[51] Just Back Where It Should Be

Mulai dari awal
                                    

Ercy tersentak. Dia ingat betul, dia mengalami amnesia ketika bangun dari koma yang panjang. Jangan-jangan...

"Itulah saat kita bertukar tubuh untuk pertama kalinya."

Ercy bahkan tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Dia hanya terbengong menatap Elora.

"Aku pikir itu adalah berkah dari Tuhan untukku. Ternyata tidak, kehidupan kita sama saja. Tidak ada yang berbeda. Sepertinya kita bertukar juga karena nasib kita sama, sama-sama jelek. Aku yang berada di tubuhmu di beritahu bahwa aku menghabisi ayahku sendiri dan mencoba bunuh diri. Entah bagaimana kasus itu di tutup dan aku pindah ke panti asuhan."

Elora menghembuskan nafas panjang, "bertahun-tahun berlalu, aku selalu di bully di panti asuhan, di singkirkan, di acuhkan. Kehidupan yang tidak jauh berbeda dari kehidupan ku yang lama. Aku di tatap sebagai pembunuh, dan aku benar-benar di anggap sampah.Lalu pada saat aku kelas 6 sekolah dasar,  aku tidak kuat, lalu sekali lagi aku berdoa agar aku bisa kembali ke tubuh asliku."

"Lalu?" Ercy semakin penasaran. Akhirnya rahasia terkuak, dan dia ingin mendengarkan sampai selesai.

"Sebuah suara menjawab ku. Aku tidak tahu itu apa dan siapa. Tapi dia menawariku kesepakatan. Dia meminta imbalan dariku jika ingin di kembalikan ke tubuh asal. Dan aku memberikan memori mu sebagai bayaran."

"Hah?! Kau menginginkan sesuatu tapi kau justru membayarnya dengan melibatkan orang lain?!" Ercy tidak habis pikir.

"Katakan saja aku jahat. Tapi pada kenyataannya seperti itu." Elora terlihat sedikit menyesal. "Mungkin itu sebabnya kau hanya mengingat kehidupan mu di tubuh 'Elora' dan lupa segala hal yang kau lakukan ketika berada di tubuhmu sendiri."

"Kau benar-benar egois." Cerca Ercy. "Selama ini aku bersimpati padamu, sedih akan kemalangan yang menimpamu. Tapi kau sendiri memilih mengorbankan aku untuk kebahagiaan mu."

"Aku juga ingin bahagia!" Bentak Elora. "Katakan aku egois, tapi memang seperti itu. "Aku buta oleh kenyamanan diriku sendiri." Elora menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Akan aku lanjutkan."

"Aku menjalani kehidupan ku selama tiga tahun dengan cukup baik. Meskipun aku beberapa kali terkena pukulan oleh ayah dan caci maki ibu, aku tetap bertahan. Hingga suatu hari aku di lecehkan oleh pacar ibu."

"Hah?" Ercy cengo. "Kau... Tubuh itu... Pernah di lecehkan?"

Elora mengangguk dan jiwa Ercy seakan melayang-layang saking syok nya. "Dan aku tidak pernah tahu itu..."

"Aku merasa sangat kotor dan hancur. Aku jijik dengan diriku sendiri, aku tidak sanggup. Meskipun aku sudah mengadu pada ibu, kau tahu apa katanya? 'kau pasti menggoda pacar ku duluan, dasar pelacur!' di katai seperti itu oleh ibu sendiri, betapa hancurnya hatiku."

Ercy terdiam, dia dapat merasakan emosi yang Elora rasakan. Dia pernah menghadapi ibu yang sama, dia pernah menerima perlakuan yang sama. Dia mengerti, benar-benar mengerti.

"Aku tidak kuat, aku memanggil suara itu lagi. Dan dia bertanya apa yang ingin aku korbankan selanjutnya, dan aku dengan tegas berkata memori yang kau miliki ketika berada di tubuh mu saat ini."

"Pantas saja aku tidak ingat pertemuan pertamaku dengan Xaviero." Keluh Ercy. "Aku seperti orang bodoh yang amnesia, ternyata memoriku kau gadaikan tanpa hati."

Mencoba mengabaikan cibiran Ercy, Elora melanjutkan. "Ketika aku kembali ke tubuhmu, aku sudah sekolah menengah atas. Tiga tahun sudah berlalu, dan aku mencoba menyesuaikan diri. Hingga suatu hari aku melihat sesosok lelaki tampan yang sepertinya menyukaimu. Dan setelah kucari tahu ternyata dia adalah pangeran kerajaan Osborne. Aku langsung bahagia, mengira bahwa inilah saatnya aku bisa bahagia."

"Lalu aku berpikir untuk melakukan segalanya, apapun akan aku korbankan meskipun aku tidak mencintai nya sama sekali. Aku mencoba mendekatinya, namun anehnya meski aku tahu dia menyukaimu, dia berpura-pura membencimu. Aku tidak ingin harapan ku menghilang, jadi aku berpikir untuk menyerahkan tubuh mu demi meraih kebahagiaan ku. Ketika acara sekolah, aku mencampurkan afrodisiak ke dalam minumannya dan membiarkan dia meniduri ku hingga hamil."

Ercy merasa geram. Mendengar langsung kejahatan yang Elora lakukan tanpa izin menggunakan tubuhnya... Benar-benar tidak bisa di maafkan.

"Ini tubuhku. Di saat aku menjaga tubuh mu dengan baik, kau mempergunakan tubuhku seperti pelacur!" Bentak Ercy.

Meski begitu Elora memang terlihat menyesal. "Setelah hamil, aku mencoba meraih kebahagiaan yang ku idam-idamkan. Namun sepertinya kebahagiaan tidak di takdirkan untukku sejak awal. Pangeran mengabaikan ku, dia mengucilkan ku. Aku stress, bahkan ketika anakmu itu lahir, aku semakin tidak mengendalikan diriku. Hampir aku berpikir untuk membunuhnya, tapi aku hanya akan semakin menjadi sampah. Untuk terakhir kalinya aku memutuskan memanggil suara itu lagi..."

Setetes air mata mengalir dari sudut matanya. "Untuk kali ini, imbalan pertukaran tubuh kita... Aku memberikan nyawaku untuknya. Aku sudah tidak bisa melanjutkan hidup lagi. Tubuhku maupun tubuhmu, tidak ada yang membuatku lebih baik. Aku hanya kabur-kaburan selama ini, tidak berani bertanggung jawab untuk diriku sendiri, dan inilah akibatnya."

Elora pada akhirnya menangis terisak-isak, "bahkan meskipun aku menyerahkan kepalaku padamu, tampaknya itu tidak cukup untuk menebus kesalahanku."

"Emangnya jaman dulu apa pake menyerahkan kepala..." Gumam Ercy dengan perasaan campur aduk. Kaget, sedih, marah, kesal, panik, benci, semuanya menjadi satu. Namun dia juga senang karena mengetahui segala kebenaran yang dia cari-cari. Juga senang mengetahui bahwa yang di cintai Xaviero memang benar adalah dirinya, jiwa nya sendiri dan bukannya Elora.

"Aileen, aku melihatmu selama ini. Bagaimana kau memperbaiki kehidupan mu yang aku hancurkan, memperbaiki citramu, mendapatkan banyak teman, dan mendapatkan cintamu yang seharusnya. Kau berhasil meraih kebahagiaan yang telah aku hancurkan. Kau lah yang terpilih untuk itu, dan aku tidak menyesal mengorbankan diri untukmu." Elora tersenyum lembut.

Ercy mencoba untuk tersenyum tipis, "meskipun kehidupan ku kau acak-acak seenaknya, tapi terima kasih. Bagaimana pun perilaku mu, kau tetap bersedia mengembalikan kehidupan yang seharusnya aku miliki. Ini sudah lebih dari cukup."

Elora mengangguk, dan tanpa mengatakan apapun dia menerjang Ercy dengan pelukan yang sangat erat, "kau pantas hidup bahagia, Aileen. Terima kasih sudah mengajarkan padaku, bahwa kebahagiaan itu dimiliki oleh masing-masing orang, hanya saja itu tergantung bagaimana cara dia membuat dan memunculkan kebahagiaan nya."

"Uhm, semoga kau bahagia disana ya Elora, temukan kehidupan bahagia mu sendiri."

Perlahan tubuh Elora bercahaya, semakin lama fasadnya semakin mengabur, Elora melepaskan pelukannya pada Ercy dan tersenyum lebar, "bisa mengungkapkan padamu bahwa aku bahagia bisa mengenal mu adalah kebahagiaan pertama yang aku rasakan. Terima kasih ya, Aileen."

Ercy mengangguk dan menahan tangisnya, membiarkan tubuh Elora melebur menjadi serpihan emas dan menghilang di ruang hampa.

"Semoga kau bahagia disana, Elora Raneshya."

TBC

Aku double update lagi nih!

Semoga rasa penasaran kalian di chapter chapter sebelumnya terjawab di chapter ini yaaa

Intinya disini Ercy pihak yang di rugikan, dia bahkan nggak tahu apapun

Yah, tapi semuanya udah balik ke kondisi awal sih...

Jangan lupa vote dan komen ya manteman, maaf kalau ada typo!

Tertanda
IchaSunny

Transmigration Freak!!! [END] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang