kita sebut hari itu bagian pertama

6 0 0
                                    

hari dimana aku sedang pasrah pasrahnya mencari sebab kehampaan dari tiap perasaan yang ada & kulihat kamu seperti sedang bertahan dari sepi sendiri.

dibagian yang kita tunjuk sebagai bagian nol ,aku tersadar akan hari dimana aku meninggalkanmu didepan studio film pertama yang kita tonton "sabtu bersama bapak" bagiku film ini merupakan salah satu film terbaik sepanjang masa ,satu satunya film yang selalu aku puja hanya berdasarkan karakter bapak yang diperankan abimana . kita sependapat kalau sosok bapak yang seperti itulah yang amat kita dambakan.terlintas dibenakku ,ternyata kita sudah memiliki kesukaan bersama jauh sebelum bagian pertama.hingga aku terus merasa bersalah saat aku lupa akan detil dihari itu,dan perihal aku yang meninggalkanmu atau kamu yang meninggalkanku.

kita sepakat berdamai dan tidak mempermasalahkan soal siapa dan mengapa ada perpisahan di bagian nol.

aku kembali menemukanmu , setelah sekian lama dirimu memberikan sinyal sinyal seperti menandakan permohonan untuk diselamatkan .maafkan aku ,saat itu aku hanya manusia setengah robot yang minim akan kepekaan .

dibagian pertama kutemui hal janggal di dirimu saat kita berada di tempat makan bernuansa kuning kesukaanku,dan tertanam amat banyak pertanyaan akan hal itu  hingga kita hindari sampai kita lanjut menonton film kesukaanku "john wick 4" saat film diputar ,sesekali kulihat raut wajahmu yang ketakutan akan adegan yang penuh darah dan berulang aku bertanya kepadmu  ,masih amankah mengingat durasi film yang hampir genap 3 jam . selesai menonton kita keluar xxi dan aku terus terusan bertanya"kamu kepingin makan apa ?" karena aku tahu kamu belum memakan burger seludupan yang aku beli di tempat makan bernuansa kuning tadi. banyak tempat yang aku tunjuk namun kamu semakin menjawab tidak ,tiba tiba kamu genggam tanganku erat seakan menuntunku ketempat yang paling kamu mau.ya tempat itu kita sebut tempat gelap yang dimana jujur aku baru pertama kali mendatangi tempat seperti itu karena aku selalu tidak suka dengan tempat yang penuh dengan stigma negatif dikepalaku, tapi kamu berai soal hal hal yang ada dikepalaku itu hanya dengan perkataan "kamu gak pernah ketempat begini yaa?" seakan kamu tau isi kepalaku dan semua stigma itu ,dan semalaman suntuk kamu buktikan bahwa tempat ini aman dan tidak semua stigma yang ada dikepalaku itu benar . sepanjang malam itupun aku terus terusan bertanya soal kenapa bisa setidak suka itu terhadap tempat makan bernuansa kuning kesukaanku?tidak kutemukan jawaban hingga bagian pertama pun selesai dengan perasaan nyaman dan aku terus merasakan kalau hari itu terasa terlalu singkat dan terasa kurang seakan aku menolak kenyataan bahwa malam itu harus berakhir .

"dua yang pertama"Where stories live. Discover now