BAB 2: Diary

Mulai dari awal
                                    

Percaya hatimu, jangan kotori tanganmu. Selalu ada jalan, yakinilah hal itu.

Aku menyayangimu, dan aku harus mendapatkan hadiah itu.

Karena itu maafkan aku.

Ella Sthepa

*     *     *

Tahun 42, Camelot

Tahun ini genap tahun ke-19 ku, aku tau semakin dekat waktuku untuk bermain tapi aku sama sekali tidak yakin bisa kembali. Aku menginginkan sekaligus takut pada permainan itu.

Jika aku tidak kembali, mungkin semua ini akan berimbas pada anak adiku kelak, Alex. Aku sendiri sama sekali tidak tau bisa kembali atau tidak.

Apalagi setelah tau seperti apa Arachne, Succubus, Hidra, Siren, Alkonost, Dziwozana, dan  Echidna. Itu hanya sebagian kecil, mungkin ada yang lain yang lebih berbahaya.

Aku penakut? Yah!! aku memang penakut, aku tidak seperti ibuku yang berjiwa muda. juga tapak menikmati permainan sampai dirinya terobsesi dan terus menerus menceritakan kisah yang sama selama dia bersamaku.

Kisah-kisah penuh keajaiban dan petualangan yang mampu membuat kagum seorang anak. Kisah yang bahkan tidak aku ketahui kebenarannya namun begitu kudambakan sampai,,,

Dia menghilang,

Akankah aku juga akan menghilang?.

Aku membencinya, haruskah dia sampai terobsesi pada hadiah yang entah apa itu? Aku tidak mau bermain, tapi aku harus karena nyatanya beban dan hal dibalik permainan ini lebih berat dari yang dibayangkan.

Selalu ada alasan~

Selalu ada alasan untuk masuk dalam permainan, selalu.

Aku memang ingin mengetahui, dongeng-dongeng yang diceritakannya itu benar atau tidak? Aku begitu penasaran tapi, aku tetap takut karenanya. Mungkin, jika aku ikut bermain aku bisa bertemu ibuku kembali.

Karena itulah meski takut, aku memutuskan untuk bermain di Newland.

Sekali lagi saja, aku ingin melihat ibuku.

Iriana Cromwell

*      *      *

Tahun 66, Camelot

Ini tahunku yang ke-19, usia dimana aku boleh menulis dalam buku harian ini. Usia dimana aku juga harus ikut bermain.

Aku memang belum menerima undangannya tapi mungkin tidak lama lagi undangan itu akan sampai ke tanganku, aku mengerti dengan mengamati semua hal yang terjadi pada wanita di keturunan kami.

Meski tidak ingin bermain, kami memang harus bermain. Tidak, mungkin memang selalu ada hal yang membuat kami harus bermain, selalu ada alasan yang pasti membuat kami harus masuk dalam permainan.

Terlihat indah dan penuh keajaiban. Newland tanah misterius yang didambakan banyak orang. Meski tidak banyak orang yang tau mengenainya.

Tapi tidak ada yang tau seperti apa Newland itu sebenarnya, meski dongeng mengenai Newland begitu terkenal, membuat tidak sedikit orang mendamba pengalaman nyata itu sendiri. Selain nenek Ella tentunya, sayangnya dia terlalu mengagungkan Newland tanpa memberi tahu secara jelas seperti apa Negeri itu.

Ini memang buku harian yang dicatat oleh orang ke 3 tapi kejadian ini bukan yang ketiga kalinya terjadi. Tepatnya ada 5 wanita yang tidak menulis apapun karena mereka tidak pernah kembali untuk menceritakan yang terjadi—menceritakan pengalaman mereka.

The Newland: Kisah Tanah SihirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang