"Makan atau?!" Ancam Gus Arka yang tersenyum jahil.
Fauza hanya diam dan mulai larut dalam kantuk nya yang sangat besar itu.
Cup
Satu kecupan mampu membuat mata Fauza terbuka dengan begitu lebarnya.
"FIRST KISS SAYA GUS! AKHHH!!" pekik Fauza yang kaget kerena Gus Arka mengecup bibir nya.
"Shutt! Jangan berisik nanti pada kesini," bisik Gus Arka pada Fauza.
Fauza menatap Gus Arka dengan mata berkaca-kaca, enak sekali dia mengambil first kiss nya.
"Gus jahat ihh," Fauza mulai menangis dan Gus Arka pun panik.
Gus Arka menarik Fauza kedalam pelukannya, dan menenangkan istrinya.
"Maaf saya ngambil first kiss kamu tanpa izin dulu, itu juga first kiss saya,"
"Bohong! Gus pasti bohong! Gus kan pernah pacaran sama Zahra! Gk mungkin kan kalo Gus gada cium-cium Zahra!" Sengut Fauza.
"Astaghfirullahaladzim, saya gk pernah berbuat seperti itu ke Zahra, hubungan saya dan dia gk sampe sejauh itu meskipun kami pacaran,"
"Halah bohong, cipika-cipiki kan pasti pernah?" Tuduh Fauza yang masih kekeh pada penilaiannya.
"Dia pernah nyium pipi saya sekali, udah gitu aja,"
Fauza pun memekikkan matanya tajam! Gitu aja katanya? Apa? Menjengkelkan! Bahkan Fauza belom pernah mencium pipi Gus Arka sekalipun.
"Gitu aja Gus? Cium pipi gitu aja? Astaghfirullahaladzim ya Allah, sakit hati saya Gus," ucap Fauza yang mengelus dada nya.
"Yaudah ilangin aja bekas nya," sahut Gus Arka dan Fauza pun menatap nya heran.
Ilangin? Gimana caranya?
"Hah? Ilangin? Maksudnya apa Gus?" Cengoh Fauza.
"Cium pipi saya," ujar Gus Arka tanpa dosa sedikit pun.
"Apa?! Enak aja! Saya gk mau!" Tolak Fauza yang bersedekap dada.
"Kenapa?"
"Saya gk mau barang bekas,"
Apa? Barang bekas? Yang benar saja!
Gus Arka yang geregetan dengan Fauza pun mendorong tubuh Fauza hingga ia menjadi terbaring di kasur.
"Bilang apa tadi?" Tanya Gus Arka yang menindih tubuh mungil Fauza.
Sial! Kenapa jadi seperti ini.
"Astaghfirullah, ya Allah tolong hamba, selamatkan hamba dari Gus Arka ya Allah," ~Fauza
"Gus jangan aneh-aneh ya!" Peringatan Fauza.
"Kenapa? Saya suami kamu," Ucap Gus Arka yang semakin mengikis jarak di antara nya dan Fauza.
Demi apa pun jika bisa menghilang maka Fauza akan menghilang detik ini juga, jantung nya berdegup tak karuan, ya ampun di mana para udara kenapa ia menjadi sesak seperti ini.
"Kok diam? Tadi berani banget bilang suami nya gitu, sekarang kenapa diam? Hmm?"
Apa lagi yang harus Fauza katakan, ia benar-benar sangat takut jika sudah seperti ini.
Gus Arka mengeluarkan smirk nya dan itu membuat bulu kuduk Fauza berdiri, gawat senyuman setan itu yang muncul.
"Gus tolong awas saya mau makan, ayo suapin saya tadi mau nyuapin saya kan?" Ucap Fauza yang mencoba membujuk Gus Arka.
"No! Kamu harus di kasih hukuman dulu,"
Cup
Cup
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH ARFA
Teen FictionTakdir selalu membawa kita ke tempat di mana semua luka berasal, tak ada yang bisa berlari dari trauma dan luka nya karena sejauh apa pun kau berlari luka dan trauma mu tidak akan pernah sembuh. Bagaimana jadinya jika takdir membawa mu ke titik di m...
10 | RUMAH KITA
Mulai dari awal