03. Kedatangan Raja dan Ethan

Start from the beginning
                                    

"Oke, gue tunggu." Setelah itu Anara langsung pergi dengan senyum kemenangan yang dia perlihatkan pada Sagara. Benar-benar bahagia melihat musuhnya kesakitan.

"Rasain! Nikmatin tuh benda berharga lo yang mungkin gak berguna lagi." Batin Anara tertawa puas.

***

"Dari mana?"

Suara itu menyambut kepulangan Anara. Dengan cepat kepala Anara menoleh dan mendapati seorang laki-laki dewasa tengah duduk di sofa dengan setelan jas formalnya.

Dengan cepat Anara langsung berlari dan loncat ke dalam pelukan laki-laki itu yang langsung di tangkap oleh lelaki dewasa tersebut.

"Jangan lari-lari, Ra. Gimana kalau kamu jatuh?" Suara berat terdengar khawatir masuk ke gendang telinga Anara. Cewek itu justru membalasnya dengan senyum tak berdosanya sembari cengengesan.

"Duh Kak, Anara tuh udah ahli dari ahlinya dalam berlari, jadi masalah kayak ginian tuh gak akan buat Anara jatuh." ucap Anara santai.

Menghela nafas, lelaki itu menarik kepala adiknya kemudian mengecupnya singkat. "Gimana sekolah barunya?" tanya lelaki itu membuka percakapan.

Wajah Anara seketika cemberut. Mengingat sekolah barunya yang sangat buruk, terlebih isinya murid-murid badung yang sangat keterlaluan dan guru lemah yang sangat tunduk kepada murid hanya karena uang.

Bahkan jika bisa, Anara ingin kembali pada sekolah lamanya yang semuanya sangat mengasyikan. Guru yang tegas, murid nakal namun masih bisa menghargai peraturan sekolah juga setiap guru, dan jangan lupakan semua muridnya menganggap sama rata tanpa memandang derajat.

Yang Anara sukai, semuanya dapat bergaul dan berteman dengan siapa saja tanpa melihat seseorang itu siapa dan derajat dia apa. Dan yang paling penting, sekolah lamanya tidak ada kasus penindasan seperti di sekolah barunya sekarang. Itu poin paling penting.

"Jelek. Mana muridnya nakal terus suka seenaknya lagi, Anara gak suka." adu Anara mengerucutkan bibirnya mengungkapkan perasaannyan

"Pasti ini karena Papa kan?" tebak Raja tepat sasaran.

"Hm. Anara juga gak tau alasannya apa, tapi kata Papa sekolah Anara yang lama jelek kualitasnya." jawab Anara.

"Alasan yang tidak logis. Saya tau apa yang anda rencanakan, Pak tua." Batin Raja sembari tersenyum smirk dalam diam.

"Btw Kak Aja kok bisa kesini? Bukannya perusahaan lagi sibuk-sibuknya ya? Apalagi Anara denger perusahaan Kakak lagi sukses-suksesnya disana." tanya Anara menatap kakaknya penasaran.

Raja hanya tersenyum tipis sembari mengacak rambut Anara pelan. "Karena Kakak kangen sama adik kecil Kakak yang satu ini." jawab Raja terkekeh pelan.

"Dih, baru inget pulang. Kemana tuh 3 tahunnya?" cibir Anara kemudian.

Raja tertawa pelan. Sepertinya sang adik kesal karena dia tinggal selama tiga tahun lamanya selama di luar negeri. Tak apa, lagipula dia sadar bahwa dia salah.

Lagian, siapa yang ingin di tinggalkan untuk pergi keluar negeri bahkan di tinggal di Indonesia seorang diri? Terlebih sang orangtua pun selalu pulang-pergi ke luar negeri demi uang.

"Oke-oke Kakak ngaku salah, dan Kakak minta maaf. Sebagai gantinya, gimana nanti malem Kakak ajak jalan kamu ke tempat yang kamu mau?" tawar Raja menatap adiknya yang terlihat tengah berpikir.

"Oke deal. Tapi inget ya, Kakak gak boleh nolak." cetus Anara pada Raja yang tertawa.

Entahlah kenapa lelaki itu selalu tertawa. Padahal Anara rasa setiap ucapannya tak ada yang lucu, namun kenapa laki-laki itu mudah sekali tertawa? Apakah karena moodnya yang tengah baik?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 26 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sagara | Dominant [HIATUS]Where stories live. Discover now