"De, soal berkas tadi" - Pak Eden.

"Saya lagi makan, pak. Gak mau bahas hal yang berat-berat, takut ganggu nafsu makan saya."

"Maaf ya, Nak Eden" - papa.

"Tidak apa-apa, pa" Pak Eden senyum.

"Mau kemana kamu?"

"Mau ambil biskuit yang dikasih Cleon tadi," gue ambil biskuitnya terus duduk lagi.

"Dea, habis ini temuin papa di ruang kerja. Kamu juga, Eden" - papa.

"Iya, pa" - Pak Eden.

"Ngobrol sama akunya bisa besok kan, pa? Aku mau nyelesaiin kerjaan aku, tadi belum sempet kepegang."

"Papa gak butuh alasan kamu, Dea. Temuin papa di ruang kerja," - papa.

"Eum, satu jam lagi aku ke sana."

"Deana," - papa.

"Iya aku ke sana, pa."

Habis bantu beres-beres di ruang makan, gue nyusulin papa ke ruang kerja. Sambil bawa biskuit yang dikasih Cleon tadi, buat tambahan tenaga kalo misalnya nanti diomelin sama papa.

"Duduk," - papa.

"Aku berdiri aja, pa."

"Terserah kamu, Dea. Papa cuma minta satu sama kalian. Jangan gegabah, pikirkan dulu sebelum bertindak. Perceraian itu bukan hal gampang, gak selesai gitu aja setelah kalian resmi pisah. Banyak konsekuensi yang harus kalian terima, terutama buat kamu, Deana" - papa.

"Aku tau kok, pa. Aku udah pikirin semuanya mateng-mateng."

"Eden, mana dokumennya?" - Papa.

"Ini, pa" Pak Eden ngasih amplop coklatnya ke papa.

"Papa anggap surat ini gak pernah ada. Bawa Deana pulang ya, selesaiin masalahnya baik-baik" papa ngerobek suratnya di depan gue sama Pak Eden.

"Papa boleh robek dokumen itu, tapi aku tetep gak mau pulang. Aku gak mau tinggal satu atap sama cowok yang udah berani selingkuh, pa."

"Deana!" - Papa.

"Papa boleh bentak aku, tapi papa gak akan bisa mengubah keputusan aku."

Blam!

Gue ke atas dulu buat ngemasin baju-baju sama ngambil tas baru ke bawah lagi. Malam ini, gue mau tidur di rumah Clementia. Kebetulan bokap sama nyokapnya baru aja berangkat dinas keluar negeri, jadi gue bisa tinggal di sana sampe mereka pulang.

"Deana, mau kemana kamu??" - Mama.

"Ke tempat yang bisa buat aku tidur dengan tenang, ma."

At rumah Clementia

"Lo cewe paling gila yang pernah gue kenal, De" - Clementia.

"Cuma rumah lo yang bisa gue pake buat kabur, Clem. Masa iya gue ke rumah Cleon? Bisa diarak warga gue nanti."

"Bener juga sih. Eh tapi, ini lo beneran kabur dari rumah bokap nyokap lo??" - Clementia.

"Iya. Habis gue kesel, bokap sama nyokap bukannya belain gue malah belain mantu kesayangannya itu!"

"Apa perlu gue bantu bilang ke mereka? Secara kan gue termasuk saksi disini, gue liat jelas kejadiannya" - Clementia.

"Mereka gak akan percaya, percuma."

"Terus lo mau gimana? Diem aja gitu?" - Clementia.

"Ya gak lah! Gue mau cari bukti yang kuat supaya bokap nyokap percaya dan ngizinin gue buat pisah sama dia."

🍰🍰🍰

"Itu tuh! Itu dia si Mia!"

"Dih?? Kok dia bisa-bisanya keluar dari mobil laki lo??" - Clementia.

"Kan! Gue bilang juga apa?! Mereka itu selingkuh, Clem!"

"Ih! Ih! Sumpah! Gatel banget jadi cewe! Jyjyk gue liatnya," - Clementia.

"Kan! Lo aja jyjyk, gimana gue? Videonya udah lo rekam kan?"

"Aman. Gue juga udah pasang kamera pengintai di deket kursi belakang sesuai permintaan lo," Clementia ngacungin jempol sambil senyum.

"Kalo udah ada bukti akurat begini, gue bisa bikin bokap sama nyokap percaya kalo dia emang selingkuh sama karyawannya."

"Cleon udah di dalem, lo mau masuk atau gak?" - Clementia.

"Masuk lah! Kuy!"

Gue ajak Clementia masuk ke area restoran. Kita pilih tempat duduk yang agak jauh dari Pak Eden sama Mia. Suaranya tetep kedengeran kok, soalnya ada Cleon di belakang mereka. Suara itu terhubung sama HP yang gue pegang.

"Mas mau pesen apa? Aku mau mie goreng seafood sama ice lemon tea," - Mia.

"Nasi cumi goreng tepung sama jus jeruk," - Pak Eden.

"Mas kok pelit ngomong sih? Sakit gigi? Atau takut ketauan sama Deana? Ya ampun, Deana gak akan tau. Dia aja gak peduli kan sama, mas. Kalo dia peduli, dia gak akan minta cerai sama kamu" - Mia.

"Ih! Bener-bener ular ya itu cabe keriting!"

"Tunggu dulu, De. Kita kesini kan mau cari bukti buat orang tua lo. Kalo lo tiba-tiba ke sana, bubar udah rencana kita" Clementia nahan tangan gue.

"Gregetan gue! Pengen nampol mulut sampahnya itu!"

"Sabar, tenang. Lagian kalo laki lo macem-macem, di sana kan ada Cleon. Dia yang bakal bergerak duluan," - Clementia.

"Ish! Baru aja gue mau mulai percaya sama dia, dianya malah begini sama gue! Nyesel gue nikah sama dia!"

"Sstt! Keep calm, Dea. Gue gak bisa denger suara mereka nih," - Clementia.

"Aku suapin ya, mas? Kalem aja, mas disini gak ada Deana. Lagian kalo ketauan sama dia ya kita tinggal bilang aja yang sebenernya, mas" - Mia.

"Yang sebenernya? Maksudnya apaan ya?"

"Gak tau juga gue, Kalimatnya agak sus, De" - Clementia.

"Ini cewe emang bakat banget ya jadi pelakor. Boleh nih masuk nominasi Cewek Paling Gatel Sedunia!"

"Boleh tuh. Biar gue nanti yang daftarin ke panitianya," - Clementia.

"Lo kenal sama panitianya?"

"Hih! Sekarang bukan saatnya ngomongin panitia, Dea. Dengerin dulu nih, dia ada ngomong sesuatu" - Clementia.

"Mas, kita kan udah pernah nginep berdua. Kenapa masih malu sih sama aku? Apa kita harus nginep lagi biar kamu mau terbuka sama aku?"








To be continue

Young Married - Park Seo JoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang