"Bumil!" Seruang seseorang membuat Andin menoleh ke belakang. Ternyata di sana ada sahabatnya, Indah. Gadis itu mengenakan sebuah gaun bernuansa abu-abu dengan tatanan rambut yang tergerai dengan sedikit jepitan pada salah satu sisi rambut panjangnya.
"Hai, Ndah. Sudah lama datang, ya?" Tanya Andin dengan wajah sumringahnya.
"Ya lumayan sih. Tadi pas datang langsung ingin makan." Jawab Indah membuat Andin tertawa.
"Sendirian?" Tanya Andin, lagi.
"Nggak dong. Coba tebak, gue datang sama siapa?"
"Sama... sama mantan?" Gurau Andin membuat Indah berdecak kesal.
"Ih, enak aja!"
"Ya terus sama siapa?"
"Tuh." Indah melirik ke salah satu arah yang membuat Andin otomatis menoleh ke arah yang dimaksud oleh sahabatnya tersebut. Tak begitu jauh, terlihat seorang pria sedang melihat ke arah mereka dan berjalan semakin dekat.
"Daniel?" Andin tampak kaget begitu mengetahui orang yang dimaksud Indah. Sejak kapan Indah dan Daniel menjadi semakin dekat? Andin jadi penasaran.
"Iya."
"Kalian pacaran?" Andin semakin ingin tahu.
"Belum, sih. Mungkin sebentar lagi." Indah mengulum senyumnya sambil melirik pada Daniel yang berjalan semakin dekat.
"Maksudnya? Lo di-HTS-in sama dia?" Dahi Andin mengerut bingung.
"Nggak gitu. Ssstt! Diem dulu, lo jangan ngomong yang aneh-aneh, ya." Bisik Indah saat Daniel sudah bergabung bersama mereka.
"Hai, Ndin, sudah lumayan lama juga kita nggak ketemu, ya." Sapa Daniel, tersenyum manis.
"Oh, iya nih, Niel. Sorry ya, gue agak jarang ke Coffeshop sekarang. Tapi kalau ada waktu senggang, pasti gue sempetin kok. Kalian apa kabar?"
"Baik, kok, iya kan, Ndah?" Jawab Daniel lalu melirik pada Indah. Indah tersenyum, lalu mengangguk.
"Kita baik banget, Ndin. Lo sendiri juga baik kan?"
"Alhamdulillah, baik."
"Kata Indah, lo lagi hamil, ya?" Daniel kembali bertanya.
"Iya. Sekarang lagi jalan minggu ke-13. Doain, ya." Jawab Andin seraya mengelus perutnya.
"Of course, Andin. Semoga dede bayinya di dalam sana sehat-sehat terus sampai keluar nanti, dan mamanya juga harus selalu sehat. All the best for you, my dear." Harap Indah dengan tulus sambil mengelus perut sahabatnya itu sesaat.
"Aamiin." Sahut Andin dan Daniel bersamaan.
"Nggak nyangka gue, lo sudah mau punya baby aja. Perasaan baru kemarin gue nemenin lo galau-galauan." Gumam Indah membuat Andin harus menahan senyum malu-malunya.
"Sudah, jangan diungkit-ungkit. Bikin malu gue saja." Respon Andin membuat Indah tertawa. Begitu pun dengan Daniel.
"Gue senang bisa melihat lo bahagia seperti sekarang, Ndin. Bahagia terus, ya." Tutur Daniel dengan kalimatnya yang terdengar begitu tulus.
"Aamiin. Terima kasih ya, Niel. Lo sudah mau jadi sahabat baik gue selama ini. Semoga lo juga selalu disertai dengan kebahagiaan." Balas Andin, tersenyum tulus.
Mendengar kalimat-kalimat tulus dari dua sahabat itu membuat Indah tersentuh. Jujur, Indah sedikit cemburu dengan perhatian yang masih diberikan Daniel kepada Andin walaupun hanya perhatian kecil berupa kalimat seperti tadi. Sebagai orang yang sudah cukup lama menyukai Daniel, Indah tahu persis bagaimana perasaan pria itu dahulu kepada sahabatnya, Andin.
YOU ARE READING
Forever After Season 2 (LOVEBIRD)
RomanceSetelah cinta mereka dirajut oleh sebuah ikatan suci pernikahan, maka kebahagiaan yang tak pernah mereka bayangkan sebelumnya akan terjadi, seakan terus mengalir setiap hari, setiap saat, bahkan setiap detik saat Aldebaran dan Andin selalu bersama...
LOVEBIRD 17: Sisa Rasa
Start from the beginning