"Yasudah hyung biar aku beli dulu."

"Ehh! Kita yang beli saja, Chan. Ada yang ingin ku beli juga." Jungwoo menarik lengan Johnny agar berdiri mengikutinya "Ayo, hyung."

Haechan menatap bingung tingkah hyungnya. Tak mau ambil pusing, ia pun memilih untuk berjalan ke kamar Mark. Sejujurnya ia juga bingung kenapa Mark bisa tiba-tiba sakit. Padahal terakhir mereka bertemu, keadaan pemuda Canada itu baik-baik saja.

Meski sempat merasa sedikit kesal karena kejadian kemarin, Haechan tetap merasa tidak tega melihat keadaan Mark. Wajahnya terlihat pucat dan dahinya juga tampak berkeringat.

Haechan menyentuh dahi Mark untuk memastikan panasnya "Shh, ini sih panas sekali."

Netra si manis bergulir memandang baju Mark yang terlihat basah oleh keringat. Apa aku harus menggantinya? Tapi..

"Ah sudahlah daripada semakin sakit." ucapnya

Dengan perlahan Haechan mencoba melepaskan kemeja yang Mark kenakan. Sedikit kesulitan saat hendak melepaskan lengan bajunya.

Grep.

Sontak Haechan kaget karena Mark yang tiba-tiba memegang tangannya "H-hyung.. aku hanya ingin mengganti bajumu yang basah oleh keringat." jelas Haechan

"Haechan?" panggil Mark dengan suara seraknya. Pemuda itu menyipitkan matanya mencoba memperjelas pandangannya yang sedikit buram.

Haechan menggangguk pelan "Ya, hyung. Ganti bajumu dulu ya?"

Alih-alih melepaskan genggamannya, Mark malah menarik tangan Haechan hingga si manis berada di bawah kungkungannya. Menatap dalam dua netra hitam yang selalu menghipnotisnya. Pandangannya jatuh ke bibir plum milik Haechan. Ah.. rasanya demam membuat pikiran Mark jadi tidak benar. Ia ingin sekali merasakan bibir itu. Perlahan Mark mendekatkan wajahnya pada Haechan.

"A-apa yang kau lakukan hyung?" tanya Haechan panik. Jujur saja saat ini jantungnya menjadi berdetak tidak karuan.

Bruk.

Tubuh Mark jatuh begitu saja menindih Haechan. Manik tajamnya kembali terpejam dan dengkuran halus kembali terdengar. Rupanya Mark kembali tertidur. Haechan segera menggeser tubuh Mark ke samping. Ia lalu bangun dan menghela nafas lega. Untung saja tindakan Mark terhenti.

Setelah berhasil mengganti kaos Mark, Haechan memutuskan untuk menunggu di ruang tengah.

Tak lama Johnny dan Jungwoo datang membawa beberapa belanjaan dari supermarket. Haechan langsung saja mengambil nasinya dan mulai membuatkan bubur untuk Mark.

"Ini buburnya, hyung."

Johnny yang disodori semangkuk bubur pun mengernyitkan dahinya bingung "Buatku?" tanyanya sembari menunjuk dirinya sendiri

"Bukan, hyung. Ini untuk Mark hyung. Tolong hyung saja ya yang menyuapinya." pinta Haechan

Johnny menggeleng horror. Biar bagaimanapun rasanya aneh sekali menyuapi dominan lain. "Kau saja, Chan."

Haechan menghela nafasnya. Berganti menatap Jungwoo bermaksud menyuruh hyungnya itu.

"Eyyy, aku ini tidak berbakat mengurus orang. Nanti Mark malah mati tersedak bagaimana?" elaknya

Lagi-lagi Haechan harus sabar. Dua hyungnya ini ternyata tidak berguna. Mau tak mau ia yang harus menyuapi Mark.

Sejak kejadian tadi, jujur saja Haechan jadi tidak bisa berdekatan dengan Mark. Perasaan aneh terus saja muncul tiap memikirkan apa yang akan Mark lakukan padanya tadi. Membuat Haechan jadi malu sendiri.

Mempersiapkan mentalnya, Haechan duduk di bangku sebelah ranjang. "Hyung, bangun makan dulu." ucapnya sembari menepuk pelan bahu Mark

Dahi Mark mengernyit. Perlahan ia mencoba membuka kelopak matanya. Saat melihat wajah manis Haechan, ia pun mencoba bangkit dari tidurnya.

"Pelan-pelan hyung." Haechan membantu Mark yang terlihat kesusahan untuk bangun. Ia lalu membantu pemuda itu menyandarkan punggungnya pada headboard ranjang. Lalu mulai menyuapinya dengan telaten.

"Haechan.." ucap Mark memecah keheningan

"Y-ya?"

"Soal kemarin ak—"

"Tak apa, hyung. Lagipula dirimu sudah berjanji lebih dulu dengan Yuta hyung." potong Haechan. Pikirnya sudah cukup, ia tidak ingin tersakiti lebih jauh dengan perkataan yang akan Mark ucapkan nanti. Entah mengapa semakin Mark mencoba menjelaskan, itu hanya membuat Haechan merasa semakin muak.

Padahal aku menyusulmu, Chan..batin Mark

"Mianhae.." ucap Mark pada akhirnya

Haechan hanya membalas dengan deheman dan mengangguk. Setelahnya keheningan kembali menyapa keduanya.

"Haechan kenapa disini? Tidak ikut hyungdeul?" tanya Mark memecah keheningan

"Jadwalku sore, hyung. Manajer menyuruh untuk menemanimu dulu." jawab Haechan "Lagipula ada Jungwoo dan Johnny hyung di bawah."

Mark mengangguk-angguk mengerti.

"Kenapa.. bisa sakit?" tanya Haechan pada akhirnya

Mendengar pertanyaan Haechan, seketika Mark tersenyum cerah. "Kau khawatir ya sama hyung?"

Haechan menghentikan tangannya yang hendak menyuapi Mark. Wajahnya langsung memerah begitu saja.

"H-hanya bertanya."

Mark terkekeh geli. "Iya iya. Hyung sedikit kehujanan kemarin dan lupa tidak berganti baju karena terlalu mengantuk."

"Kau ceroboh sekali, hyung." ucapnya sembari menyuapi Mark kembali

Mark hanya tertawa pelan. Lalu kembali memandangi si manis yang tengah menyuapinya kembali.

To be continued~


Halooo, maaf banget suka lama updatenya huhu. Ini draft udah lama banget aslinya, tapi aku tunda up soalnya aku pengen selesain dulu ini buku, baru nanti tinggal upload aja. Biar engga ngegantungin reader juga gituu, tapi ternyata niat menulisku masih mood mood an lagi ini ㅠㅠ jadi sementara aku up satu dulu aja yaaa, soalnya yang terakhir kemarin menggantung. Nanti kalau udah bisa lancar nulis aku up lagi deh ^^

Sekali lagi maaf yaaa ㅠㅠ

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 18, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

 #marksadboy🤣🤣🤣 aku suka banget cerita ini kak... ngga kayak cerita markhyuck yang biasanya, lanjut kak... semangat 💪🏻💪🏻💪🏻

7bl lalu

Once upon an usTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang