"Anjir, kok gue malah tidur," ujar Haechan merutuki dirinya sendiri. Detik selanjutnya dia beranjak dari kasur dan mulai mengedarkan pandangannya. Matanya secara jeli mencari tempat yang dirasa aman untuk bersembunyi.
Hingga, matanya menangkap hal ganjil pojok kanan kamar. Ada rak kecil yang diisi beberapa boneka. Sejujurnya itu bukan hal yang aneh. Tapi Haechan tetap menganggapnya aneh karena prinsipnya tidak ada yang waras selagi game belum kelar. Pria itu yakin, pasti ada banyak clue yang bisa membuat game menjadi lebih cepat selesai.
Saat sampai pada target, Haechan menerjang rak tersebut hingga boneka-boneka yang tersusun terpental begitu saja.
Benar kata author, tidak ada yang aneh di situ, batin Haechan dengan perasaan sedikit malu sama readers.
Kini, pria kelahiran Bandung itu bergeser ke samping tempat rak yang kini sudah hancur berantakan. Dia menyilangkan tangannya di depan dada dan menghembuskan nafas kasar. Jujur saja, batinnya lelah. Dia emang suka dengan game, tapi bukan begini juga. Melihat bagaimana tim kawan tadi kehilangan salah satu anggotanya membuat Haechan menjadi overthinking mengenai grup musiknya. Dia belum siap kehilangan rekan dekatnya.
Lelah berpikir, Haechan menyenderkan badannya pada tembok yang berada di belakangnya dan saat itu juga di terjatuh ke arah belakangnya.
"Anjing, gue udah suudzon sama boneka, taunya jebakannya di sini." Haechan mencemooh dindingnya. Tak butuh waktu lama, di segera melihat sebuah pintu dan menghampirinya kemudian membukanya.
Tangga.
Tanpa pikir panjang, Haechan memasang kembali dinding tadi dan menaikki tangga tanpa lupa untuk menutup kembali pintunya.
"Wahh, gilaa." Haechan menggelengkan kepalanya. Dia tidak tahu harus berapa kali lagi berdecak kagum. Ruangan ini benar-benar menakjubkan. Haechan merasa kalau dia telah menemukan surganya.
Pemandangan yang tersaji di depannya sekarang ini persis seperti kamar-kamar istana yang ada di senetron mahabarhata.
Kakinya mendekati kasur yang terbuat dari emas itu. Tanpa berlama-lama, Haechan merebahkan tubuhnya. Sangkin menikmatinya, pria bermarga Lee itu kembali merasakan berat pada matanya. Perlahan, dia merasakan bahwa sebentar lagi dia pasti akan masuk ke alam mimpi. Namun, semuanya gagal karena bell tanda sesi kali ini selesai berbunyi.
"Anjir, baru mau tidur. Ck lah!"
Haechan kembali bangun dan menggeliat. Kembali dia edarkan pandangannya ke kasur emas itu. Senyum geli timbul di wajahnya ketika tanpa sadar berimajinasi seandainya dia bangun dengan pemandangan ratu kunti di depannya. Wahh, indah sekali perhaluan ini. Eh, ngomong-ngomong, idola Haechan itu ratu Kunti, kalau kalian siapa?
Setelah memastikan semuanya aman, Haechan akhirnya keluar dari ruangan. Dia tidak ingin ada seorang pun yang tahu tempat persembunyiannya kali ini.
Langkahnya berjalan sedikit cepat bahkan akhirnya dia berlari-lari kecil untuk kembali ke ruang diskusi. Benar saja dugaannya, sudah cukup banyak yang berkumpul. Haechan kembali memperlambat langkahnya. Tapi sebentar, kok? Semua pada natap Haechan? Dia tahu dia ganteng, tapi jujur saja tatapan mereka sangat sus.
"Udah lengkap ya?" Tanya Haechan berbasa-basi. Tepatnya, menutupi moment yang begitu awkward seperti sekarang ini.
"Masih nunggu Mark sama temen barunya, siapa sih namanya? Yeonsuk?" Tanya Renjun.
"Hyunsuk anjir, ganti-ganti nama orang lo. Ditabok dolar tau rasa, lo," balas Jihoon dengan nada julid.
"Ya gue gatau anjir," balas Renjun dengan tak kalah julidnya.
"Jangan bilang lo gatau gue juga?" Tanya Jihoon menatap intens Renjun.
"Ya emang kaga, kaya lo artis aja harus dikenal."
"Wah gatau aja lo gue famous gini."
"Iya, di keluarga lo doang famousnya," balas Renjun dengan nada tajam. Dia menatap tak suka lawan bicaranya saat ini. Mulutnya pedes banget, gak suka.
"Awas aja ya lo, liat aja nanti." Jihoon ikut membalas ucapan Renjun dengan diakhiri senyum kecil.
Baru saja Renjun akan membalas lagi, pengumuman dari suara misterius itu kembali membuat mereka shok. Kali ini grup Dream yang dirundung kesedihan mendalam.
Sesi kedua : Lee Jeno dinyatakan sebagai korban. Lee Jeno adalah peserta biasa.
Silakan berdiskusi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impostor - NCT DREAM X TREASURE [Completed]
Teen Fiction"Nih, ada agensi open audisi nih!" Mimpi yang seharusnya dapat mereka capai dalam beberapa langkah lagi menjadi sirna begitu saja. Agensi itu bukan agensi biasa, masuk ke dalamnya ternyata bukan merealisasikan cita, namun justru merenggut nyawa. 17...