Hati mas menghangat ketika dulu kamu ngegodain mas dikantor, membawakan bekal buat mas yang kamu titipin ke Jeno, aku ngga tau apa itu yang dinamakan cinta? Tapi satu hal yang kamu harus tau dari mas dek, mas nggak bisa jauh dari kamu,"
Asa menangis mendengar itu, ia terlalu egois menilai Bagas tanpa terlebih tau latar belakang si jangkung terlebih dahulu.
"Aku mau mulai sekarang kita terus bersama, karena ini juga salahmu dek, menggoda hatiku hingga sekarang benar-benar nyantol ke kamu," goda Bagas sambil mencubit hidung gembil si manis.
Asa tertawa malu, Bagas adalah prianya yang paling ia cintai mulai sekarang.
"Mas ayo bobo, adek cape," akhirnya Asa mulai menggeser pembicaraan mereka.
"Yah padahal mas belum ngajak main sampe ke inti loh dek,"
Ini Asa bukan uke uke polos ya, ia ngerti apa yang barusan diomongin sama Bagas.
Bukannya kapok anak itu justru malah sengaja menyusupkan tangannya kearah bawah bagian area kelamin sang pria, mengelus perlahan sambil melihat ekspresi Jisung.
"Mas adeknya kok bangun lagi,"
"Fuck Chenle Guansa jangan terus menggodaku,"
Bagas sontak langsung membalik tubuh Asa, sekarang Bagas sudah ada diatas, mengecup hampir seluruh badan di manis.
"Jangan salahkan aku jika sampai kamu pingsan nanti,"
Asa semakin merinding ketika lidah si tampan sudah masuk kedalam lubang indahnya, lubang Asa berkedut sambil mendesah tak karuan ketika benda kenyal Bagas bermain disana.
"Mashh ahhs adekhh basahhh," racau Asa tak karuan.
Bagas lantas memasukan jarinya, jari pertama mampu membuat Asa melenguh.
"Auhhh mashhh ahhh,"
Jari kedua masuk bersama dengan jari pertama yang ikut bergerak menyobek lubang yang sama sekali belum terjamah itu.
"Dek sempit banget, ini pertama bagi kamu?" tanya Bagas.
Asa mengangguk, air mata itu adalah tanda bagaimana Asa adalah seorang perawan yang siap untuk diperawanin.
"Izinkan mas masuk untuk menjadi pendamping selamanya buat kamu," ujar Bagas.
Chenle lantas mengangguk, mencengkram erat lengan si jangkung, untung ruangan Asa kedap suara.
"AHHH MAS BAGASHH SAKITH,"
Teriakan itu serta darah yang tiba-tiba mengucur disekitar lubang, menandakan sebuah kesakitan yang luar biasa.
Bayangkan saja benda besar panjang tiba-tiba masuk kedalam sebuah lubang sempit, terasa sengilu apa.
Bagas mencoba diam tak bergerak, berusaha menyelaraskan rasa sakit itu sebentar.
"Mashh bergeraklahh," itu suara si manis, mencoba Bagas untuk bergerak didalam sana.
Si jangkung hanya mengangguk, memperdalam penisnya untuk semakin masuk kedalam.
"Ah ah ah mashhhh hiks mashhh sakithhh hiks,"
Desahan itu sungguh membuat Jisung gila, lelaki itu bahkan semakin brutal menggerakkan kemaluannya didalam lubang Chenle, hingga tanpa sadar rasa sakit yang sedari tadi Chenle rasakan hilang.
Berganti menjadi sebuah rasa kenikmatan.
"Mashh adek ingin keluar," Chenle sudah tak kuat.
Cairan banyak itu menyembur dari penis kecil mungil si manis, banyak sekali hingga memenuhi perutnya, Jisung tersenyum melihat itu, Chenle lemas, sedangkan ia rasanya masih lama untuk keluar.
Rasanya Asa sudah ingin pingsan dan entah sudah keberapa anak itu mengalami ejakulasi, tapi Bagas malah baru ingin merasakan ejakulasi untuk yang pertama.
"Dek mashh ingin keluarhhh," racau Bagas, tapi sepertinya Asa sudah bodoamat, anak itu benar-benar sudah lelah.
//CROTTT...
Satu semburan datang bertubi-tubi, sepertinya Chenle tidak sadar jika saat ini Bagas keluar didalam.
.
Remang sang netra mulai mengusik kalbu mimpi, kilas sang surya yang sudah mulai bekerja mampu mengusik relung jiwa si manis.
Asa terbangun, melihat sekeliling nya, Bagas tidur dengan pelukan perat di pinggang miliknya, senyuman Chenle semburat memecah.
"Selamat pagi sayang,"
Oh ayolah apalagi ini, setelah Asa dikejutkan dengan panggilan Adek dari Bagas, sekarang panggilan itu berganti semakin intens menjadi sayang.
"Pagi juga mas, bangun yuk, sekarang sudah siang," racau Chenle mencium dagu tegas si jangkung.
"Mas adek laper, sebentar adek masak dulu, mas mandi yah," pinta Asa namun mendapat gelengan keras dari Bagas.
"No no no, adek cape ngga boleh masak, mas udah pesen makanan, sebentar lagi nyampe," titah Bagas lagi sambil mencium kening Asa.
Oh tuhan tolong biarkan lah ini kekal selamanya, Asa ingin diperlakukan seperti ini sampai tua bersama Bagas.
"I love you dek Asa," lanjut nya.
"Love you too mas," jawab Asa tak kalah gemas hingga mencubit puting hitam milik si jangkung.
"Eh jangan disenggol adeknya mas, nanti bangun lagi kamu mau tanggung jawab?"
Tidak tidak, Asa merinding melihat gundukan besar disebalik selimut itu, besar sekali, dan Asa setidaknya butuh tenaga dulu untuk mengisi dayanya sebelum bergulat dengan si adek laknat milik Bagas tersebut.
.
.
Tbc,
Jujur gwe paling males Ama siders, ngerusak mental author tau ngga sih kalian, kalian apa susahnya sih ngasih tanda bintang di tanda pojok kiri.
Aku juga mengatakan kalau itu opsional kalian, sekiranya kalau kalian suka tuh kasih apresiasi gitu, author juga manusia loh.
Pliss,
Sebel gue ihh, pen diewe mas Bagas deh jadinya 😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS BAGAS | CHENJI 🔞 ( PDF )
RomanceWiraga, Wirasa, dan Wirama terkadang mumpuni untuk dijadikan sebagai sandaran gejolak asmara yang nantinya akan diraih sebagai cikal bakal kehidupan dunia. Bagas Jisung Ferdiansyah si kulkas delapan pintu dengan kepingan es batu didalamnya yang rasa...
06. Bobo Bareng 🔞
Mulai dari awal