"Hentikan itu." Cassius mengerutkan dahi.
"Jadi, apakah Anda mau menjelaskan mengapa saya dikenal sebagai kekasih Anda sekarang? Dan apa-apaan mengenai pernyataan cinta, mengapa saya duluan yang menyatakan cinta pada Anda?" Nada suara Camery tajam, membuat Cassius diam-diam tertawa geli, melupakan kekesalannya pada Camery beberapa detik yang lalu.
"Baiklah, Nona Camery. Sebenarnya, aku hanya ingin memberi hukuman kecil padamu karena terlambat datang ke pestaku. Tidak ada yang tahu bahwa rupanya rumor itu akan menyebar seperti api di atas alkohol."
"Hanya itu saja, Yang Mulia?"
Cassius tersenyum. "Hanya itu saja." Cassius telah menyembunyikan satu hal megenai menarik pengaruh Clairemont ke sisinya.
"Lelucon Anda sama sekali tidak lucu."
"Maafkan aku, Nona Camery."
"Maaf Anda tidak akan menyelesaikan masalahnya."
"Namun, bukankah status ini bisa menjadi keuntungan untuk kita?"
Camery sedikit tertarik ketika mendengar kata "keuntungan" sehingga memutuskan untuk duduk tegak dan mendengarkan apa yang akan dikatakan bibir merah muda alami Cassius.
"Dengan berlindung di dalam status tersebut, kamu bisa keluar masuk istanaku tanpa membuat skandal. Kemudian, di sisimu, kamu bisa mendapatkan pengaruh putra mahkota—meski tidak akan banyak karena kamu tahu sendiri bahwa sebagian besar bangsawan akan mendukung Ryle dalam suksesi takhta, kemudian kita juga bisa keluar berdua untuk kasus pembunuhan tanpa dicurigai lebih banyak. Dan juga, karena aku dan kamu sama-sama tidak memiliki tunangan, bukankah ini adalah opsi yang bagus?"
"Yang Mulia, bukankah status itu hanya menguntungkan Anda?"
Cassius sedikit terlonjak. "Bukankah kamu akan mendapatkan pengaruh putra mahkota?"
"Pengaruh putra mahkota bahkan tidak seperempat di Kerajaan Embrose."
Cassius menahan ekspresinya agar tidak pecah. "Namun, bukankah sudah tugas kita berdua untuk menyebarkan pengaruhku? Jangan lupa, Nona Camery, janjimu adalah untuk membawaku menuju takhta."
Camery mendengus geli. "Terserah Anda saja. Lagipula, menjadi kekasih Anda tidak terlalu buruk juga. Saya yakin, saya akan mendapatkan keuntungan saya sendiri dengan menjadi kekasih Anda."
Cassius tersenyum puas.
"Jadi, kamu sudah menyimpulkan mengenai tersangka pembunuhan, bukan?" tanya Cassius dengan tenang.
"Tentu saja, Yang Mulia. Anda anggap saya ini apa?"
"Tentu sebagai seorang detektif profesional."
"Sebenarnya, saya sudah menyempitkan para tersangka menjadi beberapa orang saja."
"Seperti yang diharapkan darimu, Nona Camery."
Senyum puas timbul di bibir Camery. "Saya berdansa dengan Viscount Dorotti saat pertama kalinya. Kami mengobrol banyak dan tentu saja saya menanyakan beberapa hal."
"Misalnya?"
"Di mana Viscount Dorotti membeli budaknya?"
"Langsung ke pertanyaan sensitif?"
Camery tertawa. "Tentu, saya suka sekali melihat reaksinya yang terlihat begitu panik. Saya menyudutkannya beberapa kali dan akhirnya dia mau bicara di mana dia membeli budaknya."
"Di mana itu?"
"Katanya, dari sebuah pelelangan. Viscount menerima informasi pelelangan dari Pangeran."
KAMU SEDANG MEMBACA
END | Not Your Typical Protagonist
Historical Fiction"Ketika asa seumur hidup yang dilalui lewat jalur iblis rupanya hanyalah tipuan manis." Putra Mahkota Cassius Embrose menghadapi teror dari serangkaian pembunuhan misterius yang mengguncang kerajaannya. Untuk memecahkan kasus ini, Cassius bekerja sa...