57. Lo Nyalahin Gue?

23.2K 2.1K 361
                                    

- H A P P Y R E A D I N G -

***

Araya keluar dari kamar mandi seraya melepas handuk yang berada di kepalanya, tangannya sesekali menggosok handuk tersebut ke rambut agar cepat kering. Tiba-tiba ponselnya yang tergeletak di atas kasur berdering. Dia melihat siapa nama orang yang menelponnya.

"Alaskar? Ngapain dia nelpon gue?"

Araya menolak panggilan tersebut, namun Alaskar kembali menelpon. Gadis itu menghela napas sembari berdecak kesal lalu mengangkat telponnya.

"Ada apa?" tanya Araya tanpa basa-basi.

"Gue di depan rumah lo."

"Ngapain lo di depan rumah gue malem-malem?" tanya Araya kaget.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Sepenting apa topik yang akan lo omongin sampe gabisa besok aja di sekolah?"

"Gue mau nanya tentang Aya," ucap Alaskar dengan nada pelan.

Araya terdiam beberapa saat. "Gue ke sana sekarang."

Araya segera keluar dari kamarnya tanpa menyisir rambutnya terlebih dahulu. Sepertinya dia harus menjelaskan semuanya kepada Alaskar walaupun dia sangat membenci laki-laki itu. Saat membuka gerbang terlihat Alaskar berdiri di samping motornya.

"Mau masuk?" tawar Araya masih memiliki sisi berperikemanusiaan.

"Engga usah, di sini aja."

Araya hanya mengangguk saja. Suasananya benar-benar sangat canggung, padahal biasanya mereka ribut.

"Sejak kapan?"

"Sejak bola basket lo mengenai kepalanya sampe dia pingsan," jawab Araya yang mengerti dengan pertanyaan Alaskar.

"Dimana dia sekarang?"

Araya menghela napas. "Kalo gue tau dimana si Aya sekarang, dari awal gue udah nyuruh dia balik ke tubuhnya."

"Jadi dia ... udah meninggal?"

"Gue engga tau."

"Bisa lo ceritain dari awal?"

"Kar, sebenarnya gue males liat muka lo, seriusan. Apalagi mesti ngomong empat mata sama lo. Tapi bagaimanapun juga kayaknya lo mesti tau apa akibat dari perbuatan lo selama ini terhadap Araya Loovany," ucap Araya. Alaskar yang mendapatkan kata-kata tersebut hanya diam saja.

"Nama gue Araya Chalista, gue engga sengaja ngehilangin novel milik kakak sahabat gue, gue nyolong mangga sekolah atas permintaan sahabat gue karena kakaknya ngidam pengen mangga muda. Namun sialnya, gue malah terjatuh saat turun dari pohon. Pas buka mata, ternyata gue malah masuk ke dalam novel tersebut."

Kedua mata laki-laki itu membola. " Maksud lo? Gue dan yang lainnya engga nyata?"

Araya memandang Alaskar sebelum menganggukkan kepalanya. Anggukan kepala Araya membuat laki-laki itu sangat terkejut.

"Jadi gue engga nyata? Dan cuma imajinasi penulis?"

"Iya bener."

"Gue ... engga nyata?" ucap Alaskar lirih.

Araya heran mengapa respon yang diberikan oleh Alaskar sangat berbeda dengan Nathan saat mengetahui kalau mereka hanya manusia fiksi?

"Kalau kita semua cuma fiksi, terus Aya kenapa? Kenapa dia tiba-tiba menghilang? Engga mungkin dia ke dunia lo, kan?"

TRANSMIGRASI ARAYA [SEGERA TERBIT] Where stories live. Discover now