Anda Tidak Istimewa

Mulai dari awal
                                    

Namun bergantilah generasi berikutnya, dan terbacalah sebuah data yang berkata: tidak ada dari kita yang istimewa. Ternyata, sekadar merasa bahagia atas diri Anda sendiri tidak berarti apa-apa, kecuali jika Anda memiliki satu alasan yang bagus untuk merasa bahagia atas diri Anda sendiri. Pada kenyataannya, kemalangan dan kegagalan sungguh berguna dan bahkan diperlukan untuk membangun seseorang menjadi orang dewasa yang tangguh dan sukses. Faktanya, mengajar orang untuk meyakini bahwa mereka istimewa dan merasa baik tentang diri mereka sendiri dengan alasan apa pun tidak lantas menjadikan mereka suatu populasi yang penuh dengan Bill Gates dan Martin Luther King. Ini justru menciptakan satu populasi penuh dengan pria seperti Jimmy.

Jimmy, sang pendiri perusahaan yang terbuai delusinya sendiri, yang menghisap ganja setiap hari dan tidak memiliki ketrampilan menjual yang nyata selain berbicara pada dirinya sendiri dan meyakini Jimmy, tipe pria yang meneriaki rekan kerjanya dengan alasan "kurang dewasa," dan kemudian menggunakan kartu kredit perusahaan hingga batas maksimal di Le Bernardin demi membuat beberapa model Rusia terkesan. Jimmy, yang dalam waktu singkat dijauhi bibi dan pamannya karena terus meminjam uang.

Ya, dialah Jimmy yang percaya diri dan memiliki penghargaan diri yang tinggi. Jimmy yang menghabiskan banyak waktunya untuk
berbicara mengenai betapa baiknya dia sehingga dia lupa untuk benar-benar melakukan sesuatu.

Yang menjadi masalah dengan gerakan peningkatan penghargaan diri ini adalah bahwa ukuran yang digunakan berdasar pada seberapa positif orang melihat diri mereka sendiri. Namun ukuran yang benar dan akurat untuk penghargaan diri seseorang sesungguhnya terletak pada bagaimana orang tersebut memahami aspek negatif dari diri mereka sendiri. Jika seseorang seperti Jimmy merasa sungguh baik selama 99,9 persen dalam hidupnya, meskipun hidupnya hancur berantakan di sekelilingnya, lalu bagaimana itu bisa menjadi alat ukur yang valid untuk sebuah hidup yang sukses dan bahagia?

Jimmy merasa istimewa, itu saja. Dia merasa seakan-akan layak mendapatkan hal-hal baik tanpa berusaha. Dia percaya diri, bisa menjadi kaya tanpa harus bekerja. Dia percaya diri, dapat disukai dan menjalin hubungan yang baik tanpa pernah membantu seorang pun. Dia percaya diri, berhak memiliki suatu gaya hidup yang luar biasa tanpa pernah mengorbankan apa pun.

Orang-orang seperti Jimmy begitu terpaku pada perasaan nyaman karena berhasil mengelabui diri mereka sendiri hingga yakin bahwa mereka sedang menyelesaikan hal-hal yang besar bahkan ketika mereka tidak melakukannya. Mereka yakin, mereka adalah pembawa acara yang brilian di atas panggung padahal mereka sedang membodohi diri mereka sendiri. Mereka menyebut diri mereka motivator dan menggalang dana untuk membantu sesama, walau masih berumur 25 tahun dan belum pernah melakukan hal mendasar apa pun dalam kehidupan mereka.

Orang-orang tersebut menampilkan sebuah kepercayaan diri di level delusional. Kepercayaan diri semacam ini bisa menarik orang lain, setidaknya untuk sementara waktu. Dalam beberapa contoh, orang-orang dengan tingkat kepercayaan diri seperti ini dapat menulari dan membantu orang-orang di sekitarnya merasa lebih percaya diri juga. Di luar dari semua tipuan Jimmy, saya harus mengakui bahwa kadang menyenangkan bergaul dengannya. Anda akan merasa tidak bisa dikalahkan saat berada di dekatnya.

Namun yang menjadi persoalan dengan model kepercayaan diri semacam ini adalah bahwa ini membuat mereka perlu selalu merasa bahagia atas diri mereka sendiri, walau harus membuat orang-orang di sekitarnya terganggu. Dan karena orang-orang yang seperti itu selalu harus merasa bahagia atas dirinya sendiri, mereka akhirnya menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk berpikir tentang diri mereka sendiri. Padahal di luar semua itu, di butuhkan energi dan usaha yang besar untuk meyakinkan diri Anda sendiri bahwa tahi yang Anda keluarkan tidak bau busuk, apalagi jika Anda benar-benar tinggal di sebuah kakus.

Begitu orang-orang macam ini mengembangkan pola pikir yang secara konstan menafsirkan segala yang terjadi di sekitar mereka melulu untuk membuat mereka makin jemawa, akan supersulit rasanya untuk menghentikan itu. Setiap ajakan untuk menggunakan akal sehat hanya dipandang sebagai "ancaman" terhadap superioritas mereka dari pihak lain yang mereka anggap "tidak dapat mengimbangi" kepintaran/bakat/kegantengan/ke suksesan mereka.

Apa yang diyakini Jimmy dan orang-orang sepertinya membuat mereka diselubungi semacam gelembung narsistik, membelokkan apa saja, dengan cara tertentu, demi semakin meneguhkan dirinya.

Orang-orang yang merasa seperti ini memandang setiap kejadian dalam hidup mereka entah sebagai suatu peneguhan, atau ancaman, terhadap keagungan mereka sendiri. Jika suatu hal yang baik terjadi kepada mereka, itu karena perbuatan mereka. Jika suatu hal buruk terjadi kepada mereka, itu karena seseorang cemburu dan mencoba untuk membuat mereka terlihat buruk. Orang-orang istimewa ini bebal. Mereka menyesatkan diri sendiri dengan masuk ke dalam apa pun yang bisa memuaskan rasa superioritas mereka. Mereka mempertahankan pandangan mental mereka di atas segalanya, bahkan jika kadang itu menuntut mereka bersikap kasar secara fisik atau emosional terhadap orang-orang di sekitar mereka.

Meyakinkan diri sebagai makhluk yang spesial, merupakan sebuah strategi yang gagal. Ini hanya membuat Anda "tinggi"/nge-fly. Tapi, itu bukan kebahagiaan.

Pengukuran yang benar tentang penghargaan-diri seseorang bu- kan pada bagaimana seseorang merasakan pengalaman positifnya, namun lebih pada bagaimana dia merasakan pengalaman negatif. nya. Seseorang seperti Jimmy bersembunyi dari permasalahannya dengan mengarang kesuksesannya sendiri di setiap kesempatan. Dan karena dia tidak bisa menghadapi masalahnya, entah sebaik apa dia menilai dirinya sendiri, ia menjadi lemah.

Seseorang yang benar-benar memiliki penghargaan diri yang tinggi mampu melihat bagian negatif dari pribadinya secara blak-blakan "Ya, kadang saya tidak bertanggung jawab soal uang," "Benar, kadang saya melebih-lebihkan kesuksesan saya sendiri," "Ya, saya terlalu bersandar kepada orang lain dan seharusnya saya lebih mandiri" kemudian bertindak untuk memperbaikinya. Namun orang yang keblinger dengan dirinya sendiri, karena mereka tidak mampu mengakui masalah mereka sendiri secara terbuka dan jujur, justru tidak bisa memperbaiki hidup mereka dengan cara yang tahan lama atau bermakna. Mereka semakin tertinggal kare- na mengejar hal yang bertambah tinggi dan mengakumulasi tingkat penyangkalan yang semakin besar.

Namun pada akhirnya, kenyataan akan menghantam Anda, dan masalah-masalah yang mendasar akan menampakkan dirinya lagi, kali ini dengan lebih jernih. Ini hanya perkara kapan, dan seberapa sakit itu nantinya.

Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat(terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang