai dengan rasa yang kesal.
"Ih kesal banget sama ayang bebeb, masa di ga kasih tau aku dulu sih" kesal Key.
"Udah udah udah, pulang yuk bentar lagi malam nih" sahut Halia. Membuat semuanya setuju.
...
"Awas aja mereka besok, gua kagak mau bicara sama kalian. Masa ke mall kagak ajak gua sih" kesal Fais. Ia membuangkan ponselnya ke sembarangan arah. Dirinya bodoamat tentang kondisi ponselnya, jika rusak tinggal minta ke ayah. Anak sultan:v
Fais beranjak dari kasurnya menuju ke kamar mandi, untuk melakukan ritual mandi sore.
Beberapa menit seusai mandi. Fais keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya di tutupi bagian bawah. Dan memperlihatkan otot otot perutnya, dan rambut dengan keadaan basah.
Fais mengambil handuk kecil di kursi belajarnya. Langsung melapkannya di rambutnya.
Tok tok tok
"Siapa?" tanya Fais.
"Gua, buka dulu napa" ucap Fira dari luar. Mau tak mau Fais melangkah kearah pintu untuk di bukakan.
"Apa?" tanya Fais dengan nada dinginnya.
"Gapapa" jawab Fira dan langsung pergi dari hadapan Fais.
Melihat kelakuan kakaknya yang sangat gabut. Membuat Fais ingin mengucapkan kata kotor dari mulutnya, jika tidak ada ayahnya mungkin dari tadi ia melakukannya. Tapi ia melihat sang ayah berada di bawah.
"Liat aja lu besok, gua kerjain" batin Fais. Ia kembali menutup pintunya dengan perlahan.
"Anjir tuh bocah, liat aja lu besok" gumam Fais.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH FAIS
Teen FictionSEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AKUN LULU DULU🤗❤ NO COPY! HASIL PIKIRAN SENDIRI! DI LARANG PLAGIAT CERITA INI! ~~~ Tinggal lapak dengan bijak. Hargai karya author. Jika ada kesamaan di cerita lain yang kalian temukan, mungkin itu kebetulan!! ~~~~...
Hadiah Untuk Fais
Mulai dari awal