09 - Our Future

Mulai dari awal
                                    

"Kak, boleh Natha tanya sesuatu?"

"Tanya aja."

"Kak Juna pernah iri gak sama Natha?"

"Jadi dokter aja ya, kak? Jadi penerus ayah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi dokter aja ya, kak? Jadi penerus ayah."

Juna langsung menghentikan kegiatan makannya saat mendengar kalimat itu terlontar dari mulut Arya. Saat ini mereka semua, minus Natha, sedang makan malam bersama. Kegiatan yang sudah lama tidak dilakukan sejak Arya sering lembur.

Obrolan saat makan bersama memang sudah menjadi rutinitas di keluarga mereka, walaupun tidak sepenuhnya dibenarkan, tapi kapan lagi mereka punya momen untuk mengobrol bebas selain saat makan? Arya terlalu sibuk di rumah sakit, Ayu juga bukan tipikal orang tua yang banyak omong.

Awalnya Arya bertanya tentang planning masa depan Juan dan Leon, mengingat anak kembar itu sudah berada di kelas 3, bahkan beberapa bulan lagi mereka dinyatakan lulus SMA. Mau tidak mau pembahasan seperti ini memang harus terjadi juga.

"Aku gak mau jadi dokter, Yah.."

Juna juga sudah menjelaskan. Dia akan kuliah walaupun bukan keinginannya, tapi untuk urusan masa depan, Juna tetap pada pendiriannya untuk menjadi pelatih taekwondo. Namun, Arya melarang, dan Juna juga tidak bisa memastikan bagaimana masa depan seorang pelatih beladiri nantinya. Dia tidak punya alasan kuat untuk memilih masa depannya sendiri.

"Kenapa? Kamu gak kasihan sama adek?"

Selalu seperti ini. Natha selalu dijadikan alasan agar Juna mengikuti arahan sang ayah untuk jadi dokter. Tapi, demi apapun, Juna tidak mau. Dia sayang adiknya lebih dari dia menyayangi dirinya sendiri, tapi bukankah Juna berhak menentukan masa depannya sendiri?

Leon hanya diam saja menyimak obrolan ayah dan anak sulungnya itu. Walaupun tidak dituntut untuk menjadi dokter juga, sebagai anak tengah pastinya Leon memiliki tekanan lain. Arya menyarankan Leon untuk kuliah bisnis, katanya masa depan menjadi pembisnis lebih jelas daripada menjadi pemain basket. Leon jelas saja menolak, tapi pada akhirnya dia hanya bisa pasrah.

Banyak orang yang menganggap Arya adalah ayah yang ideal, ayah impian bagi semua orang. Ada benarnya memang, Arya sangat bertanggung jawab dengan perannya sebagai kepala keluarga. Tapi, dibalik itu semua, Arya adalah orang yang keras. Keputusannya adalah mutlak, dia hanya memikirkan bagaimana caranya menjamin masa depan anak-anaknya tanpa memikirkan apa yang sebenarnya mereka inginkan.

"Ayah mohon Juna, ayah gak bisa selamanya jadi dokter, Natha jugaㅡ"

"Terus harus aku yang jadi dokternya Natha?" Tukas Juna. "Kenapa ayah berpikiran kalo Natha bakal sakit selamanya, Yah?" lanjutnya.

Arya terdiam ditempatnya, begitupula Ayu yang sedari tadi memang memilih untuk diam.

"Kak, bukan begitu.. Memangnya kamu gak mau nyembuhin Natha dengan tanganmu sendiri?"

Broken Piece of Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang