Elang dan Putri menyambut kedatangan cucu-cucu yang lebih sering mereka temui secara virtual dari pada secara fisik di depan pintu utama rumah mereka, tentu saja big twins dan Ara langsung berlari menyambut pelukan mereka.

"Oma, opa, kami merindukanmu." Kata Vion dalam bahasa Indonesia yang lucu. Dia dan Vier sudah mulai belajar sejak setahun yang lalu, Ara juga sudah mulai belajar, dia bisa mendengar tetapi belum bisa mengucapkannya.

"Kami juga merindukan kalian." Kata Elang sambil mencium pipi ketiga cucunya.

"Little twins juga merindukan kalian." Kata Ara, membuat Elang dan Putri tertawa dan mencium kedua bayi yang ada di gendongan mami dan papi mereka sebelum mengambil alih keduanya secara bersamaan.

"Pintar sekali, mereka berdua tidak rewel, padahal bertemu mereka waktu mereka lahir." Kata Putri.

"Tepatnya karena melihat interaksi pawang mereka sama mami dan papi."

"Pawang?" Tanya Elang.

Diana menunjuk ketiga orang yang sedang menyapa sepupu mereka, putra dari Dyan dan Tyas.

Putri dan Elang langsung tertawa, selama ini mereka hanya melihat interaksi singkat kelima cucunya lewat panggilan video atau rekaman yang dikirimkan oleh Diana, sekarang melihat secara langsung tentu saja tidak membuat mereka heran.

"Rian dan Dewi belum datang?" Tanya Pras karena tidak melihat putri kecil Rian.

Rian dan Dyan setelah menikah tinggal di rumah mereka sendiri, hanya datang pada akhir pekan menemani Putri dan Elang, namun tentu saja Dyan yang meneruskan usaha Elang, lebih sering pulang ke rumah orangtuanya.

"Mereka tadi pagi berangkat ke Malang, papa Dewi kemarin saat kerja bakti di kampung, jatuh dan kakinya terkilir." Kata Putri.

"Apakah tidak ada sakit yang lain? Hanya terkilir?" Tanya Diana.

"Karena itu Rian langsung mengajak Dewi pulang untuk memastikan." Kata Elang.

"Papi dan mami tidak pergi menjenguk?" Tanya Diana lagi.

"Bilang saja kamu mau pergi jalan-jalan ke Malang, mencari makanan di sana." Jawaban Putri membuat Diana tertawa.

"Memang benar bagaimanapun pengertiannya suamiku tetap mami yang paling mengerti putrinya." Kata Diana sambil menggandeng mami kesayanganya.

"Baru sekarang kamu menyadarinya?" Balas Putri, membuat Diana tertawa.

"Kami rencana mau pergi menjenguk, tapi hari ini kamu datang jadi besok kami baru ke sana." Kata Elang.

"Kalau begitu sekalian saja pi, pergi dan menginap di sana satu  atau dua malam." Kata Pras.

"Boleh juga." Jawab Elang.

"Ajak mas Dyan dan mbak Tyas sekalian." Kata Diana.

"Sudah mami duga, kamu datang pasti bawaannya mengajak liburan."

Diana tertawa, "Jarang-jarang bisa berkumpul, tentu saja harus pergi liburan. Apalagi minggu depan pernikahan Yulia, sudah pasti aku tidak bisa liburan di akhir pekan itu."

"Benar juga, biar papi menghubungi Dyan untuk mengaturnya." Kata Elang.

"Bawa mas Pras pi, dia paling hebat kalau soal mengatur." Kata Diana membuat Elang dan Putri tertawa, paham maksud Diana adalah sifat suaminya yang begitu protektif pada dia dan anak-anaknya.

"Kita mau ke mana mi?" Pertanyaan dalam bahasa Inggris itu membuat Diana baru menyadari sejak tadi ada Vier di sampingnya.

"Kamu menguping pembicaraan orang dewasa." Kata Diana.

Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang