||Part 2|| - revisi

Mulai dari awal
                                    

Bagas dan Aurora yang melihat wajah kesal sang putri semakin tertawa karenanya. Misell hanya merotasikan bola matanya malas. Dia lebih memilih menghabiskan sarapan buatan sang mama dan berusaha menulikan telinga dari ejekan kedua pasangan berumur itu.

Meja makan pagi ini terasa sangat ramai dengan candaan Bagas yang tidak henti-hentinya. Suasana yang sudah lama tidak Misell rasakan. Gadis itu diam-diam tersenyum disela-sela sarapannya.

¤•¤

Misell tengah berada di garasi rumahnya. Beberapa mobil dan motor terparkir rapi disana. Tanpa pikir panjang, Misell segera menghampiri salah satu motor sport kesayangannya berwarna biru gelap. Misell menaiki motor tersebut dengan lihai, dibandingkan gadis seusianya pada umumnya tinggi Misell memang diatas rata-rata, sekitar 170 cm.

Dengan cekatan Misell memakai helm fullface miliknya dan mulai menghidupkan motor besar itu. Suara deru motor sport milik Misell memecah keheningan garasi yang tampak sepi. Setelahnya, Misell memutar pedal gas dan melaju pelan keluar dari garasi.

Motor Misell melaju dengan mulus melewati jalanan Jakarta yang cukup ramai di pagi hari yang cerah kala itu.

Kemarin setelah makan malam, Misell memang diajak Bagas untuk berkeliling terutama menunjukkan jalan menuju sekolah barunya. Jadi tidak heran jika Misell sudah hafal jalan menuju SMA Angkasa yang terkenal tersebut.

Setelah hampir 15 menit perjalanan, Misell akhirnya sampai digerbang sekolah Angkasa. Misell memelankan laju motornya menatap sekeliling sekaligus mencari letak parkiran. Misell cukup terpukau dengan sekolah barunya. Meskipun sekolah lamanya juga bergengsi, tidak dapat Misell pungkiri jika SMA Angkasa jauh lebih mewah dan bagus dibanding sekolah lamanya.

Setelah memperhatikan sekeliling akhirnya Misell mengetahui lokasi parkiran. Kebetulan ada siswi sekolah ini yang datang bersamaan dengannya sehingga Misell membuntuti siswi itu sampai keparkiran.

Setelah memarkirkan motor miliknya dengan rapi. Misell turun dari motor dan membuka helm nya. Pekikan tertahan murid-murid yang berada tidak jauh dari lokasi Misell berdiri membuat perhatian gadis tampan itu teralihkan. Sebenarnya Misell sudah menyadari jika beberapa orang tengah memperhatikannya sejak memasuki gerbang, tapi Misell tidak menyangka jika orang-orang itu begitu nekat menatapnya dengan terang-terangan begitu. Jujur saja Misell merasa tidak nyaman dan sedikit grogi. Takut jika ada yang salah dengan penyamarannya.

"Murid baru ya? Ganteng bangett"

"Ganteng pluss cantik ga sih? Soalnya kalau diperhatiin lagi dia rada cantik"

"Pernah denger ga? Katanya kalau cowok kelewat tampan bakal keliatan cantik juga"

"Ahh masaa?"

"Bener lo. Astagaaa ganteng banget. Crush baru gue nih!"

Begitulah beberapa kalimat yang ditangkap oleh pendengaran Misell. Gadis itu celingak-celinguk mencari seseorang yang bisa dia tanyai lokasi ruang guru.

Belum sempat memanggil seorang siswa laki-laki yang baru turun dari motornya atensi Misell teralihkan ketika mendengar suara deru motor diiringi teriakan histeris siswa perempuan.

Misell penasaran dan netranya berhasil menangkap beberapa motor sport tengah menuju kearahnya. Kelima motor itu berhenti tepat didepan Misell berdiri, telat 1 detik saja pengendara motor itu menekan rem, bisa dipastikan jika Misell akan tertabrak rombongan motor besar itu.

The Pretty Boy Is My Love (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang