clrl . giyuu

Mulai dari awal
                                    

Sebenarnya Giyuu mau ngakak gitu liatnya gabut banget, random pulak.





“Nggak nyampe,” [Name] menurunkan tangannya. Mereka melihat kearah Giyuu yang lagi bingung. Kenapa melihat dah?

“....” mereka bertiga terdiam.





“Giyuu, Sanemi, nggak usah dipaksain—” [Name] yang panik melihat mereka berusaha ambil tuh buah. Sekarang Giyuu yang ternistakan, harus nggendong Sanemi di pundak yang terus marah-marah.

Kaburamaru : ini orang orang gila pada ngapa dah.






“GESER DIKIT DAH!!” menjambaki Giyuu setiap saat. “Jinjit woe!”

Dan, Giyuu yang ujung-ujungnya jinjit nggak kuat, mereka oleng. Jadi jatuh bedebam dengan konyol.

Jika Shinobu melihat ini dipastikan dia akan tertawa terpingkal-pingkal melihatnya.






“Sudahlah, kalian berdua.. Nggak usah dipaksakan,” [Name] sweatdrop. Mereka berdua ini keras kepala sekali.

“Hei~ kalian ngapain?” tanya om Tengen yang lagi jalan dengan sok ganteng seperti biasa. Lalu dia melihat persik yang tergantung itu. “....” Tengen melompat. Lalu mendapatkan buah itu dalam sekejap.

“Kalian mau ambil ginian!? Wkakakakak!!” tawa Tengen laknat. Membuat Sanemi yang sekarang sedang menyalahkan Giyuu makin menyalahkannya.





Sanemi mendengus. “Kita mau makan kok.” “Oh, di warung biasanya?” tanya Tengen lagi. Sanemi dan Giyuu mengangguk.

Tengen nyengir. “Warungnya tutup, ayo kita makan di rumah kupu-kupu saja, kebetulan 3 istriku membawa makanan enak kesana!”






“Oh,” sahut Giyuu datar. Tengen sedikit kesal. Ia langsung merangkul Giyuu dan Sanemi. “Kalian kenapa sih? Kita kan temen—”






“IEEEEEH MENJAUH LU!!” Sanemi sudah mendorong Tengen dengan muka muka jijik. Sementara Giyuu cuma pasrah dipeluk-peluk.

“[Name]-sama, anda harus menjauh dari ini pedo, oke?” Sanemi berjongkok di depan [Name] dengan tatapan serius. Membuat gadis itu justru tertawa melihatnya.








Kini mereka sampai di mansion kupu-kupu. “HEYYY!!” sapa Tengen dengan norak nan tidak estetok. 3 istrinya juga datang bawa rantang. “Nezuko-chan!” Suma memeluk Nezuko.

“Kamu hebat loh bocah” Tengen ngelus-elus rambut Tanjiro yang hahahehe.

[Name] dan duo pilar itu bukannya jenguk, mereka auto ke dapur. “Pe!” mereka bertiga mendobrak fusuma dengan estetok. Membuat Aoi yang lagi bikin onigiri berseru kaget.

“K— kalian!!!” Aoi berteriak. “Jangan berisik! Banyak orang yang sedang sakit,” “IH GIYUU, LU SIH!!” Sanemi tidak merealisasikan fakta.








Giyuu jadi pelampiasan materi. Kasihan.

‘Anda yang sebenarnya ribut itu,’ Aoi gemes, pengen nendang. ‘Lagian Tomioka-sama dan [Name]-sama kena virus apaan sih kok bisa klop sengklek seperti ini gara-gara nih pilar ubanan!’






“Aniki! Jangan berisik di tempat orang sakit! Pulang aja sana! Malu-maluin!!”

“Berisik kau, Genya! Huahahaha!” Sanemi sudah hepi-hepi. Ia merampok banyak makanan dari dapur. Giyuu dan [Name] hanya nunduk nyalamin tiap orang yang lewat. “Permisi, maaf.”











Sekarang mereka asik makan di emper rumah. “...” makan tanpa bicara adalah kebiasaan Giyuu, yang sebenarnya dia nggak pernah bicara kalau ngapa-ngapain, sedangkan Sanemi terlalu berflower-flower memakan Ohagi, jadi dia tenggelam dengan dunianya sendiri.

Colorful | Demon SlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang