" Heh tomlol! Gimana mau jadi mak emak kalo lo aja gabisa kerja. Nyuci piring aja gue ragu lo bisa apa kaga." Haikal benar-benar frustasi.
" Sewa pembokat?" Reykano dengan ide brilliannya.
" Serah lo dah. Belom juga seminggu paling lo udah di cerein sama si Nathan."
" Ya jangan doain lah anjing!" Reykano melotot. " Pokoknya kalian doain gue biar prosesnya lancar."
" Lo.. Beneran serius kan Rey?" Tanya Arjuna. Reykano menyugar poninya yang menutupi mata, rautnya berubah serius.
" Kali ini gue serius brader. Udah gue pikirin beberapa hari ini. Ampe ga bisa tidur. Lo liat kantung mata gue kan?" Reykano menunjuk kantong matanya.
" Ga liat. Muka lo kebanyakan dempul." Balas Langit yang langsung di hadiahi tonjokan Reykano di lengannya.
" Sialan."
" Lo seserius itu, apa udah bilang bokap nyokap lo?" Tanya Langit yang membuat Reykano menepuk jidatnya.
" O iya sat? Kok gue bisa lupa ya?"
" Goblok! Sebelum nikah ya lo harus minta ijin dulu lah. Kek ga punya orangtua aja si asu ini." Cela Peter.
" Iya iya. Thanks udah ngingetin. Ntar gue bilang bokap nyokap."
*
*
*" Ma? Pa?"
Cakra dan Wendy yang tengah mengobrol sembari menikmati sarapan itu menoleh ke Reykano yang baru saja berbicara.
" Kenapa? Nasinya kurang?" Tanya Wendy bersiap mengambilkan mangkuk besar berisi nasi goreng tapi buru-buru di cegah Reykano.
" Bukan ma. Tapi ada yang mau Rey bicarain sama mama ama papa."
" Tentang apa? Tumben banget wajahmu serius gitu?" Ujar Cakra sembari meminum air putihnya.
" Yaudah ngomong aja." Ujar Wendy pula.
" Jangan kaget ya?"
Cakra memutar bola matanya malas sedangkan Wendy menaruh perhatian penuh ke sang anak.
" Rey mau nikah, Ma, Pa."
" Uhuk!" Cakra tersedak dan Wendy menjatuhkan sendoknya.
" Nikah???" Seru Wendy tak percaya. Namun sang anak masih terlihat tenang, malah mengangguk.
" Iya nikah."
" Nikah Rey? Nikah loh ini?" Wendy memastikan. Lagi Reykano mengangguk. Cakra yang masih belum hilang sisa batuknya kini melotot.
" Nikah nikah. Kerja aja belum bener kamu." Sembur Cakra.
" Sama siapa Rey? Kamu nggak pernah ngenalin siapapun ke mama trus sekarang main nikah aja." Ujar Wendy menatap anaknya cemas.
Reykano menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" Ya gitu deh. Tapi boleh kan?"
" Ya sama siapa dulu Rey??" Tanya Wendy lagi. Wajah kedua orangtuanya juga mulai serius.
" Sama siapa? Papa kenal orangnya?" Tanya Cakra pula.
" Gatau juga papa inget ato nggak. Tapi dia pernah ketemu papa sekali." Jawab Reykano. Cakra mengernyit.
" Yang mana?"
" Itu loh. Yang pengacara. Namanya Nathan."
" Nathan??? Cowok?!" Sang ibu benar-benar terkejut. Reykano lagi-lagi mengangguk.
" Rey! Kamu mau nikah sama cowok?!" Sang ibu lagi-lagi berusaha memastikan. Dan Reykano kembali mengangguk mantap.
" Iya ma. Boleh kan?"
" Nggak! Nggak boleh!"
Reykano terkejut mendengar jawaban sang ayah.
" Papa!"
" Rey! Kamu itu anak kami satu-satunya!" Seru Cakra.
" Ya trus apa? Masa karna Rey anak satu-satunya trus nggak boleh nikah?!"
" Bukannya ga boleh nikah Rey. Tapi kamu satu-satunya keturunan kami. Kalo kamu nikah sama cowo, kalian nggak akan bisa punya anak Rey." Wendy yang kalut berusaha menjelaskan.
" Rey nggak peduli. Pokoknya Rey mau nikah. Dan itu harus sama Nathan." Reykano bersikukuh.
" Nggak! Papa nggak akan izinin!" Sentak Cakra.
" Pa!"
" Nggak Rey. Mama juga nggak setuju. Mama mau cucu dari kamu Rey."
" Mama juga?" Reykano menatap kedua orangtuanya dengan tatapan tak percaya. Lalu setelahnya pemuda itu bangkit.
" Papa mau kamu nikah sama perempuan Rey." Ujar sang ayah lagi. Reykano mengepalkan jemarinya erat lalu setelahnya pemuda itu beranjak pergi.
" Rey! Mau kemana kamu?!"
" Rey!"
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Parent | Jaemren
FanfictionWelcome to : 22th My Jaemren Fanfic " Young Parent" Start : 14 februari 2023